MUGELLO, MINGGU – Isak tangis haru terdengar jelas dari Danilo Petrucci, pebalap tim Ducati, seusai menang dramatis di balap motor Motogp seri Italia, Minggu (2/6/2019) malam. Kemenangan pertama Petrucci di seri Italia itu bisa menyelamatka dirinya dari ancaman pensiun dini di MotoGP.
Menjelang seri Italia di Sirkuit Mugello, Petrucci dilanda kegalauan hebat. Pebalap berusia 28 tahun asal Terni, Italia, itu sempat khawatir akan kehilangan pekerjaannya dan terpaksa harus meninggalkan MotoGP. Kontrak Petrucci di Ducati bakal berakhir di akhir musim ini. Belum ada kejelasan ia bakal dipertahankan tim pabrikan asal Italia itu atau tidak.
Ducati dikabarkan tengah melirik pebalap muda berbakat yang tampil di kelas Moto2, Alex Marquez. Karier adik dari juara dunia bertahan MotoGP, Marc Marquez, itu kini tengah menanjak. Ia merupakan kandidat kuat juara Moto2 musim ini. Ia kebetulan juga memenangi seri Italia, kemarin.
“Saya ingin bertahan di Ducati untuk waktu yang lama, meskipun tidak berani untuk bermimpi memenangi balapan. Tim ini seperti rumah saya sendiri. Jika tidak dipertahankan di tim ini musim depan artinya saya tidak cocok di pekerjaan ini. Saya harus mulai mencari hal (pekerjaan) baru,” tuturnya dikutip GPone seusai meraih podium ketiga di seri Perancis, dua pekan lalu.
Motivasi untuk bertahan di MotoGP, kompetisi balap motor yang dicintainya, menjadi pendorong semangatnya pada balapan sengit di Italia. Start dari posisi ketiga, Petrucci harus meladeni persaingan sengit dari para rivalnya seperti Marquez, Jack Miller, Alex Rins, dan rekan setimnya, Andrea Dovizioso. Posisi pebalap terdepan kerap berganti hampir di setiap putaran sirkuit bertipe cepat itu.
Petrucci sempat berada di urutan ketiga sebelum akhirnya memimpin kembali balapan itu menjelang putaran terakhir. Memanfaatkan kekuatan mesin Ducati, Petrucci menyalip Marquez dan Dovizioso di tikungan pertama sirkuit itu. Ia pun unggul tipis, yaitu 0,04 detik alias hanya sekejap mata dari Marquez yang finis kedua. Itu menjadi kemenangan pertama Petrucci sejak 2011 silam.
Kemenangan itu disambut suka cita fans MotoGP di Italia. Mereka setidaknya bisa terhibur setelah melihat pebalap kesayangannya, Valentino Rossi, gagal finis setelah terjatuh di pertengahan balapan. “Ini sulit dipercaya. Saya memenangi balapan di depan fans, rumah sendiri. Sulit menjelaskan perasaan saya saat ini karena saya nyaris tidak sadar ternyata finis terdepan,” ujar Petrucci seusai balapan itu.
Berkat kemenangan itu, Petrucci melesat ke peringkat keempat, menyalip Rossi, di klasemen pebalap. Meskipun demikian, Marquez tetap memimpin klasemen sementara. Ia bahkan menambah selisih keunggulan di puncak setelah menggagalkan upaya kemenangan rival terberatnya, Dovizioso. Marquez, yang start di posisi paling depan, sempat tercecer di urutan kelima balapan. Namun, perlahan, ia kembali bangkit.
Marquez kini unggul 12 poin dari Dovizioso. “Target saya adalah finis di depan Dovi, Rins, dan Valentino. Saya mampu melakukannya. Untuk itu, saya senang dengan raihan 20 poin di Italia ini. Danilo laik memenanginya karena ia lebih cepat,” tutur Marquez.
Sirkuit sepanjang 5,2 kilometer itu menelan banyak “korban”. Selain Rossi, pebalap berpengalaman lainnya yaitu Franco Morbidelli dari tim Petronas Yamaha serta Miller dari Ducati—juga terjatuh di sirkuit ternama tersebut. Total enam pebalap gagal finis di GP itu. Balapan seri selanjutnya akan digelar di Catalunya, Spanyol, dua pekan mendatang. (AFP)