Jumlah Penumpang Kapal Feri dari Batam Terus Meningkat
Jumlah pemudik dari Batam, Kepulauan Riau, yang menggunakan kapal feri diperkirakan akan terus meningkat hingga H-2 Lebaran. Pengelola pelabuhan diminta meningkatkan pengawasan untuk mengantisipasi agen nakal yang menaikkan harga tiket.
Oleh
PANDU WIYOGA
·3 menit baca
BATAM, KOMPAS – Jumlah pemudik dari Batam, Kepulauan Riau, yang menggunakan kapal feri diperkirakan terus meningkat hingga H-2 Lebaran. Pengelola pelabuhan diminta meningkatkan pengawasan untuk mengantisipasi agen nakal yang menaikkan harga tiket.
Sejak H-15, terhitung sudah ada 29.032 penumpang yang berangkat menggunakan kapal feri dari Pelabuhan Domestik Sekupang. Dua hari belakangan, jumlah penumpang melonjak hingga lebih dari 5.000 orang per hari. Mayoritas penumpang adalah pemudik tujuan Dumai dan Buton, Riau.
Kepala Seksi Tata Kelola Pelabuhan Domestik Sekupang, Kastono, Sabtu (1/6/2019), mengatakan, setiap hari tujuh kapal disediakan mengangkut pemudik menuju Buton dan Dumai. Adapun rute antarpulau di Kepulauan Riau dilayani sekitar 20 kapal.
“Berdasarkan data dua hari terakhir, lonjakan penumpang mencapai lima kali lipat dibanding hari biasa. Pada puncak arus mudik, tepatnya pada H-2 Lebaran, diperkirakan sekitar 8.000 orang akan menyeberang menggunakan kapal feri,” kata Kastono.
Posko Terpadu Angkutan Lebara 2019 di Pelabuhan Domestik Sekupang telah difungsikan sejak H-15 Lebaran. Tambahan petugas keamanan dan petugas kesehatan juga sudah bersiaga mengantisipasi lonjakan penumpang hingga H+15 Lebaran.
“Fasilitas dan pelayanan di pelabuhan pada umumnya sudah baik, semua petugas sudah siap menjalankan fungsinya masing-masing untuk melayani pemudik,” kata Wali Kota Batam Muhammad Rudi saat meninjau kesiapan pelayanan arus mudik di Pelabuhan Domestik Sekupang.
Dalam kunjungan itu, Rudi mendapati sejumlah penumpang mengeluhkan harga tiket yang melonjak rata-rata sebesar Rp 50.000 dari hari biasa. Kenaikan harga tiket itu sebagaian besar justru terjadi pada rute antarpulau di Kepulauan Riau.
Menurut sejumlah agen penjual tiket, harga tiket itu masih di bawah tarif batas atas yang ditetapkan Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau. Mereka beralasan perlu menaikkan harga karena pada saat arus mudik berlangsung kapal feri tujuan Batam menjadi sepi.
“Tiket antarpulau di wilayah Provinsi Kepulauan Riau diatur oleh Surat Keputusan Gubernur. Setelah dicek, harga yang diberlakukan para agen itu masih sekitar Rp 100.000 di bawah tarif batas atas yang ditetapkan,” kata Rudi.
Adapun soal ketersediaan angkutan mudik, Rudi menjamin jumlahnya mencukupi untuk melayani seluruh warga Batam. Jika nantinya terjadi kekurangan, angkutan tambahan di laut dan udara sudah disiapkan untuk menjadi armada tambahan.
Kepala Polres Batam-Rempang-Galang (Barelang) Komisaris Besar Hengki mengatakan, semua unsur aparatur negara akan bekerja sama menjaga keamanan dan kenyamanan warga selama Ramadhan. Di Batam, total ada 33 pos terpadu yang disiagakan mendukung kelancaran arus mudik.
“Ada juga petugas di laut yang selalu bergerak untuk mengantisipasi seandainya ada kejadian darurat. Ini adalah operasi kemanusiaan yang dilakukan untuk memberi jaminan keamanan pada masyarakat,” kata Hengki.
Sementara itu, Kepala Seksi Data dan Informasi Stasiun Meteorologi Kelas I Hang Nadim Batam, Suratman, mengimbau, agar pemudik yang menggunakan kapal untuk mewaspadai potensi adanya hujan lebat dan angin kencang yang dapat menyebabkan kenaikan tinggi gelombang laut. Di perairan sekitar Kepulauan Riau, tinggi gelombang diperkirakan mencapai 0,8 meter.
Ada juga petugas di laut yang selalu bergerak untuk mengantisipasi seandainya ada kejadian darurat. Ini adalah operasi kemanusiaan yang dilakukan untuk memberi jaminan keamanan pada masyarakat
"Para pemudik harus mewaspadai fenomena cuaca di Kepulauan Riau yang cepat berubah. Hujan lebat disertai petir dan angin kencang bisa terjadi sewaktu-waktu dan menyebabkan gelombang tinggi serta berkurangnya jarak pandang," kata Suratman.