Tim laboratorium forensik menemukan dua kandungan di ujung anak panah, yaitu sebagian besar ada korosif mengandung karat dan senyawa zink phosfit (racun tikus). Zat karat yang mengenai tubuh dapat menyebabkan tetanus
Oleh
FRANSISKUS WISNU WARDHANA DHANY
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS - Hasil pemeriksaan Pusat Laboratorium Forensik Polri menunjukkan anak panah yang digunakan perusuh dalam aksinya di Asrama Brimob Petamburan, Jakarta, beracun. Anak panah ini digunakan untuk menyerang polisi saat kerusuhan.
Anak panah beracun disita dari perusuh yang ditangkap setelah merusak, membakar, dan mencuri beberapa properti, salah satunya senjata milik Brimob di Asrama Brimob Petamburan, Jakarta.
"Tim laboratorium forensik menemukan dua kandungan di ujung anak panah, yaitu sebagian besar ada korosif mengandung karat dan senyawa zink phosfit (racun tikus). Zat karat yang mengenai tubuh dapat menyebabkan tetanus," kata Hengki, Sabtu (1/06/19).
Perusuh telah mempersiapkan diri beserta peralatan sebelum menyerang Asrama Brimob Petamburan. Berdasarkan pemeriksaan, perusuh beraksi mulai pukul 02.00 dini hari dan membawa alat-alat untuk menyerang polisi.
"Mereka (perusuh) memang mempunyai niat untuk melawan polisi dengan sasaran yang sudah jelas. Sasaran itu adalah polisi dan properti milik kepolisian serta asrama. Hal ini dibuktikan dengan barang bukti yang sudah dilakukan pemeriksaan, dan adanya benda tajam, bom molotov, anak panah yang ternyata mengandung racun maupun korosif," katanya.
Adapun 189 tersangka telah ditahan dan sebagian besar berasal dari luar Jakarta. Perusuh ini terdiri dari preman maupun kelompok lain dan mereka dibayar untuk menjalankan rencana kerusuhan. Polisi terus mendalami keterangan perusuh untuk mengungkap auktor di balik kerusuhan.
Hengki menambahkan, tidak ada polisi yang terkena anak panah beracun karena mengenakan pelindung tubuh. "Tidak ada anggota yang terkena karena sebagian besar anggota yang berada di barisan depan mengenakan pelindung tubuh," ucapnya.