Kapal Dihantam Ombak, Tiga Nelayan Bertahan di Laut Selama Dua Hari
Tiga nelayan asal Wangiwangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, ditemukan selamat oleh tim SAR setempat setelah terombang-ambing di lautan selama dua hari. Sebelumnya, gelombang tinggi menghantam kapal mereka hingga terbalik dan tenggelam di sekitar perairan Ereke, Buton Utara.
Oleh
SAIFUL RIJAL YUNUS
·2 menit baca
KENDARI, KOMPAS — Tiga nelayan asal Wangiwangi, Wakatobi, Sulawesi Tenggara, ditemukan selamat oleh tim SAR setempat setelah terombang-ambing di lautan selama dua hari. Sebelumnya, gelombang tinggi menghantam kapal mereka hingga terbalik dan tenggelam di sekitar perairan Ereke, Buton Utara.
Tiga nelayan tersebut adalah Mustakim (32), La Ndou (25), dan Rafi (19). Ketiganya adalah nelayan asal Wanci, Wakatobi, yang sedang melaut untuk mencari ikan di perairan Ereke sejak Rabu (29/5/2019) pagi.
”Mereka melaut sejak dua hari lalu. Kami mendapat laporan dari masyarakat pada Kamis sore jika ada rekan mereka yang belum pulang dari mencari ikan. Kami lalu menerjunkan tim untuk mencari mereka,” kata Kepala Basarnas Kendari Djunaidi, Jumat (31/5/2019).
Kami mendapat laporan dari masyarakat pada Kamis sore jika ada rekan mereka yang belum pulang dari mencari ikan.
Setelah melakukan pencarian selama beberapa jam, kata Djunaidi, ketiga korban ditemukan selamat sekitar pukul 03.00. Meski selamat, kondisi korban mulai terserang hipotermia ringan, juga ada yang trauma. Ketiganya lalu dibawa ke Pelabuhan Wanci untuk pemeriksaan lanjutan dan diserahkan ke keluarga.
Berdasarkan pengakuan ketiga korban, ombak tinggi menghantam kapal mereka setelah melaut sejauh 23 mil, tepatnya di sekitar perairan Ereke. Ketinggian gelombang sekitar 3 meter.
Tidak mampu menahan hantaman, kapal jenis long boat itu pun terbalik dan tenggelam. Beruntung ketiganya sempat menyelamatkan diri dan loncat ke sampan yang tidak tenggelam.
Sejak itu, mereka bertahan di sampan kecil di tengah lautan luas. Hujan deras dan angin kencang membuat situasi semakin kacau. Terlebih, sampan itu tidak muat untuk tiga orang saat ombak mulai tinggi.
”Mereka kadang bergantian di atas sampan. Dua orang di atas, satu yang berenang. Begitu sampai mereka ditemukan, mencoba bertahan sekuat tenaga,” kata Wahyudi dari Humas Basarnas Kendari.
Oleh karena itu, menurut Wahyudi, saat ditemukan, kondisi ketiga korban kelaparan dan kehausan. Selama hampir dua hari, mereka menahan lapar dan haus di tengah lautan luas dan terus dihantam gelombang.
Gelombang tinggi menjadi salah satu ancaman pelayaran di sekitar Kendari selama musim hujan. BMKG Kendari, misalnya, telah memberi peringatan gelombang tinggi dan angin kencang di sejumlah wilayah.
Pada Jumat pagi, BMKG Kendari kembali merilis peringatan cuaca buruk. Gelombang dengan ketinggian 1,25 meter hingga 2,5 meter diperkirakan terjadi di perairan Baubau, Kendari, dan Teluk Tolo. Sementara itu, gelombang dengan ketinggian 2,5 meter hingga 4 meter berpotensi terjadi di perairan Wakatobi dan Laut Banda Timur, Sultra.