Tiba di Tanah Air, Jenazah Ani Yudhoyono Dapat Penghormatan Militer
Oleh
KURNIA YUNITA RAHAYU
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Jenazah Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, tiba di Pangkalan Udara TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (1/6/2019), pukul 22.05. Mendiang istri Presiden Republik Indonesia ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono tutup usia setelah berjuang melawan leukemia sejak Februari 2019.
Jenazah Ani Yudhoyono dan rombongan keluarga yang terbang menggunakan pesawat Hercules C-130 disambut puluhan pelayat dan pasukan gabungan TNI dan Polri di Pangkalan Udara (Lanud) TNI AU Halim Perdanakusuma. Setibanya di sana, upacara penerimaan jenazah dilaksanakan sesuai rencana.
Peti jenazah yang diselimuti bendera Merah Putih diusung ke ambulans melewati enam peleton pasukan militer. Sepanjang perjalanan dari pesawat menuju ambulans, mendiang ibu negara itu mendapatkan penghormatan secara militer. Upacara penerimaan tidak berlangsung lama, hanya sekitar 10 menit, karena jenazah segera dibawa ke rumah duka, yaitu di Puri Cikeas, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Peti jenazah yang diselimuti bendera Merah Putih diusung ke ambulans melewati enam peleton pasukan militer. Sepanjang perjalanan dari pesawat menuju ambulans, mendiang ibu negara itu mendapatkan penghormatan secara militer.
Di dalam ambulans, jenazah Ani didampingi anak bungsunya, yaitu Eddie Baskoro Yudhoyono. Sementara itu, Yudhoyono bersama anak sulung mereka, Agus Harimurti Yudhoyono berada pada satu mobil yang lain, mengiringi ambulans dari belakang.
Selain keluarga, sejumlah pejabat dan tokoh nasional hadir dan mendampingi jenazah hingga ke rumah duka. Di antaranya adalah Menteri Koordinator Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Menteri Kesehatan Nila Moeloek.
Kepergian Ani Yudhoyono merupakan kehilangan besar bagi bangsa Indonesia. Sebagaimana dikatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj yang juga hadir di Lanud Halim Perdanakusuma pada Sabtu malam.
Menurut dia, Ny Ani merupakan sosok yang begitu peduli pada kemajuan bangsa. Terutama pada urusan lingkungan, dengan mencanangkan program sejuta pohon, juga terhadap perempuan dan pendidikan anak.
"Selain itu, Ibu Ani juga sangat merakyat. Tidak pernah bersikap seperti ningrat," ujar Said Aqil.
Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal periode 2009-2014, Helmy Faishal Zaini, yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris Jenderal PBNU mengatakan, komitmen Ny Ani pada pendidikan perempuan dan anak begitu jelas. Bahkan, ia mendampingi secara langsung beragam aktivitas Ny Ani terkait bidang-bidang tersebut di daerah-daerah terluar Indonesia.
"Ibu Ani merupakan sosok ibu negara yang telah memberikan perhatian kepada seluruh masyarakat. Kita sebagai bangsa tentu sangat kehilangan," ujar Helmy.