Menitipkan Kepercayaan pada Tetangga
Lima hari menjelang lebaran, sebagian warga Jabodetabek berangsur-angsur meninggalkan rumah untuk merayakan lebaran bersama keluarga di kampung halaman. Mereka meninggalkan rumah tanpa rasa khawatir dan percaya rumahnya tetap aman selama ditinggal mudik.
Hubungan baik antarwarga karena tinggal berdampingan selama bertahun-tahunlah yang menjadi modal berharga untuk pergi jauh dari rumah tanpa rasa khawatir. Melalui obrolan ringan kepada tetangga terdekat, mereka pamit dengan harapan rumahnya turut dipantau.
Tak ada imbalan jasa, selain saling memberi doa agar dimanapun perayaan lebaran dilakukan, semua dapat merayakan Hari Idul Fitri 1440 Hijriah dengan sukacita dan penuh nuansa kebersamaan.
Iyan Novi (35), warga yang bermukim di Perumahan Pondok Pekayon Indah, Kota Bekasi, Jawa Barat, memercayakan rumah kepada tetangga untuk diawasi. Dia hanya memastikan seluruh perangkat elektronik di rumahnya tak terhubung listrik sebelum berangkat pada Jumat (31/5/2019) pagi.
"Hanya lampu teras saja yang hidup, selebihnya saya matikan semua, termasuk keran air. Bak mandi juga sudah saya kuras kemarin, biar enggak undang nyamuk bersarang," kata perempuan yang mudik bersama keluarga ke Solo, Jawa Tengah, itu.
Novi juga mengecek pintu dan jendela untuk memastikan semua sudah terkunci. Tak ada barang berharga yang dibawa, selain mobil dan uang secukupnya sebagai bekal ke Solo. Selebihnya ia tinggalkan di rumah, termasuk dua unit sepeda motor.
Sebelum berangkat, Novi meminta pertolongan kepada tetangga untuk mengawasi keadaan rumah hingga libur lebaran usai. Hal itu sudah rutin dia lakukan sejak tiga tahun lalu.
"Saya hanya pesan, tolong lihat rumah. Kalau dengar suara aneh-aneh tengah malam, tolong ditengok. Nanti pulang saya bawa oleh-oleh dari Solo, he-he-he," kata Novi.
Hal serupa juga dilakukan Nurul Fajriah (40), warga yang bermukim di kawasan perumahan Kelurahan Marga Mulya, Bekasi Utara. Selain menitipkan rumah kepada tetangga terdekat, ia juga tak lupa melapor ke pihak RT dan petugas keamanan penjaga kompleks rumah.
"Kalau petugas keamanan memang sudah jadi tugasnya untuk jaga keamanan area perumahan. Mereka ada empat orang, biasanya gantian sampai pagi," ucap perempuan yang mudik ke Madiun, Jawa Timur itu.
Meski begitu, Nurul tak lupa memberi ongkos tambahan kepada para petugas keamanan untuk sering menengok rumah yang ditinggal pergi selama satu minggu. Semua barang miliknya, seperti mobil dan motor ditinggalkan di garasi rumah.
Perempuan ini bersama suaminya memilih mudik menggunakan kereta api, karena tak sanggup berlama-lama di jalanan menggunakan kendaraan beroda empat.
"Aman, tetangga saya juga baik-baik kok. Kami tukaran nomor WhatsApp, jadi bisa saling kontak," ucapnya.
Selain Nurul dan Novi, Muslimah (65) juga menitipkan rumah kepada penghuni indekosnya. Pemilik indekos di Palmerah, Jakarta ini akan mudik selama sepekan.
"Nitip anak indekos untuk hidupin dan matiin lampu. Satu lagi, jangan lupa perhatikan gembok pagar kalau bepergian," ucap Muslimah.
Kepercayaan Nurul, Novi, dan Muslimah kepada tetangga merupakan contoh baik yang perlu ditiru. Tetangga merupakan aset berharga dan menjadi orang terdekat yang mampu memberi rasa aman, jika rumah ditinggal pergi. Tak ada imbalan jasa, hanya sekadar saling menyapa dan basi-basi untuk saling meberi kepercayaan, meskipun berbeda suku, agama, dan kampung asal.
Siskamling
Selain meminta pertolongan tetangga, warga juga menggiatkan siskamling untuk keamanan selama mudik.
Di Cengkareng misalnya, siskamling digiat kanmelalui surat edaran kepada RT/RW. Menurut Lurah Cengkareng Barat Boy Raya Purba, warga yang tidak mudik berpartisipasi secara swadaya dalam siskamling.
"Koordinasi tiga pilar yaitu lurah, Polri, dan TNI juga berjalan. Selain matikan listrik dan kunci rumah, kami juga imbau warga mengosongkan tempat air yang berpotensi jadi genangan untuk berkembang biaknya nyamuk demam herdarah," ucap Boy.
Sementara Kepala Seksi Operasi Suku Dinas PenanggulanganKebakaran dan Penyelamatan Jakarta Barat Rompis Romlih mengatakan pihaknya telah mengedarkan stiker imbauan kepada warga untuk mencegah potensi kebakaran karena korsleting.
Menurut Rompis, Cengkareng jadi salah satu wilayah di Jakarta Barat dengan permukiman padat penduduk. Oleh karena itu, warga diharapkan mengikuti imbauan agar rumah terhindar dari kebakaran.
“Cengkareng padat penduduk dan banyak usaha konfeksi. Kami sudah lakukan sosialisasi dan imbauan,” kata Rompis.
Jasa penitipan
Sementara itu, Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota menjamin keamanan perumahan warga selama mudik Lebaran Tahun 2019. Sebanyak 1.469 personel gabungan dari polisi, TNI, dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota Bekasi, akan saling bahu-membahu melayani warga selama Lebaran 2019, termasuk keamanan perumahan warga.
Namun, bagi warga yang khawatir dengan pencurian rumah kosong, barang-barang berharga bisa dititipkan di Polres Metro Kota Bekasi. Polisi akan menyimpan barang-barang warga hingga tujuh hari setelah Lebaran.
"Hanya benda berharga. Langsung saja datang ke Sentra Pelayanan Kepolisian Terpadu Polres Metro Bekasi Kota dan akan dilayani," kata Kepala Kepolisian Resor Metro Bekasi Kota Komisaris Besar Indarto.
Barang berharga yang boleh dititipkan, antara lain emas, perhiasan, jam tangan mewah hingga uang tunai. Warga hanya perlu mendaftar dengan membawa identitas diri dan bukti kepemilikan atas barang-barang berharga itu.
Menurut Indarto, polisi memiliki brankas yang cukup untuk menampung barang berharga milik warga Kota Bekasi. Adapun terkait penitipan kendaraan bermotor, hal itu masih dalam perencanaan, karena polres dan Pemerintah Kota Bekasi belum mendapatkan tempat memadai untuk penitipan kendaraan.