SUVA, MINGGU – Lifter putri yunior Windy Cantika Aisah berusaha menunjukkan konsistensi penampilannya demi mengantongi tiket menuju Olimpiade Tokyo 2020. Itu dia lakukan dalam Kejuaraan Dunia Angkat Besi Yunior di Suva, Fiji, Minggu (2/6/2019). Lifter berusia 17 tahun yang tampil di kelas 49 kilogram itu meraih tiga medali perak setelah membukukan angkatan snatch 81 kg, clean and jerk 98 kg, dan angkatan total 179 kg.
Dengan hasil ini, Cantika mempertajam rekor dunia remaja atas namanya sendiri yang diukir di Kejuaraan Asia, 20-28 April 2019. Cantika memperbaiki rekor dunia angkatan snatch dari 80 kg menjadi 81 kg, clean and jerk dari 97 kg menjadi 98 kg, serta total 177 kg menjadi 179 kg.
Di kejuaraan yang termasuk dalam kualifikasi Olimpiade, dengan level emas, atau menyediakan poin peringkat dunia terbanyak, Cantika menyerah dari lifter China, juara dunia remaja 2016, Zhao Jinhong (18 tahun), dengan total 191 kg (snatch 81 kg, clean and jerk 110 kg). Peringkat ketiga diisi Reichardt Hayley Marie (Amerika Serikat) dengan total 172 kg (snatch 74 kg, clean and jerk 98 kg).
Di kelas putra 61 kg, Muhammad Faathir meraih medali perak dan mengukir rekor dunia remaja untuk angkatan clean and jerk 149 kg. Lifter berusia 16 tahun ini melewati standard rekor dunia IWF, 147 kg. Namun, berdasarkan angkatan total, Faathir menempati peringkat keenam dengan total angkatan 261 kg. Dia membukukan angkatan snatch 112 kg. Jumlah angkatan Faathir terpaut 12 kg dari lifter Turki, Toptas Caner, yang menjadi juara dunia dengan total 273 kg (snatch 125 kg, 148 kg).
Faathir berhasil meningkatkan jumlah angkatan hingga 10 kg dari penampilan terakhirnya di Arafura Games 2019. Di Kejuaraan yang bergulir di Darwin, Australia, 27 April – 4 Mei, Faathir membukukan jumlah angkatan 251 kg (snatch 111 kg, clean and jerk 140 kg).
Bermain di kelas 67 kg, Mohammad Yasin menempati peringkat kelima kejuaraan dengan total angkatan 288 kg (snatch 133 kg, cleand and jerk 155 kg). Di kelas ini, lifter Uzbekistan Adkhamjon Ergashev menjadi juara dunia dengan total angkatan 312 kg (snatch 141 kg, clean and jerk 173 kg).
Cantika sebenarnya mempunyai kesempatan menjadi juara dunia setelah berbagi jumlah angkatan snatch yang sama dengan lifter China, yaitu 81 kg. Selanjutnya, di angkatan clean and jerk, Cantika tampil meyakinkan pada angkatan pertama dan kedua. Setelah sukses mengangkat beban 94 kg, dia berhasil menjawab tantangan angkatan 98 kg.
Namun, begitu jumlah beban dinaikkan menjadi 101 kg, kaki Cantika bergoyang sehingga beban terjatuh ke depan. Kesalahan pada angkatan ketiga ini membuka peluang lifter China merebut gelar. Zhao Jinhong segera menaikkan beban angkatan clean and jerk 102 kg, menjadi 110 kg.
Tantangan
Pelatih kepala tim angkat besi Indonesia Dirdja Wihardja mengatakan, Cantika ditantang untuk melakukan angkatan melewati rekor latihan sehari-hari, yaitu beban 100 kg. “Dia sudah mencoba maksimal, tetapi kurang power, terutama front squat. Kami sengaja menaikkan jumlah angkatan melewati latihan sehari-hari untuk melihat keberanian dan kepercayaan diri Cantika,” ujar Dirdja.
Dirdja menjelaskan, dirinya sudah mengetahui kelemahan Cantika di angkatan clean and jerk. “Saat latihan snatch, aura Cantika penuh semangat. Tetapi, di angkatan clean and jerk aura-nya tidak begitu bagus. Sebenarnya, ini menjadi indikasi kelemahan dia di angkatan clean and jerk,” ujarnya.
Meskipun gagal menjadi juara dunia, menurut Dirdja, hasil di Suva menunjukkan konsistensi Cantika untuk mengumpulkan poin peringkat dunia menuju Olimpiade Tokyo 2020. Dalam dua kejuaraan yang diikuti, Cantika berhasil menunjukkan kemajuan jumlah angkatan. Cantika juga menunjukkan rasa percaya diri menghadapi lifter China dengan usia yang lebih tua dan catatan angkatan lebih bagus.
Selanjutnya, Cantika akan mengikuti sejumlah kejuaraan demi berburu poin Olimpiade. Lifter asal Bandung, Jawa Barat itu, juga diharapkan bisa menyumbangkan emas SEA Games 2019.
Dirdja berharap, Cantika bisa lebih gigih menjalani latihan terutama untuk memperbaiki power dasar pada jenis angkatan clean and jerk. Dengan usia yang masih muda, dan semangat untuk mengukir prestasi, Dirdja yakin, penampilan Cantika akan selalu meningkat.
Meski belum meraih medali, Dirdja juga menilai, penampilan lifter putra sudah melewati latihan sehari-hari. “Terutama Faathir, penampilan dia sudah lebih baik dari kejuaraan terakhir yang diikuti, yaitu Arafura Games. Tetapi, dia tidak boleh cepat puas karena persaingan semakin berat,” ujar Dirdja.