Badan Usaha Usul Penambahan Kapasitas Tol Lingkar Jakarta
Kondisi jalan tol di Jakarta dinilai telah melebihi kapasitas. Badan usaha jalan tol usul kapasitas tol ditambah.
Oleh
Norbertus Arya Dwiangga Martiar
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS – Kondisi jalan tol yang semakin padat di Jakarta memperlihatkan volume kendaraan telah melebihi kapasitas. Hal itu mendorong badan usaha jalan tol untuk mengusulkan penambahan kapasitas atau ruas tol baru kepada pemerintah.
Di utara Jakarta, diusulkan penambahan lingkup di sepanjang tol ruas tol tol Ancol-Pluit oleh PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk. Sementara, di sisi selatan Jakarta, terdapat ruas tol prakarsa antara Cikunir sampai Ulujami oleh konsorsium PT Nusantara Infrastructure Tbk. Tol itu merupakan bagian dari jaringan tol Lingkar Luar Jakarta (JORR) III.
Direktur Independen PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk, Djoko Sapto M Mulyo mengatakan, pengajuan penambahan ruang lingkup tersebut dilakukan untuk menambah kapasitas ruas tol yang ada. “Karena kita tahu kapasitas dari jalan tol yang eksisting itu sudah tidak mencukupi lagi,” kata Djoko, akhir pekan lalu, di Jakarta.
Djoko mengatakan, saat ini jaringan tol di utara Jakarta sangat terbatas. Sementara, di jalur tersebut ada kendaraan yang memang mengarah ke pelabuhan, ada pula kendaraan yang sebenarnya hanya lewat untuk menuju ke timur atau Cikampek maupun sebaliknya ke arah barat atau Tangerang.
Sementara, rasio antara kapasitas jalan tol dengan volume kendaraan sudah mendekati angka 1 di beberapa titik. Semakin mendekati angka 1, berarti kepadatan kendaraan semakin tinggi dan sebaliknya.
Untuk itu, lanjut Djoko, pihaknya mengusulkan penambahan lingkup sepanjang 9,5 kilometer antara Ancol (Tol Akses Tanjung Priok) sampai Pluit. Tol tersebut sejajar dengan jalan tol yang sudah ada dan akan dibangun dengan konstruksi layang dua tingkat (double decker). Kebutuhan investasinya sekitar Rp 13 triliun.
“Kapasitas tol kami tambah dan penambahan itu untuk kendaraan jarak jauh. Jadi tidak ada pintu tol di tengah ruas baru tersebut. Jadi memang untuk pengendara yang langsung menuju ke timur atau sebaliknya,” ujar Djoko. Saat ini usulan penambahan lingkup tersebut masih dievaluasi oleh pemerintah.
Di sisi selatan Jakarta, konsorsium PT Nusantara Infrastructure Tbk tengah melakukan studi kelayakan dari tol prakarsa antara Cikunir sampai Ulujami. Tol sepanjang 21 kilometer tersebut direncanakan akan dibangun dengan konstruksi layang.
Direktur Utama PT Nusantara Infrastructure Tbk, M Ramdani Basri mengatakan, penambahan kapasitas jaringan jalan tol di wilayah Jakarta sebenarnya terlambat. Pertumbuhan kendaraan tidak diimbangi dengan penyediaan infrastruktur yang memadai. Jalan tol yang telah ada pun sudah tidak bisa mengimbangi volume kendaraan yang lewat.
“Jadi sekarang yang diperlukan bukan lagi jalan tol dua tingkat, tetapi tiga tingkat. Misalnya sekarang banyak kendaraan yang masuk dan keluar tol untuk jarak pendek, maka diperlukan jalur yang untuk pengendara jarak panjang atau jarak jauh, misalnya dari Cengkareng langsung ke Cawang,” ujar Ramdani.
Studi kelayakan tol Cikunir-Ulujami tersebut dijadwalkan selesai tahun ini. Studi kelayakannya termasuk rumit karena akan bersinggungan dengan jalan tol yang sudah ada, jalan arteri, dan perlintasan MRT. Setelah studi kelayakan selesai, Badan Pengatur Jalan Tol akan melelangnya dengan skema right to match.
Menurut Ramdani, kesempatan untuk mengembangkan jaringan jalan tol di perkotaan masih sangat besar bagi swasta. Namun, diperlukan modal yang besar karena investasinya jangka panjang. PT Nusantara Infrastructure Tbk pun berencana untuk menggandeng investor asing untuk pembangunan ruas prakarsa tersebut.
“Paling tidak harus punya 2 sampai 3 ruas tol sehingga bisa subsidi silang. Kalau hanya punya satu, maka harus disuntik dana terus. Padahal pendapatan belum ada. Nafasnya harus panjang,” ujar Ramdani.