Puncak arus mudik di jalan lintas timur Sumatera diperkirakan terjadi pada Sabtu (1/6/2019) malam ini. Adapun puncak kendaraan di tol fungsional akan terjadi esok hari atau Minggu (2/6).
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·4 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS — Puncak arus mudik di jalan lintas timur Sumatera diperkirakan terjadi pada Sabtu (1/6/2019) malam ini. Adapun puncak kendaraan di tol fungsional akan terjadi esok hari atau Minggu (2/6).
Kendaraan yang melintas di jalur tersebut diperkirakan 5.300 kendaraan per hari. Sejumlah antisipasi dilakukan, mulai dengan menghentikan operasional truk angkutan barang hingga menyiagakan petugas di sejumlah titik rawan.
Hal ini disampaikan Direktur Lalu Lintas Polda Sumsel Komisaris Besar Dwi Asmoro, Sabtu (1/6/2019), di Palembang, Sumatera Selatan. Dwi mengatakan, saat ini jumlah kendaraan yang melewati jalur tol fungsional terus meningkat. Hingga saat ini rata-rata kendaraan yang keluar dari tol Bakauheni mencapai 4.700 kendaraan per hari. ”Diperkirakan Sabtu malam jumlahnya akan meningkat dan mencapai puncaknya,” katanya.
Diperkirakan Sabtu malam (ini) jumlahnya akan meningkat dan mencapai puncaknya.
Dwi mengatakan, peningkatan diperkirakan mulai terjadi pada Sabtu malam. ”Oleh karena, sejak malam, jalur fungsional akan ditutup, jadi kepadatan diperkirakan terjadi di jalur lintas timur Sumatera,” katanya. Sejumlah antisipasi dilakukan untuk memperlancar arus kendaraan, mulai dengan memberhentikan sementara truk angkutan barang yang masih melintas dan juga menyiagakan petugas di sejumlah titik rawan.
Dwi menerangkan, sejak 30 Mei 2019, truk pengangkut barang sudah dilarang melintas. Namun, di lapangan masih ada saja yang melintas. Terbukti, Jumat ada sebuah truk yang mengalami pecah ban dan akhirnya menghalangi jalan. ”Sempat terjadi kemacetan di jalur Betung,” katanya.
Setelah kejadian itu, dirinya memerintahkan agar truk angkutan barang yang melintas dihentikan sementara dan boleh beroperasi kembali pada 3 Juni 2019.
Sejumlah titik rawan kemacetan juga diwaspadai. Titik rawan itu di antaranya di Pasar Indralaya, Pasar Kayu Agung, dan Lempuing. ”Sejumlah posko terpadu ditempatkan di jalur rawan tersebut untuk mengantisipasi risiko keamanan dan kemacetan,” katanya. Posko terpadu tersebut akan dibuka selama 24 jam, untuk itu dirinya berharap agar pemudik tidak ragu untuk tetap melewati jalur tersebut.
Sementara puncak jalur tol fungsional diperkirakan mencapai puncaknya pada Minggu (2/6/2019). Itu karena pada malam hari tol fungsional tidak dibuka. Tol hanya beroperasi sejak pukul 06.00-16.00. ”Kami belum mau memperpanjang waktu operasional tol fungsional karena sangat berisiko,” katanya. Tol fungsional belum dilengkapi dengan penerangan yang cukup memadai.
Saat mencapai puncaknya, ungkap Dwi, diperkirakan jumlah kendaraan yang keluar dari Gerbang Tol Kayu Agung mencapai 2.300 kendaraan per hari. Adapun kendaraan yang keluar dari Gerbang Tol Palembang mencapai 2.500 kendaraan per hari.
Saat ini, lanjut Dwi, tidak ada antrean di gerbang tol, hanya terjadi antrean di rest area yang ada di Km 285 antara Pematang Panggang dan Kayu Agung. Antrean terjadi lantaran stasiun pengisian bahan bakar untuk umum (SPBU) di rest area itu terbatas.
Karena keterbatasan tersebut, lanjut Dwi, Pertamina membatasi pembelian bahan bakar hanya Rp 100,000 atau sekitar 10 liter per kendaraan. ”Bahan bakar tersebut cukup hingga mengisi kembali di area istirahat di Jejawi atau di SPBU dekat ruas Tol Palembang-Indralaya.
Kecelakaan
Selain itu, ungkap Dwi, terjadi kecelakaan tunggal di Km 275 ruas Tol Pematang Panggang-Kayu Agung. Sebuah mobil bak terbuka mengalami kecelakaan tunggal. Beruntung, kedua orang yang ada di dalam mobil hanya mengalami luka.
Kecelakaan ini terjadi diduga akibat pengemudi kelelahan sehingga mengalami tidur sesaat (microsleep syndrome). Untuk itu, ujar Dwi, pihaknya mengimbau pengendara untuk beristirahat ketika mengalami kelelahan. Sejumlah tempat istirahat disediakan bagi pengendara yang mengalami kelelahan. ”Ketika mengantuk, lebih baik berhenti,” kata Dwi.
Sebelumnya, Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional (BBPJN) V Palembang Saiful Anwar mengatakan, hingga H-10 Lebaran, pekerjaan perbaikan jalan sudah dihentikan. Dari pengerjaan tersebut, sekitar 98 persen lubang yang ada di jalan lintas timur perbatasan Sumsel-Lampung sudah diperbaiki. Adapun untuk arah Sumsel-Jambi sekitar 88 persen lubang sudah diperbaiki.
Walaupun demikian, ungkap Saiful, pihaknya tetap menyiagakan alat berat dari kementerian pekerjaan umum dan kontraktor untuk siap diterjunkan apabila dibutuhkan. Saiful mengatakan, jalan lintas timur juga masih berstatus fungsional sampai kontrak pengerjaan ditandatangani. Saiful meyakini keberadaan tol fungsional dapat mengurangi beban dari jalan lintas sumatera.