MADRID, KOMPAS - Meskipun tak ada klub asal Spanyol yang berlaga di final, kota Madrid tetap bergairah menyambut partai puncak Liga Champions Eropa 2019. Warga kota berbaur dengan puluhan ribu penggemar sepak bola dari luar Spanyol untuk menikmati atmosfer jelang pertandingan.
Dua klub asal ibu kota Spanyol, Real Madrid dan Atletico Madrid, musim ini sama-sama tersingkir pada babak 16 Besar. Barcelona nyaris lolos ke final sebelum disisihkan Liverpool di semifinal. Adapun Valencia lebih dulu terdepak sejak penyisihan grup. Namun, kemeriahan tetap terasa menyambut laga yang mempertemukan dua klub Inggris, Liverpool dan Tottenham Hospurs, di Stadion Wanda Metropolitano, Madrid, Sabtu (1/5/2019) malam atau Minggu (2/5) dini hari WIB.
Kemeriahan terutama terasa di sejumlah ruang terbuka di pusat kota Madrid, kota yang terkenal memiliki banyak plasa, taman, dan alun-alun. Sejak Kamis (30/5), festival Champions dibuka dengan pusat keramaian di Puerta del Sol, tempat warga antre untuk berfoto dengan trofi Liga Champions.
Di ujung plasa, orang berkumpul di depan panggung menikmati pentas musik. Gerai sponsor pendukung dan toko cendera mata ramai didatangi pengunjung. Di seberang jalan, gedung pusat Kantor Pos Kerajaan Spanyol dinamai ulang Kediaman Kerajaan Sepak Bola, dengan spanduk raksasa dua tim yang bertanding di final, Liverpool dan Spurs, dipasang di sisi kiri dan kanan.
Di antara para pengunjung terdapat sekelompok supporter Liverpool, dengan minuman di tangan, sebagian di antara mereka melepas baju, melompat-lompat sambil bernyanyi. Aksi mereka yang penuh gelak tawa menarik perhatian pengunjung lain.
Sekitar 300 meter ke timur, lapangan sepak bola mini dibangun di Plaza Mayor, lengkap dengan tribune penonton. Warga juga ramai berfoto di depan replika raksasa trofi "Si Kuping Lebar", julukan Piala Liga Champions, yang terpasang di tengah Plasa de Oriente, taman indah di depan Istana Kerajaan Madrid.
Konsentrasi para penggemar sepak bola di pusat kota itu membuat polisi Madrid menutup sejumlah ruas jalan yang menghubungkan lokasi festival, terutama Calle de Preciados, jalan yang menghubungkan Puerta del Sol dengan Plaza del Callao, yang menjadi pusat keramaian. Hal ini membuat kemacetan cukup panjang di sekitarnya.
"Waktu tempuh antara bandara dan pusat kota biasanya 20-30 menit, tetapi hari ini hampir satu jam karena saya harus menghindari pusat kota yang macet," ujar Pablo, pengemudi dari Nissan, sponsor resmi utama Liga Champions, yang menjemput wartawan Indonesia di Bandara Alfonso Suarez Madrid-Baraja.
Jalanan yang ditutup juga menyulitkan para pengemudi taksi daring, yang memilih menunggu konsumen di luar wilayah yang ditutup ketimbang berputar-putar mencari jalan masuk. "Saya tidak tahu bisa masuk dari mana. Lebih baik meminta konsumen yang datang ke sini," ujar Oscar Mario, pengemudi taksi daring asal Kolombia yang telah bertahun-tahun tinggal di Madrid.
Meski terganggu kemacetan, Oscar Mario gembira turut merasakan suasana final Liga Champions di Madrid. "Suasanyanya meriah, banyak wisatawan datang ke Madrid. Ini bagus. Lagi pula, finalnya berlangsung di Stadion Metropolitano, kandang Atletico Madrid, klub favorit saya," ujarnya bangga.