Dinilai Berhasil, Penerapan Sistem Satu Arah Bisa Diperpanjang
Korps Lalu Lintas Polri mempertimbangkan memperpanjang waktu pemberlakuan sistem satu arah di Tol Trans-Jawa karena dinilai berhasil mengurai kemacetan arus mudik.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·3 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Penerapan sistem satu arah atau one way di Jalan Tol Trans-Jawa sejak 30 Mei hingga 2 Juni 2019 dinilai berhasil mengurai kemacetan arus mudik. Korps Lalu Lintas Polri pun mempertimbangkan untuk memperpanjang waktu pemberlakuan sistem tersebut.
”Ini hari terakhir penerapan one way. Tetapi, ini bukan harga mati. One way bisa berlaku besok, bahkan hingga satu hari sebelum Lebaran, tergantung dari kondisi lapangan,” ujar Kepala Korlantas Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri saat meninjau Gerbang Tol (GT) Palimanan Kilometer 188, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, Minggu (2/6/2019).
Menurut Refdi, kebijakan terkait sistem satu arah bergantung pada situasi di lapangan. Sebelumnya, rencana pemberlakuan sistem satu arah pukul 09.00, misalnya, dipercepat jadi mulai pukul 06.00. Bahkan, jarak one way yang semula dari Km 70 Cikampek hingga Km 263 Brebes, Jawa Tengah, ditambah hingga Km 414 dan 420 GT Kalikangkung, Semarang, pada Sabtu sekitar pukul 12.00.
Hari ini, persiapan sistem satu arah hingga Kalikangkung dimulai sejak pukul 05.00. ”Saat ini pergerakan kendaraan seimbang dan lancar. Penentuan perpanjangan one way akan dilakukan sore atau tengah malam nanti,” ucap Refdi.
Pihaknya mencatat, hingga Minggu pagi lebih dari 600.000 kendaraan bergerak dari Jakarta dan sekitarnya menuju arah selatan, barat, dan timur Jateng serta Jatim. Dari jumlah itu, lebih dari 300.000 kendaraan mengarah ke timur melalui GT Cikampek Utama dan GT Palimanan.
Berdasarkan data yang diolah Litbang Kompas, prediksi volume kendaraan yang melintasi GT Cikampek Utama sejak H-7 hingga H-1 Lebaran tahun ini mencapai 442.041. Tahun lalu, sebanyak 413.880 kendaraan melintasi GT Cikampek Utama.
Setelah 45 menit sampai 1 jam, arus kendaraan sudah mencair.
Refdi mengakui, arus kendaraan sempat tersendat di GT Palimanan pada Sabtu. GT Palimanan merupakan tempat transaksi pembayaran tol sehingga kendaraan harus mengantre. Pantauan Kompas, antrean mencapai 6 kilometer pada Sabtu siang.
Namun, menurut Refdi, antrean di GT Palimanan masih dalam batas toleransi, yakni 2 sampai 3 kilometer. ”Setelah 45 menit sampai 1 jam, arus kendaraan sudah mencair. Ini juga dapat memperlambat arus sehingga tidak menumpuk di Kalikangkung,” ujarnya.
Refdi menuturkan, pihaknya telah menerapkan sejumlah langkah antisipasi kemacetan di gerbang tol yang menjadi tempat transaksi. Di GT Palimanan, untuk mengurai kepadatan, total 26 gardu dibuka bagi pengendara. Menggunakan pengeras suara, polisi juga mengarahkan kendaraan mengisi gardu yang lowong. Apalagi, kurangnya rambu membuat pengendara tampak bingung memasuki gardu transaksi.
Pada arus mudik sebelumnya, salah satu langkah antisipasi kemacetan menjelang GT transaksi adalah mengalihkan kendaraan ke jalur arteri. Misalnya, jika terjadi kemacetan hingga 5 kilometer di GT Palimanan, kendaraan akan dikeluarkan di GT Sumberjaya, Majalengka, kemudian melalui jalur arteri.
”Dari evaluasi kami, pengendara lebih memilih di tol, tidak ingin ke arteri. Jadi, upaya itu tidak dilakukan,” ujar Refdi.
Wakil Presiden Direktur PT LMS, pengelola Jalan Tol Cikopo-Palimanan, Firdaus Azis mengatakan, volume kendaraan tertinggi yang melintas di Cipali hingga saat ini terjadi pada Sabtu, yakni 97.871 kendaraan. Jumlah ini melonjak dibandingkan dengan puncak arus mudik tahun lalu, yakni sekitar 90.000 kendaraan.
”Kepadatan masih berpotensi terjadi hari ini dan besok. Kami perkirakan, puncaknya bisa mencapai lebih dari 100.000 kendaraan per hari,” ujarnya. Dalam sepekan terakhir, total kendaraan yang melintas di Cipali mencapai 448.853 unit. Jumlah ini meningkat 7,24 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.