Kapolri: Jaga Suhu Politik Tetap Adem, Saatnya Bersalaman
Pada H-5 Hari Raya Idul Fitri atau Jumat (31/5/2019) tensi politik dinilai menurun. Karena itu, semakin mendekati hari raya, diharapkan ada komunikasi politik terbangun di antara para elite, yang akan berimbas pada situasi tenang di masyarakat.
Oleh
ADITYA PUTRA PERDANA
·2 menit baca
SEMARANG, KOMPAS - Kepala Polri Jenderal Tito Karnavian, pada jumpa pers di Pos Terpadu Gerbang Tol (GT) Kali Kangkung, Kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (31/5/2019) sore, mengatakan, polisi bersyukur karena situasi politik sudah cenderung mereda. Kondisi itu diharapkan terus terjaga. di antaranya karena upaya dari para elite politik yang menjaga suasana tenang.
"Kami berterima kasih kepada elite-elite politik. Dengan cooling down, komunikasi politik bisa dibangun di bulan yang baik. Lebaran waktunya bersalaman dan bermaaf-maafan," ujar Tito, yang didampingi Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Kesehatan Nila Moeloek, dan Kepala Basarnas Marsekal Madya (TNI) Bagus Puruhito
Kunjungan Kepala Polri Jenderal (Pol) Tito Karnavian dalam rangka “Operasi Ketupat Lodaya 2019” di Pos Terpadu Cikopo Purwakarta, Jumat siang (31/5/2019). Dalam kesempatan tersebut, Tito didampingi oleh Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, dan Menteri Kesehatan Nila Djuwita F Moeloek.Tito pun mengimbau agar komunikasi politik terus dibangun dengan baik oleh para elite, hingga tensi politik terus menurun. "Dengan demikian, otomatis grass root (akar rumput) akan tenang. Masyarakat Indonesia tenang dan tidak terpecah," ucap Tito.
Salah satu potensi gangguan keamanan menjelang Hari Raya Idul Fitri yang terus diwaspadai ialah terorisme. Guna mengantisipasi itu, Tito menuturkan, pihaknya bersepakat dengan Panglima TNI untuk menerapkan sistem berjaga lebih dari satu petugas (buddy system).
Di lapangan, setiap polisi dan tentara yang berjaga selama masa mudik Lebaran 2019 (yang tak dilengkapi senjata) didampingi anggota lain yang bersenjata. "Kami ingatkan kepada para anggota untuk mewaspadai adanya potensi gangguan," kata Tito.
Ia menambahkan, potensi gangguan lain yang diwaspadai yakni gangguan konvensional seperti begal, khususnya di Sumatera. Pihaknya pun sudah mengingatkan Polda Lampung dan Sumatera Selatan. Selain memetakan, juga dibentuk tim Satgas antibegal.
Sementara itu, saat jumpa pers di Pos Terpadu Cikopo Purwakarta, Hadi Tjahjanto mengatakan, Mabes TNI akan menerjunkan sejumlah anggotanya. Ia memastikan tidak akan terjadi gangguan keamanan selama sinergi dilakukan bersama dengan kepolisian dan masyarakat.
Selain itu, tentara juga dikerahkan untuk berpatroli di sekitar permukiman warga. ”Kami menggelar kekuatan anggota di sepanjang jalan yang menjadi potensi titik rawan,” ujarnya. (Kompas.id, 31 Mei 2019).
Sebelumnya, pada apel gabungan di lapangan Pancasila, Kota Semarang, Selasa (28/5), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menuturkan, pihaknya betul-betul siap mengamankan masa mudik dan balik Lebaran 2019. Seluruh elemen bersiaga untuk melayani pemudik.
"Semua bersiaga, apakah itu di daerah bencana, titik-titik kemacetan, maupun dari sisi keamanan yang harus disiapkan. Mudah-mudahan masyarakat merasa ayem dan tenteram serta siap dilayani selama masa mudik dan balik Lebaran ini," ucap Ganjar.