Terik matahari menyengat kulit wajah Indrayani Palalo (42). Perempuan yang tinggal di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ini rela berdiri berpanas-panasan di depan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (2/6/2019).
Oleh
Elsa Emiria Leba
·3 menit baca
Terik matahari menyengat kulit wajah Indrayani Palalo (42). Perempuan yang tinggal di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, ini rela berdiri berpanas-panasan di depan Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan, Minggu (2/6/2019).
Sejak pukul 11.30, Indrayani menanti kedatangan jenazah Ny Kristiani Herrawati atau Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono. Ani Yudhoyono meninggal karena kanker darah di National University Hospital (NUH), Singapura, Sabtu (1/6/2019).
Indrayani datang seorang diri menggunakan ojek daring karena rekan-rekannya telanjur pulang kampung jelang Lebaran.
”Saya datang sebagai bentuk penghormatan terakhir kepada beliau. Kita kehilangan sosok yang baik dan akrab dengan rakyat,” kata Indrayani sambil meneteskan air mata.
Sebagai Ibu Negara, Indrayani menilai Ani Yudhoyono adalah sosok yang dekat dengan rakyat. Sudah dua kali ia bertemu langsung dengan Ani Yudhoyono. Pertama kali bertemu pada kegiatan majelis taklim di Cikeas, Bogor, tahun 2010 dan berikutnya pada acara open house di Istana Kepresidenan tahun 2014.
Menurut Indrayani, Ani Yudhoyono adalah orang yang ramah. Ia melihat langsung Ani tidak segan dan tidak lelah untuk bersalaman dengan warga yang datang pada kedua acara itu.
Sama seperti Indrayani, Rifqi Buniamin (63), warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, tengah berdiri di jalan raya seberang TMP Kalibata. Ia tidak keberatan untuk menunggu kedatangan jenazah Ani Yudhoyono selama berjam-jam.
”Saya belum pernah ketemu langsung dengan Bu Ani, hanya dengan Pak Yudhoyono. Namun, saya memperoleh kesan bahwa Bu Ani dekat dengan rakyat,” ujarnya.
Hal lain yang Rifqi sadari ketika melihat sosok Ani melalui media adalah kesetiaannya untuk mendampingi suami. Menurut dia, kesetiaan Ny Ani turut berperan penting terhadap kinerja Presiden Yudhoyono selama 10 tahun.
Ani Yudhoyono tidak hanya meninggalkan kesan bagi warga senior Indonesia. Ani Yudhoyono juga menjadi sumber inspirasi bagi anak muda.
Adelia Putri Hakim (16), pelajar yang tinggal di Penjaringan, Jakarta Utara, bersama keluarganya telah tiba di TMP Kalibata sejak pukul 11.00. Adelia ingin ikut mengantar Ani Yudhoyono ke tempat peristirahatan terakhir.
”Sejak mendengar Bu Ani sakit, saya jadi penasaran dengan orangnya. Jadi, saya buka akun Instagram Bu Ani dan ternyata beliau suka foto-foto,” tutur Adelia.
Sama seperti Ani Yudhoyono, Adelia sedang belajar fotografi secara otodidak. Melihat foto-foto Ani Yudhoyono di media sosial yang menarik memberi motivasi bagi Adelia bahwa ia juga bisa menghasilkan karya fotografi dengan baik.
”Ada satu hal yang saya lihat dari foto-foto terakhir Bu Ani. Beliau orang yang tegar. Meskipun sedang sakit, beliau selalu mau menyenangkan orang-orang terdekatnya,” kata Adelia.
Penantian ribuan warga di depan TMP Kalibata berakhir pada pukul 14.25. Mobil jenazah yang membawa Ani Yudhoyono akhirnya tiba, diikuti oleh sejumlah mobil lainnya berisi presiden ke-6 RI, Susilo Bambang Yudhoyono, dan keluarga.
Ketika turun, Yudhoyono melambaikan tangan kepada mereka yang hadir di sekitar TMP. Lambaiannya disambut ucapan pemberi semangat. ”Yang tabah ya, Pak!” teriak para warga yang mengiringi peti jenazah Ani Yudhoyono ke liang lahat.