JAKARTA, KOMPAS - Dua transportasi umum berbasis rel yang dibangun di wilayah DKI Jakarta tengah memasuki proses selanjutnya. Depo untuk MRT Jakarta akhirnya diputuskan di Ancol Barat sehingga trase bertambah 5,2 km dan PT MRT Jakarta segera menyiapkan studi kelayakan atau feasibility study nya.
William P. Sabandar, Direktur Utama PT MRT Jakarta dalam acara bulanan Forum Jurnalis MRT, Rabu (29/05/2019) menjelaskan, lokasi depo MRT Jakarta fase II sudah diputuskan di Ancol Barat. Keputusan itu diambil dalam rapat pimpinan Pemprov DKI Jakarta.
William P. Sabandar, Direktur Utama PT MRT Jakarta dalam acara bulanan Forum Jurnalis MRT, Rabu (29/05/2019) menjelaskan, lokasi depo MRT Jakarta fase II sudah diputuskan di Ancol Barat. Keputusan itu diambil dalam rapat pimpinan Pemprov DKI Jakarta.
Seperti diketahui, untuk depo ini sempat tidak jelas karena masalah ketersediaan lahan. Kalau berdasarkan studi kelayakan yang dibuat dulu, depo fase II yang berawal dari Sarinah, akan berakhir di area lahan milik PT KAI di Stasiun Kampung Bandan.
Tapi ternyata lahan seluas 10 hektar yang akan dipergunakan masih dikerjasamakan dengan pihak lain sehingga PT KAI masih perlu menyelesaikan. Lalu depo diputuskan pindah ke Stasion BMW di Jakarta Utara. Namun lagi-lagi lahan tidak bisa dipakai.
Akhirnya pihak MRT Jakarta melakukan kajian dan ditemukan lahan yang pas untuk depo ada di Ancol Barat. Ada lahan idle milik satu perusahaan swasta. Dan itu menjadi tugas Pemprov DKI nantinya untuk bisa membebaskan lahan tersebut. Untuk keperluan depo lahan yang diperlukan seluas 10 hektar.
Dengan begitu trase fase II MRT Jakarta dipastikan bertambah panjang sekitar 5,2 km sehingga panjang total jalur MRT fase II sepanjang 13 km. Adapun dari Kota ke Ancol Barat akan ada tambahan empat stasiun baru, yaitu Mangga Dua, Gunung Sahari, Ancol, dan Ancol Barat.
Setelah penetapan depo fase II, lanjut William, yang akan dikerjakan selanjutnya, Pemprov DKI akan melaporkan penetapan perubahan depo dari Kampung Bandan ke Ancol Barat itu ke Kementrian Perhubungan, Bappenas, dan Kementrian Keuangan.
Adapun MRT Jakarta selanjutnya adalah melakukan feasibility study trase ke Ancol Barat itu. MRT Jakarta akan menugaskan konsultan untuk melakukan feasibility study itu dan ditargetkan bisa rampung tahun ini.
Hasil dari feasibility study itu akan menjadi dasar bagi pemerintah pusat mengajukan perubahan trase juga penambahan panjang jalur kepada Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA). Apabila perubahan itu menimbulkan perubahan penambahan biaya, JICA akan mengirimkan kembali misi pengumpulan fakta ke Indonesia. Proses yang sama seperti yang mengawali pinjaman fase II dimungkinkan terjadi.
Penetapan lokasi depo bagi fase II adalah hal penting. Karena supaya headway atau jarak antarkereta MRT bisa dijaga di jarak 3 menit sekali, perlu ada tambahan 15 rangkaian kereta lagi. Itu artinya depo kedua akan menjadi lokasi yang diperlukan bagi 15 set kereta baru itu, melengkapi depo Lebak Bulus yang saat ini sudah menjadi area parkir dan pemeliharaan perawatan 16 set kereta yang sudah ada saat selesai jam operasional.
Silvia Halim, Direktur Konstruksi PT MRT Jakarta dalam kesempatan tersebut menjelaskan, untuk proses fase II, saat ini sudah mulai. Paket 200 yang adalah untuk pembangunan gardu induk (RSS) Monas sudah dimulai. Adapun untuk paket kontrak 201, 202, dan 203 sedang dalam proses lelang.
Targetnya tahun ini proses lelang bisa selesai. Sehingga pada 2020 proses konstruksi bisa dimulai.
LRT Jakarta
Sementara secara terpisah, LRT Jakarta akan mengurus izin perpanjangan atau modifikase trase. Trase awal untuk LRT Jakarta adalah Wisma Atlet Kemayoran - Velodrome. Namun pembangunan yang dilakukan adalah dari Kelapa Gading ke Velodrome sepanjang 5,8 km.
Iwan Takwin, Direktur Proyek LRT Jakarta PT Jakarta Propertindo menjelaskan, trase yang sudah terbangun itu akan diperpanjang sampai ke Kemayoran dengan membelok melewati Jakarta International Stadium atau Stadion BMW. LRT Jakarta saat ini tengah berupaya mengurus izin dari rute yang ditambahkan yang melewati stadion BMW itu.
"Sekarang sedang proses feasibility study dan penyusunan rancangan teknis dasar atau basic engineering design dari rute tambahan itu. Hasilnya nanti menjadi dasar pengajuan izin ke Kemenhub," jelas Iwan Takwin.
Awalnya Kemenhub menyetujui pembangunan LRT Jakarta dengan trase Wisma Atlet Kemayoran - Velodrome. Namun pembangunan baru dilakukan dari Velodrome ke Kelapa Gading.
Dalam perkembangan, sejalan proses pembangunan Stadion Internasional di lahan BMW, PT LRT Jakarta bermaksud membangun LRT fase 2 dengan dibelokkan ke stadion.