JAKARTA, KOMPAS — Tingkat keterisian atau okupansi hotel-hotel di Jakarta menjelang lebaran terus meningkat dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini karena berlibur di hotel selama libur lebaran semakin diminati masyarakat.
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani mengatakan, okupansi hotel di Jakarta biasanya mengalami turun menjadisekitar 20 atau 30 persen selama Ramadhan. Namun, tren tersebut tahun ini mengalami perubahan karena adanya perilaku sejumlah warga memilih menginap di hotel pada saat lebaran.
“Tren ini setidaknya terjadi mulai tahun lalu. Banyak keluarga yang tak ingin repot di rumah karena ditinggal pembantu mudik atau untuk sekedar untuk alasan liburan memilih untuk menginap di hotel,” katanya di Jakarta Minggu (2/6/2019).
Tren berlibur di hotel itu populer dengan sebutan staycation yang berasal dari gabungan kata stay (tinggal) dan vacation (liburan). Staycation berart liburan dengan hanya tinggal di satu tempat.
Menurut Hariyadi, adanya tren ini cukup membantu peningkatan okupansi hotel-hotel di Jakarta hingga mencapai 50 atau 60 persen. Hotel-hotel yang diminati adalah hotel yang memiliki fasilitas lengkap untuk keluarga.
“Sebagian keluarga memilih fasilitas yang cocok untuk kegiatan keluarga, misalnya ada kolam renang atau tempat bermain anak,” katanya.
Di Hotel Mulia Senayan, misalnya, okupansi hotel mencapai sekitar 80 persen dari 994 unit kamar. Sebelumnya, memasuki Ramadhan, okupansi di hotel bintang lima itu sempat turun.
Direktur Komunikasi Hotel Mulia Senayan Hanny Gunawan mengatakan, pesanan kamar mulai ramai sejak seminggu sebelum lebaran. Hal ini didukung oleh masa libur lebaran 2019 ini cukup panjang. “Kami juga beri paket diskon ekstra menginap satu hari bagi pengunjung yang menginap selama dua hari,” kata Hanny.
Di Hotel Artotel Thamrin, okupansi menjelang lebaran ini sudah mencapai 85 persen. “Sekitar 107 unit kamar mulai terisi sejak seminggu sebelum lebaran. Hari ini, keterisian hotel mencapai angka 85 persen,” kata Executive Secretary Artotel Thamrin Raissa Aprilia.
Sejumlah hotel tetap ramai oleh penghuni meskipun lalu-lintas Jakarta secara umum sudah sepi. Jumlah pemudik dari kawasan Jakarta, Bogor, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek) tahun 2019 ini diperkirakan mencapai 14,9 juta orang atau sekitar 44,1 persen dari seluruh warga Jabodetabek.
Jon (39), warga Jakarta Selatan, menginap di Hotel Fairmont di Jakarta Pusat bersama keluarganya pada Jumat sore. Ia mengatakan, alasannya menginap di hotel karena dekat dengan sarana hiburan dan pusat perbelanjaan. Keluarga itu akan menginap sejak Jumat (31/5/2019) dan akan terus lanjut hingga Senin (3/6/2019) mendatang.
Hermon (35), warga Jakarta Utara, juga memilih menginap di hotel yang sama karena mendapat promo dari kartu kredit. Ia menginap dengan istrinya sebagai sarana liburan untuk mengisi masa lebaran.
Hariyadi mengatakan, tahun depan, upaya menggaet pengunjung selama Ramadhan direncanakan diperluas hingga ke wilayah Asia Tenggara. Upaya ini dilakukan dengan membuat paket promo kombinasi antara hotel dan tiket penerbangan sehingga harga menjadi lebih kompetitif.
“Kami mencoba kerja sama dengan sejumlah maskapai untuk rute penerbangan tertentu. Pasar wisatawan dari Asia Tenggara saya nilai paling cocok, karena mereka dapat berlibur dengan perencanaan singkat. Berbeda dengan wisatawan Eropa yang merencanakan liburan sejak jauh-jauh hari,” katanya.
Tempat wisata
Selain hotel, sejumlah destinasi wisata di Jakarta pun bersiap menghadapi lonjakan pengunjung pada masa libur lebaran 2019. Kepadatan pengunjung diprediksi mulai terjadi pada H+1 lebaran.
Kepala Satuan Pelaksana Promosi dan Pengembangan Usaha TMR I Ketut Widarsana memprediksi, 8-9 Juni 2019 akan menjadi puncak keramaian pengunjung TMR. Jumlah pengunjung pada periode itu diperkirakan 150.000 orang per hari. Menurut data pengelola TMR, jumlah pengunjung pada hari kedua Lebaran 2018 adalah 91.269 orang.
Pengunjung TMR pada masa libur Lebaran tahun ini diperkirakan 800.000 orang. Periode ini terhitung sejak 6-16 Juni 2019. Tiga hari sebelum lebaran, suasana Taman Margasatwa Ragunan (TMR) di Jakarta masih sepi. Menurut data dari pengelola taman, jumlah pengunjung hingga pukul 15.00 adalah 3.507 orang.
Ketut mengatakan, pihaknya sudah bersiap dengan 1.000 petugas. “Petugas ini dari instansi-instansi terkait, antara lain kepolisian, Satpol PP, Dinas Perhubungan, dan Palang Merah Indonesia,” katanya.
Di Taman Impian Jaya Ancol, pengelola menyiapkan personel tambahan disiagakan untuk menghadapi lonjakan pengunjung. Petugas keamanan yang semula berjumlah 405 orang ditambah menjadi 1.754 orang. Adapun petugas kebersihan yang semula 207 orang ditambah menjadi 317 orang. ”Para personel merupakan petugas gabungan dari sejumlah pihak, seperti TNI, Polri, Satpol PP, dan personel internal,” kata Corporate Communication Manager Taman Impian Jaya Ancol Rika Lestari.
Selain menambah jumlah fasilitas, Ancol pun memberlakukan sistem parkir terpusat selama 6-8 Juni 2019. Para pengunjung yang membawa kendaraan, baik mobil maupun motor, akan langsung diarahkan ke kantong parkir yang tersedia. Kantong parkir itu bisa menampung sekitar 14.000 mobil dan 17.000 motor. Adapun 80 bus disiapkan untuk mobilitas para pengunjung di area Ancol. Bus itu beroperasi selama 24 jam pada 6-8 Juni 2019. Sepeda listrik juga disediakan gratis bagi para pengunjung selama 5-9 Juni 2019.
Jumlah pengunjung Taman Impian Jaya Ancol pada masa libur Lebaran 2018 adalah 398.343 orang. Sementara itu, jumlah pengunjung pada periode yang sama tahun 2017 adalah 434.870 orang.