Badan Nasional Penanggulangan (BNPB) bekerjasama dengan IndonesiaX menyelenggarakan kursus mengantisipasi bencana. Pelatihan yang bisa diikuti warga umum ini bertajuk "BNPB101 "Keluarga Siaga Bencana".
Oleh
Banu Astono
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bekerjasama dengan IndonesiaX menyelenggarakan kursus mengantisipasi bencana. Pelatihan yang bisa diikuti warga umum ini bertajuk "BNPB101 "Keluarga Siaga Bencana".
Kursus itu akan dimulai tepat pada Hari Kelahiran Pancasila 1 Juni 2019. Adapun pemandu kursus diisi para praktisi berpengalaman dari BNPB. Acara ini digelar untuk meminimalisir jumlah korban jika bencana terjadi.
Karena itu, pentingnya bagi warga untuk memahami pengetahuan tentang kebencanaan. Survei pada kejadian gempa bumi Hanshin-Awaji Jepang tahun 1995 menunjukkan, keselamatan korban dipengaruhi oleh pengetahuan warga tentang kebencanaan.
Mengacu pada survei itu, 34,9 persen korban selamat karena upaya penyelamatan diri mandiri. Sebesar 31,9 persen selamat dengan bantuan anggota keluarga. Sementara 28,1 persen selamat karena pertolongan teman/tetangga. Sedangkan 2,6 persen selamat ditolong orang yang pada saat kejadian berada dekat dengan korban. sisanya sebesar 1,7 persen dibantu oleh tim penyelamat.
"Hasil survei tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar korban selamat adalah karena dirinya sendiri dan orang-orang di sekitarnya, terutama keluarga. Jadi bukan dari tim penolong," kata Kepala BNPB Letnan Jenderal TNI Doni Munardo, Jumat (29/05/2019), di Jakarta. Karena itu, kata Doni, kesiapsiagaan dan keterampilan masyarakat, khususnya keluarga, menjadi kunci utama keselamatan dalam menghadapi bencana.
Berdasarkan alasan dan data survei tersebut BNPB berkomitmen untuk membantu masyrakat Indonesia lebih siap dan mandiri menghadapi bencana. dengan demikian risiko kerusakan dan korban jiwa bisa dielimir semaksimal mungkin.
"Kami ingin mengantisipasi lebih dini segala kemungkinan dan risiko kerugian material dan immaterial sekecil mungkin. Bagi yang berminat bisa mendaftar di https://www.indonesiax.co.id/courses/coursev1:BadanNasionalPenanggulanganBencana+BNPB101+2019_Run1/about," kata Doni.
Sebelumnya, program serupa dilakukan di wilayah-wilayah rawan bencana. Untuk meningkatkan kesadaran warga menghadapi bencana di Kabupaten Pandeglang, Banten, pemerintah membentuk Kampung Siaga Bencana dan Tagana Masuk Sekolah.
Kementerian Sosial mendidik sekitar 5.500 pelajar dan 275 guru di 55 sekolah dasar (SD), menengah, dan atas pada 11-18 Februari 2019. Sementara, Tagana Masuk Desa dilaksanakan di tujuh kecamatan rawan bencana, yakni Panimbang, Labuan, Pagelaran, Cigeulis, Carita, Sukaresmi, dan Sumur pada 17-19 Februari 2019. Sekitar 420 warga dan tokoh masyarakat mengikuti program tersebut.
Menteri Sosial Agus Gumiwang mengatakan program itu sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo)tentang pentingnya edukasi kebencanaan untuk masyarakat. Menurut Agus, program itu dilaksanakan dalam rangka mengurangi atau mencegah risiko bencana, Kompas 18 Februari 2019.