Menurut mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang, yang juga pernah menjadi politisi Partai Demokrat, Ani kerap menjadi penengah atau jembatan di antara kubu-kubu politik yang berseberangan.
Oleh
Agnes Theodora/Satrio Pangarso Wisanggeni
·2 menit baca
Sosok Ibu Negara ke-6 Kristiani Herrawati atau dikenal dengan Ani Yudhoyono memberi macam-macam kesan di mata para elite politik dan tokoh nasional. Menurut mantan Gubernur Nusa Tenggara Barat Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang, yang juga pernah menjadi politisi Partai Demokrat, Ani kerap menjadi penengah atau jembatan di antara kubu-kubu politik yang berseberangan.
Ia menuturkan, banyak konflik dan dinamika yang terjadi di internal partai mampu diredam dengan masukan dari Ani sebagai penengah. Tuan Guru mengingat peran Ani dalam meredam dinamika yang sempat muncul di internal partai saat dirinya, yang saat itu anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, memutuskan mendukung calon presiden Joko Widodo di Pemilu 2019, sementara Partai Demokrat mendukung Prabowo Subianto. Saat itu, Tuan Guru akhirnya memutuskan untuk keluar dari partai.
”Banyak hal yang sudah dilewati partai. Banyak turbulensi di internal Demokrat yang mampu diredam dengan sosok beliau. Kehadirannya tidak hanya menenangkan secara psikologis, tapi ia juga menjadi katalisator, mampu memberi pandangan dan masukan yang baik di antara kubu-kubu yang berseberangan,” ujarnya.
Budayawan Jaya Suprana, yang juga hadir melayat Ani Yudhoyono, mengatakan hal serupa. Menurut Jaya, Ani adalah sosok yang sangat peduli dalam kegiatan kemanusiaan dan kebudayaan.
Untuk itu, wafatnya Ani Yudhoyono adalah sebuah panggilan atau wake up call, yang membangunkan bangsa Indonesia untuk tetap menjaga persatuan dan persaudaraan.
”Insya Allah wafatnya beliau itu adalah wake up call, membangunkan kita dari tidur kita yang sebenarnya sangat menyedihkan, yaitu marilah kita berhenti saling membenci,” kata Jaya.
Jaya mengungkapkan bahwa ia dan keluarganya secara pribadi merasa terpukul dan kehilangan atas meninggalnya Ani Yudhoyono. ”Kami sangat berutang budi kepada beliau karena beliau sangat peduli dengan kemanusiaan dan budaya,” ucap Jaya.