Tiket Pesawat Mahal, Penumpang Kapal di Pontianak Melonjak
Harga tiket pesawat yang mahal membuat warga yang mudik Lebaran dari Pontianak, Kalimantan Barat, menuju sejumlah kota di Pulau Jawa beralih menggunakan kapal laut.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Harga tiket pesawat yang mahal membuat warga yang mudik Lebaran dari Pontianak, Kalimantan Barat, menuju sejumlah kota di Pulau Jawa beralih menggunakan kapal laut. Jumlah penumpang kapal sejak awal arus mudik melonjak signifikan dibandingkan pada tahun lalu.
Kepala Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan Pontianak Bintang, Jumat (31/5/2019), mengatakan, jumlah penumpang kapal laut sejak H-15, khususnya menuju Pulau Jawa, melonjak sangat signifikan dibandingkan pada tahun lalu. Hal ini akibat dari kenaikan harga tiket pesawat.
”Pada H-15 Lebaran 2018, jumlah penumpang dari Pontianak menuju luar Pontianak hanya 450 orang. Namun, jumlah penumpang pada H-15 Lebaran 2019 mencapai 1.300 orang. Jumlah penumpang melonjak signifikan sejak awal arus mudik,” ujar Bintang.
Selain itu, pada arus mudik Lebaran 2018, kepadatan penumpang setiap harinya tidak merata. Sementara pada arus mudik Lebaran 2019, kepadatan arus mudik setiap harinya merata. Kapal rata-rata terisi penuh, yaitu sekitar 926 penumpang.
”Puncak arus mudik Lebaran melalui Pelabuhan Dwikora Pontianak diperkirakan terjadi pada Sabtu (1/6/2019). Masih ada kapal penumpang Bukit Raya yang melayani arus mudik menuju Surabaya, Jawa Timur,” ujar Bintang.
Muksin (26), warga yang hendak mudik ke Pulau Madura melalui Pelabuhan Dwikora Pontianak, mengatakan, saat mudik pada tahun-tahun sebelumnya, ia biasanya menggunakan pesawat. Namun, karena harga tiket mahal, pada tahun ini ia menggunakan kapal laut menuju Semarang, Jawa Tengah, dengan harga tiket sekitar Rp 450.000.
”Kalau pakai pesawat, tidak bisa. Apalagi harga tiket bisa mencapai Rp 2 juta per orang. Sementara saya mudik bersama istri dan anak. Kalau dipaksakan mudik dengan pesawat terbang, uang habis untuk biaya perjalanan saja,” kata Muksin.
Demikian juga dengan Suwito (52), warga yang hendak mudik ke Semarang. Pekerja di perkebunan sawit di Entikong, Kabupaten Sanggau, itu biasanya mudik Lebaran menggunakan pesawat terbang. Namun, pada tahun ini ia menggunakan kapal laut karena harga tiket pesawat mahal.
”Saya mudik bertiga dengan istri dan anak. Kami tidak mampu kalau mudik dengan pesawat terbang seperti pada tahun-tahun lalu. Kami akhirnya membeli tiket kapal sejak sebelum Ramadhan seharga Rp 700.000 per orang,” kata Suwito.
Suwito berharap harga tiket pesawat bisa segera diturunkan karena perjalanan bisa lebih cepat tiba di tempat tujuan. Apalagi perjalanan mudik bisa lebih praktis dengan pesawat.
General Manager PT Pelindo II Pontianak Adi Sugiri mengatakan, fasilitas terminal penumpang sudah disiapkan untuk mengantisipasi lonjakan penumpang. Kapasitas terminal bisa menampung hampir 1.500 orang. Ada pula pos pemeriksaan kesehatan.
PT Pelindo II Pontianak juga membagikan takjil gratis kepada para penumpang di Pelabuhan Dwikora Pontianak. Dengan demikian, penumpang tidak kesulitan lagi mencari takjil untuk berbuka puasa.
Kepala Kepolisian Daerah Kalbar Inspektur Jenderal Didi Haryono saat meninjau arus mudik di Pelabuhan Dwikora mengatakan, pihaknya menjamin keamanan selama arus mudik dari Pontianak. Kepolisian juga telah menyiagakan pasukannya di lokasi-lokasi penting, termasuk di Pelabuhan Dwikora.
”Keamanan merupakan kebutuhan semua pihak. Kami dari kepolisian selalu berupaya memberikan rasa aman kepada masyarkat. Dengan demikian, masyarakat bisa mudik dengan aman untuk berjumpa dengan keluarga merayakan Lebaran,” tuturnya.