Kenaikan Tarif Tiket Pesawat Tak Berdampak Signifikan pada Inflasi
Oleh
Karina Isna Irawan
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kenaikan tarif tiket pesawat diperkirakan tidak berdampak signifikan terhadap inflasi selama periode Lebaran. Namun, dampak lanjutan yang mesti diantisipasi adalah penurunan jumlah kunjungan wisatawan.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution mengatakan, tren inflasi setiap periode Lebaran cenderung lebih tinggi dibandingkan bulan-bulan biasa. Selain bahan makanan di luar beras, komponen penyumbang kenaikan inflasi adalah tarif angkutan—termasuk tiket pesawat.
Berdasarkan data Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, inflasi pada periode Lebaran di atas rata-rata inflasi bulanan 0,2 persen, yakni 0,59 persen pada 2018, 0,69 persen (2017), 0,69 persen (2016), 0,93 persen (2015). Inflasi periode Lebaran tahun ini diperkirakan berkisar 0,5-0,6 persen.
“Inflasi tahun ini tetap tinggi, tetapi lebih rendah dari tahun-tahun sebelumnya. Itu karena harga tiket pesawat sudah naik dari bulan-bulan lalu, meskipun saat ini masih tinggi,” kata Darmin dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (31/5/2019).
Mengutip data Badan Pusat Statistik, inflasi pada April 2019 sebesar 0,44 persen. Kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan kembali menjadi salah satu penyumbang utama inflasi dengan andil 0,05 persen.
BPS menyebutkan, sumbangan inflasi terbesar dari kelompok tersebut adalah transportasi yang terdiri dari tarif angkutan udara sebesar 0,03 persen dan mobil sebesar 0,01 persen. Adapun kelompok komunikasi mengalami deflasi, sementara kelompok jasa keuangan tidak berubah.
Dalam kurun waktu Oktober 2018 sampai April 2019, kelompok transportasi menjadi salah satu penyumbang utama inflasi. Subkelompok paling dominan menyumbang inflasi adalah tarif angkutan udara yang bergerak dalam rentang 0,01-0,05 persen.
Darmin menambahkan, pemerintah terus mengevaluasi dampak kenaikan tiket pesawat. Kendati tidak berdampak signifikan pada inflasi, tetapi ada kemungkinan berpengaruh besar terhadap jumlah kunjungan wisatawan.
Pemerintah terus mengevaluasi dampak kenaikan tiket pesawat. Kendati tidak berdampak signifikan pada inflasi, tetapi ada kemungkinan berpengaruh besar terhadap jumlah kunjungan wisatawan.
Harga sulit turun
Deputi Bidang Koordinasi Ekonomi Makro dan Keuangan Kemenko Bidang Perekonomian Iskandar Simorangkir menambahkan, indikasi dampak kenaikan tiket pesawat terhadap kunjungan wisatawan tercermin dari penumpang angkutan udara yang turun. Pada triwulan I-2019, jumlah penumpang angkutan udara terkontraksi 10,2 persen dibandingkan triwulan I-2018.
“Kami belum pada kesimpulan seberapa jauh dampaknya ke kunjungan wisatawan. Namun, dapat dipastikan dampak ke inflasi masih normal,” kata Iskandar.
Menurut Iskandar, persoalan kenaikan harga tiket pesawat ke sejumlah rute kini menjadi persoalan global. Beberapa maskapai kelas dunia mulai menutup rute penerbangan ke beberapa negara Eropa dan India. Salah satu penyebabnya karena harga avtur yang terus naik.
Pemerintah, lanjut Iskandar, sudah berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk menurunkan tarif batas atas tiket pesawat. Namun, penurunan harga tiket yang signifikan masih sulit dilakukan karena sangat bergantung harga avtur di tingkat global.
“Tiket pesawat turun seperti dahulu agaknya cukup berat, tetapi pantauan saat ini rata-rata maskapai sudah menurunkan harga Rp 100.000-Rp 250.000 tergantung rutenya,” kata Iskandar.
Tiket pesawat turun seperti dahulu agaknya cukup berat, tetapi pantauan saat ini rata-rata maskapai sudah menurunkan harga Rp 100.000-Rp 250.000 tergantung rutenya.
Secara terpisah, Head of Economic Research and Chief Economist at PT Mandiri Sekuritas Leo Putra Rinaldy mengatakan, inflasi sejak awal tahun sebesar 0,8 persen termasuk paling rendah sejak 2012. Hal itu terefleksi dari komponen inflasi yang mengerucut ke satu titik, yakni inflasi inti, harga bergejolak, dan harga yang diatur pemerintah termasuk energi.
“Inflasi kita bukan hanya rendah, tetapi tren inflasi di bawah volatilitasnya karena pemerintah bisa mengelola sisi pasokan,” kata Leo.