JAKARTA, KOMPAS — Setiap tahunnya, warga berbondong-bondong mudik saat Lebaran dan meninggalkan rumah dalam jangka waktu yang cukup lama. Berkaitan dengan hal itu, warga diimbau lebih cermat dan tidak tergesa-gesa sebelum mudik agar rumah tetap aman dari kejahatan ataupun kebakaran.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Argo Yuwono di Jakarta, Jumat (31/5/2019), mengatakan, pemangku kepentingan terkait memang menjamin keamanan dan kenyamanan warga selama mudik. Akan tetapi, tidak ada salahnya jika warga juga turut serta dalam mewujudkan hal tersebut.
Kepolisian Daerah Metro Jaya menyiapkan 6.226 personel untuk pengamanan Jakarta selama masa mudik dan balik Lebaran. Pengamanan di dalam kota fokus pada kasus kriminalitas.
”Kriminalitas tetap jadi sorotan. Mustahil jika tidak ada tindak kriminalitas di perkotaan. Pencurian di rumah kosong jadi salah satu tindak kriminalitas yang diwaspadai. Untuk pencegahan, polisi mengandalkan kegiatan patroli rutin yang berlangsung sepuluh hari, mulai Kamis (30/5/2019),” tutur Argo.
Patroli tersebut dilakukan secara dialogis kepada warga di sejumlah wilayah Jakarta. Warga diimbau melapor kepada pengurus RT atau petugas keamanan setempat agar rumah yang kosong karena ditinggal mudik dapat dipetakan polisi.
Menurut Argo, salah satu modus yang sering terjadi adalah pelaku pencurian menyamar sebagai kurir antarbarang. Dengan cara ini, mereka bisa masuk ke rumah yang kosong karena ditinggal pemiliknya yang mudik.
Oleh karena itu, keamanan rumah harus diperhatikan dengan baik dan benar. Pertama, pastikan rumah telah terkunci dengan baik dan tertutup dengan rapat.
Kedua, cermat menyimpan barang berharga, seperti perhiasan, barang elektronik, dan uang tunai. Barang tersebut dapat disimpan dalam brankas ataupun tempat yang berbeda-beda.
Ketiga, pasang kamera pemantau (closed circuit television/CCTV). CCTV berguna untuk merekam serta mengulang kejadian selama rumah ditinggalkan. CCTV juga berguna untuk keamanan sehari-hari dan menakuti pelaku kejahatan.
Keempat, mengecoh pelaku kejahatan dengan menyalakan salah satu lampu, baik di sisi depan atau salah satu kamar. Ini bertujuan agar seperti ada orang di dalam rumah.
Selain itu, mengecoh pelaku kejahatan dengan membiarkan sepatu atau sandal berada di depan pintu rumah. Sepatu atau sandal juga membuat seperti ada orang di dalam rumah sehingga pelaku kejahatan mengurungkan niat jahatnya.
Kelima, saling koordinasi dengan pengurus RT/RW ataupun petugas keamanan lingkungan agar saling mengetahui rumah yang akan ditinggal mudik. Ini bertujuan agar dapat saling memperhatikan rumah-rumah tersebut.
Siaga
Sementara Pelaksana Tugas Kepala Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Subejo memastikan anggota pemadam kebakaran selalu siaga 24 jam. Akan tetapi, warga dapat meminimalkan terjadinya kebakaran di lingkungan rumah ketika mudik.
”Kalau ada tetangga yang tidak pulang, titipkan rumah untuk diawasi. Pastikan AC, kulkas, dan semua peralatan listrik dicabut kalau tidak perlu. Ada pengecualian untuk lampu depan rumah,” kata Subejo.
Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta juga menempatkan unit di pusat-pusat keramaian dan kontak darurat 112.
Kepala Bidang Operasional Pemadam Kebakarar Kota Bekasi Paminto menambahkan, pastikan kompor gas ataupun kompor minyak telah padam dan laporkan perjalanan mudik kepada pengurus RT/RW dan lainnya serta tinggalkan nomor kontak yang dapat dihubungi sewaktu-waktu.
”Mudik Lebaran nyaman, rumah aman, Anda pun tenang,” ujar Paminto.
Sementara itu, dalam upaya menekan angka kriminalitas, Camat Pademangan Mumu Mujtahid menuturkan sudah mulai mendata rumah-rumah warga yang ditinggal mudik. Hal ini dilakukan agar memudahkan petugas untuk memantau dan mengawasi lokasi perumahan.
”Kami dari tingkat kecamatan, kelurahan, hingga RT dan RW sudah berkoordinasi. Salah satunya meminta warga yang mudik untuk menitipkan kendaraan, baik motor maupun mobil, di kantor-kantor kelurahan setempat dan kantor kecamatan. Hal ini dinilai aman daripada meninggalkan kendaraan di rumah,” tutur Mumu.
Selain itu, pengamanan khusus juga dilakukan di Pademangan Timur. Mumu mengatakan, daerah tersebut rawan tindak kriminal pencurian motor. ”Sebagai tindakan awal, kami sudah mengingatkan warga untuk saling menjaga dan tetap waspada. Baik itu waspada terhadap pencurian kendaraan maupun memperhatikan penggunaan listrik dan kompor gas,” ujarnya.
Rulianto (46), warga yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung, Manggarai, Jakarta Selatan, mengatakan, sudah 6 tahun termasuk tahun 2019 tidak dapat pulang ke kampung halamannya di Sidoarjo karena tidak mempunyai uang lebih untuk membeli tiket.
Ayah tiga anak ini lebih memilih Lebaran di Jakarta sekaligus membantu keamanan di lingkungan tempatnya tinggal. Ia mengatakan, pengurus kelurahan dan RT/RW sering meminta bantuannya untuk menjadi petugas keamanan dadakan.
Kebiasaan warga di sini, motor tidak pernah dimasukan karena rumah yang sempit sehingga parkir sepeda motor di luar. ”Salah satu tugas saya bersama warga lainnya yang tidak mudik, menjaga kampung ini. Kami sering ronda malam, memastikan keamanan saja karena pernah rumahnya dibobol maling dan motornya dibawa kabur saat libur Lebaran,” tuturnya. (STEFANUS ATO/WISNU WARDHANA DHANI)