Pemantauan hilal untuk menetapkan 1 Syawal 1440 Hijriah juga dilakukan di Palembang, Sumatera Selatan, pada Senin (3/6/2019) sore. Namun, hilal tidak terpantau.
Oleh
RHAMA PURNA JATI
·2 menit baca
PALEMBANG, KOMPAS — Pemantauan hilal untuk menetapkan 1 Syawal 1440 Hijriah juga dilakukan di Palembang, Sumatera Selatan, pada Senin (3/6/2019) sore. Namun, hilal tidak terpantau.
Pemantauan hilal dilakukan pada pukul 17.58.47 WIB atau tepat saat Matahari terbenam dengan menggunakan teleskop di lantai 18 Hotel Aryaduta, Palembang. Ini merupakan posisi tertinggi di kawasan Kota Palembang.
Kepala Kantor Perwakilan Kementerian Agama (Kemenag) Sumsel Alfajri Zabidi mengatakan, berdasarkan hasil pemantauan, Matahari terbenam pada pukul 17.58.47 WIB. Ketinggian hilal di Palembang pada Senin sore sekitar 0 derajat22’ 19” di bawah ufuk Mar’i.
Azimut (sudut putar dari arah barat hingga timur) menunjukkan Matahari terbenam pada 22 derajat16’ 50” di utara titik barat dan azimut bulan terbenam 19 derajat26’ 38” di utara titik barat. Pada saat Matahari terbenam dan menurut hisab hilal masih di bawah ufuk, maka hilal pada Senin sore tidak terlihat.
Berdasarkan petunjuk Kemenag, ujar Alfajri, hilal dinyatakan terlihat apabila berada di posisi 2 derajat. ”1 derajat masih dinyatakan tidak tampak, apalagi 0 derajat,” ujar Alfajri.
Hasil pemantauan ini, lanjut Alfajri, akan dilaporkan ke Kemenag untuk kemudian dibandingkan dengan daerah lain. ”Setelah laporan dari daerah lain diterima, hasil pemantauan akan dimusyawarahkan dengan para ulama dan ormas Islam lain,” katanya.
Alfajri menerangkan, di Palembang memang jarang terpantau hilal. Hal itu karena posisi geografis Palembang yang tergolong datar. ”Mungkin, jika pemantauan dilakukan di tempat lebih tinggi, kita bisa melihat hilal,” katanya.
Namun, penetapan 1 Syawal juga tergantung pada pengamatan hilal di provinsi lain. Apabila ada dua atau tiga provinsi yang yakin telah melihat hilal, 1 Syawal bisa ditetapkan.
Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdit Pengurus Wilayah Muhammadiyah Sumsel Sunaryo mengatakan, untuk Muhammadiyah, penentuan 1 Syawal menggunakan metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal. Apabila hasil pemantauan hilal masih di ufuk, Ramadhan digenapkan menjadi 30 hari.
”Muhammadiyah sendiri sudah menetapkan bahwa 1 Syawal 1440 H jatuh pada hari Rabu (5/6/2019). Ini sudah tertulis dalam Maklumat Nomor 1 Tahun 2019,” katanya.
Dengan kemungkinan persamaan penentuan 1 Syawal ini, ujar Sunaryo, Idul Fitri pada tahun ini tentu akan lebih meriah. ”Tahun lalu, perayaan Idul Fitri juga bersamaan,” katanya.
Sunaryo mengatakan, berdasarkan perhitungan, kemungkinan perbedaan penetapan 1 Syawal baru akan terjadi pada tahun 2023.