JAKARTA, KOMPAS - Pemudik yang hendak menyeberang ke Sumatera di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, membeludak. Penumpang memakai kendaraan roda empat harus menunggu sampai empat jam sejak dari pintu gerbang, antrean di loket hingga area parkir untuk bisa naik ke kapal.
Pantauan Kompas sepanjang Kamis (30/5/2019) sejak pukul 09.00 sampai pukul 21.00 malam suasana di Pelabuhan Merak ramai. Penumpang berjalan, pakai sepeda motor, mobil pribadi, dan bus memadati jalur masuk ke pelabuhan dan area tunggu muat ke kapal.
Data dari Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Pelabuhan Merak, pada Selasa (29/5/2019) pukul 08.00 hingga Kamis (30/5/2019) pukul 08.00 jumlah penumpang yang menyeberang sebanyak 104.938 orang. Terjadi kenaikan yang signifikan dibandingkan kemarin sebanyak 41.314 penumpang.
Pada pukul 13.00 hingga 16.00 antrean mobil sepanjang 2 kilometer terjadi di jalur menuju loket dermaga reguler. Bahkan, jalur alteri di luar pelabuhan juga tersendat. Sebanyak 16 loket dioperasikan untuk melayani transaksi. Lama waktu transaksi di loket antara 40 detik sampai 80 detik per mobil. Selain melayani transaksi nontunai, di loket kendaraan roda empat juga melayani transaksi tunai. Di jalur ini pemudik harus menghabiskan waktu 1 - 2 jam baru sampai ke loket.
Sementara di area tunggu untuk muat ke kapal antrean mobil juga penuh. Di area tunggu ini pemudik juga menghabiskan waktu sekitar dua jam baru mendapat giliran naik ke kapal. Amatan Kompas lama waktu sandar kapal bongkar dan muat selama 45 menit sampai 1 jam.
Sutan (28) pemudik dari Jakarta ke Palembang ditemui di dermaga dua menuturkan dia menghabiskan waktu tujuh jam sejak berangkat dari Tangerang sampai naik ke kapal di Merak. Sampai di pintu keluar tol Jakarta-Merak langsung dihadapkan pada kemacetan. Dia juga harus antre di jalur loket dan area muat.
"Saya mudik lebih cepat biar tidak kena macet, ternyata kena juga," kata Sutan. Tahun lalu, dia mudik pada H-7 Lebaran kondisi masih landai sehingga tidak macet. Sutan mengatakan, selalu mudik pakai kapal sebab biayanya lebih irit dibandingkan pakai pesawat.
Alamsyah, pemudik ke Lampung Tengah menuturkan memilih mudik pada siang hari karena barengan dengan keluarga besar. Tiba di Bakauheni, Alamsyah juga ingin mencoba jalan tol Trans Sumatera. "Katanya sudah fungsi, penasaran juga mau cobain," kata Alamsyah.
Dari tujuh dermaga yang dioperasikan dermaga tujuh khusus untuk pengendara sepeda motor dan dermaga enam untuk eksekutif. Pada siang hari jalur khusus kendaraan roda dua masih sepi. Tidak terjadi antrean panjang. Begitu juga dengan suasana di dermaga eksekutif relatif landai.
Direktur Utama PT Angkutan Sungai Danau Penyeberangan (ASDP) Ira Puspadewi menuturkan, sepanjang Kamis arus mudik di Merak lancar. Antrean panjang di loket disebabkan waktu tunggu sandar, bongkat, dan muat. Menurut Ira, pelayanan transaksi di loket sudah maksimal.
"Ini kan tahun pertama transaksi nontunai diterapkan sehingga masih banyak yang belum paham dan masih pakai tunai. Waktu waktu untuk mendidik warga," kata Ira.
Ira menambahkan, untuk mengubah kebiasaan warga dari menyeberang pada malam ke siang hari, pihaknya memberikan diskon 10 persen untuk kendaraan roda empat kelas I yang menyeberang pada siang hari sejak pukul 08.00 sampai 20.00 dan menaikkan 10 persen bagi yang menyeberang malam hari dari pukul 20.00 sampai pukul 08.00. Adapun harga normal adalah Rp 374.000.
Ira mengatakan, pihaknya belum mengetahui seberapa efektif mengurai kepadatan kendaraan malam hari dengan memberikan diskon dan menaikkan tarif 10 persen. Namun, pemudik yang diwawancarai Kompas mengaku tidak mengetahui adanya kebijakan tersebut.
Kebijakan lain untuk mempercepat pengangkutan pemudik, ada beberapa kapal dari Bakauheni kembali ke Merak dalam keadaan kosong. Kebijakan ini dinilai efektif mempercepat angkut di Merak.
Kepala Polda Banten Inspektur Jenderal Tomsi Tohir mengatakan, sejak Rabu hingga selesai arus mudik, kendaraan toda enam atau truk dialihkan ke Pelabuhan Serang. Tomsi mengatakan, pengaturan di area tunggu dermaga diatur dengan baik agar proses muat berjalan cepat. "Kendaraan langsung kami arahkan ke dermaga-dermaga yang landai," kata Tomsi.