Manajer Juergen Klopp belum berpuas diri seusai meraih trofi Liga Champions pertamanya bersama Liverpool FC. Klopp berjanji, “The Reds” akan mewujudkan keajaiban kembali di final Liga Champions 2020 di Turki.
MADRID, MINGGU – Merpati tidak pernah ingkar janji. Demikian pula dengan Manajer Liverpool Juergen Klopp yang baru saja mengantarkan Liverpool FC meraih trofi Liga Champions seusai membekap Tottenham Hotspur 2-0 di Madrid, Minggu (2/6/2019) dini hari WIB. Trofi itu menjadi perwujudan janjinya di Anfield empat tahun silam.
Saat pertama kali diperkenalkan sebagai manajer baru Liverpool, Oktober 2015 silam, Klopp tampil bak cenayang. “Jika ada di sini (Liverpool) selama empat tahun ke depan, saya yakin betul kami akan meraih satu trofi,” ujar juru taktik asal Jerman itu di hadapan sejumlah jurnalis Inggris.
Keyakinan Klopp menjadi kenyataan. Trofi datang tepat pada waktunya, yaitu akhir musim keempatnya bersama “The Reds”. Tidak tanggung-tanggung, piala yang direalisasikannya itu adalah “si kuping lebar”, julukan trofi Liga Champions yang menjadi impian setiap klub di Eropa. Nama Klopp pun diabadikan di The Kop—tribune historis di Stadion Anfield—bersama barisan manajer legendaris lainnya di klub itu, yaitu Bob Paisley, Joe Fagan, dan Rafael Benitez.
Kemenangan itu memang tidak terlepas dari jasa Mohamed Salah dan Divock Origi, pencetak gol di laga itu, berikut penampilan gemilang kiper Alison Becker dan bek Virgil van Dijk. Namun, pujian terbesar patut diberikan untuk Klopp yang tetap setia dan tidak berhenti percaya bahwa Liverpool akan sukses meskipun berkali-kali, yaitu tepatnya enam kali, gagal di final berbagai kompetisi.
“Tanpa dia, mustahil kami meraih ini (trofi Liga Champions). Apa yang dia lakukan di klub ini sulit dipercaya. Seluruh pujian ditujukan kepada manajer (Klopp) yang membantu kami melewati masa-masa sulit bersama,” ujar Jordan Henderson, kapten tim Liverpool, yang nampak emosional seusai meraih trofi itu.
Kesuksesan The Reds meraih trofi Liga Champions keenamnya di Madrid merupakan penanda keberhasilan proses transformasi tim itu bersama Klopp. Sebelum dipegang manajer asal Jerman itu, The Reds sempat tenggelam di Eropa. Nyaris satu dekade mereka absen di final Liga Champions setelah era sukses bersama Benitez. Kini, dua musim beruntun mereka ke final, satu di antaranya berujung juara.
Kolumnis ESPN, Musa Okwonga, mengibaratkan Klopp sebagai manajer super alias hebat meskipun tidak memiliki koleksi trofi sebanyak Pep Guardiola di Manchester City atau Zinedine Zidane bersama Real Madrid. Salah satu alasannya adalah karena Klopp berhasil mematahkan kecenderungan satu dekade terakhir di mana faktor individual lebih menentukan ketimbang sistem permainan atau kolektivitas tim.
Dekade baru
Liverpool dan Klopp menunjukkan, trofi Liga Champions tidak lagi melulu monopoli tim-tim kaya Spanyol, yaitu Real Madrid dan Barcelona, dengan barisan manusia “supernya”, yaitu Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Itu terutama dibuktikan The Reds saat menggilas Barcelona 4-0 di Anfield pada babak semifinal. Momen ajaib itu menjadi kunci keberhasillan Liverpool meraih gelar juara musim ini.
“Perlahan kita mulai meninggalkan dekade yang didominasi Ronaldo dan Messi, yaitu era di mana tidak ada rencana B (alternatif) selain bergantung pada kehebatan kedua pemain itu. Final musim ini bisa menjadi awal dari era pelatih super, yaitu orang-orang yang mampu mendorong para pemain bagus dan sangat bagus ke level luar biasa. Pelatih macam ini adalah langka,” tulis Okwonga dalam kolomnya di ESPN.
Pandangan itu klop dengan apa yang disampaikan Klopp seusai final di Madrid. Liga Champions kini bisa menjadi eranya The Reds dan klub-klub lain yang mengutamakan sistem di atas individu. Seperti empat tahun lalu, Klopp kembali berikrar. Ia berjanji akan membawa Liverpool kembali ke final dan mati-matian mempertahankan trofi Liga Champions pada musim depan.
Kebetulan, final Liga Champions 2020 akan digelar di Istanbul, Turki, tempat yang sama saat Liverpool lagi-lagi dengan ajaibnya menjuarai Liga Champions, yaitu 2005 silam. Ketika itu, mereka sempat tertinggal 0-3 dari AC Milan di babak pertama final itu. Namun, tim asuhan Benitez ini bangkit dan merebut Liga Champions. “Saya sudah bilang ke UEFA, kami bakal ada di sana. Menciptakan kembali keajaiban di Istanbul bakal menjadi target kami meskipun itu bakal sulit,” tutur Klopp.
Demi mewujudkan target trofi lainnya pada musim depan, pemilik Liverpool John W. Henry turut menjanjikan dana segar untuk semakin memperkuat skuad mereka. Selain Liga Champions, menurut Henry, trofi Liga Inggris menjadi bidikan mereka. Musim ini, Liverpool hanya kalah tipis, yaitu satu poin, dari Manchester City dalam perburuan trofi Liga Inggris. (AFP/Reuters)