Penyelundupan narkoba marak terjadi di Bandar Udara Juanda Surabaya. Selama sebulan, lima kasus berhasil diungkap. Salah satu modus yang jadi pilihan adalah menyembunyikan narkoba di ruang kosong barang-barang elektronik.
Oleh
RUNIK SRI ASTUTI
·3 menit baca
SIDOARJO,KOMPAS-Penyelundupan narkotika dan obat terlarang marak dilakukan via Bandar Udara Juanda Surabaya. Selama sebulan, lima kasus berhasil diungkap. Modus yang tengah jadi pilihan para pelaku adalah menyembunyikan narkoba di ruang kosong barang-barang elektronik.
Kepala Kantor Pelayanan dan Pengawasan Bea Cukai Tipe Madya Pabean Juanda Budi Harjanto di Sidoarjo, Jumat (31/5/2019) mengatakan, ada lima kasus penyelundupan narkoba yang terjadi antara April-Mei 2019. Dari lima kasus, petugas menangkap tiga pelaku dengan barang bukti 4.570 gram sabu.
Dari lima kasus itu, tiga diantaranya dilakukan dengan modus pengiriman paket barang elektronik dari Malaysia melalui Kantor Pos Surabaya. Pengiriman paket pertama pada 26 April, berisi tiga bungkus sabu seberat 2.070 gram yang disembunyikan dalam speaker. Paket itu ditujukan kepada IF (27) atas pesanan AY (31).
IF berhasil ditangkap petugas saat mengambil paket. Dia mengaku ada dua paket lain yang tengah ditunggunya dari Malaysia. Setelah ditunggu, paket kedua tiba pada 30 April. Paket itu terdiri dari empat bungkus sabu seberat 540 gram yang kali ini disembunyikan dalam televisi. Paket itu ditujukan kepada M, istri AY.
Paket ketiga untuk AY tiba pada 8 Mei. Untuk mengelabui petugas, sabu seberat 540 gram disimpan di dalam mesin gim X-Box. Rencananya, sabu-sabu itu akan diedarkan di Madura.
Budi menambahkan, sepekan setelah tiga kasus itu, pihaknya kembali menggagalkan penyelundupan narkoba. Kali ini, pelakunya diduga salah satu penumpang pesawat Air Asia, rute Malaysia menuju Surabaya.
Pelakunya diidentifikasi berinisial HH, warga Malaysia. Dari bagasi yang dibawanya, ada 770 gram sabu di dalam kotak speaker. Namun, HH gagal ditangkap. Merasa gerak geriknya terpantau petugas, HH meninggalkan barangnya di konveyor.
Kepala Kantor Imigrasi Kelas Satu Juanda Barlian mengatakan, masih mencari HH. Dia diduga belum kembali ke negaranya melalui terminal keberangkatan internasional Bandara Juanda.
"Bisa saja pelaku menggunakan penerbangan rute domestik untuk keluar Jatim atau menggunakan jalur darat ke kota lain. Pengawasan terus dilakukan untuk menemukannya,” ucap Barlian.
Kasus penyelundupan narkoba kelima terjadi 27 Mei. Pelakunya S (38), warga Pamekasan, Jatim. Penumpang pesawat dari Malaysia itu hanya membawa sebuah tas ransel saat turun di Bandara Juanda. Namun, karena perilakunya mencurigakan, petugas lantas mewawancarai dan memeriksa tasnya. Hasilnya, S ternyata membawa sabu seberat 670 gram yang disimpan di dalam bungkus susu bubuk.
Menurut S, sabu itu titipan temannya di Malaysia. Rencananya, sabu itu akan diedarkan di Madura. Pelaku mengaku mendapat imbalan uang apabila berhasil membawa barang sampai di Madura. Namun, dia enggan mengungkap nilai imbalan yang diterimanya.
Kepala Subdirektorat I di Direktorat Narkoba Kepolisian Daerah Jatim Ajun Komisaris Besar Winaya mengatakan, Madura kerap menjadi sasaran peredaran narkoba. Berdasarkan hasil penyidikan, kendati AY dan S sama-sama menyasar Madura, tapi mereka terafiliasi dalam jaringan berbeda.