Menimbang Daging dan Bedil
Sebagai sekutu di kawasan, Jepang tidak selalu mendapat perlakuan istimewa dari Presiden AS Donald Trump. Washington tetap menginginkan neraca perdagangan mereka menjadi lebih seimbang.
Jepang adalah keteraturan dan ketertiban. Hal tidak terduga amat tidak diharapkan terjadi di kerajaan yang sudah berusia 27 abad dengan 126 kaisar itu. Lawatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump ke Jepang juga diwarnai keteraturan dan ketertiban.
Sepanjang muhibah empat hari mulai Sabtu (25/5/2019) itu, nyaris tidak ada pernyataan atau tindakan kontroversial dari Trump. Ia hanya membingungkan korps diplomatik AS saat berpendapat berbeda soal uji rudal Korea Utara. Trump menyebut, Pyongyang hanya menguji senjata kecil dan tidak terganggu dengan itu. Padahal, sebelumnya Penasihat Keamanan Nasional AS John Bolton dan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe menyebut uji coba itu melanggar resolusi PBB. Abe dan Bolton sepakat Korut harus dikenai sanksi.
Setelah komentar itu, semua kembali ke koridor. Ia bermain golf, menonton sumo, menghadiri jamuan makan dengan Kaisar Naruhito, hingga menyambangi kapal perang AS dan Jepang di Tokyo. Abe secara khusus menjamu Trump dengan burger yang dibuat dengan daging sapi dari AS.
Trump tidak menampik merasa diperlakukan istimewa. Ia menyebut jamuan makan dengan kaisar adalah hal yang hanya terjadi 200 tahun sekali. Ia merujuk pada fakta Naruhito adalah kaisar pertama dalam 202 tahun terakhir yang naik takhta saat kaisar sebelumnya masih hidup. Terakhir kali fenomena itu terjadi pada 7 Mei 1817 saat Ayahito alias Kaisar Nenko menggantikan ayahnya, Morohito alias Kaisar Kokaku, yang mengundurkan diri.
Perlakuan istimewa untuk Trump juga ditunjukkan dengan modifikasi penyelanggaran pertandingan sumo. Panitia mengambil bantal tempat duduk penonton dan menyediakan sofa tanpa kaki bagi Trump. Bantalan diambil untuk mencegah ada yang menyasar Trump. Para penonton sumo memang diizinkan melemparkan bantalan duduk jika tidak puas terhadap pertandingan.
Sebagai imbalannya, Trump secara terbuka memuji modernisasi dan penguatan angkatan bersenjata Jepang yang menjadi salah satu agenda politik Abe. Pemerintahan Abe mengatakan sedang menyiapkan rencana membeli total 150 F-35, jet tempur buatan Lockheed Martin, AS.
Abe juga bersiap mengembangkan fungsi dua kapal induk helikopter milik Jepang, Kaga dan Izumo. Ke depan, Kaga dan Izumo akan dimodifikasi untuk bisa menjadi kapal induk bagi F-35. ”Dengan peralatan baru, Kaga akan membantu negara kita menghadapi beragam ancaman di kawasan dan sekitarnya,” ujar Trump.
Trump juga mengatakan tidak akan membuat kebijakan apa pun soal tarif bea masuk impor produk Jepang ke AS sampai Juli 2019. Secara terbuka, ia menyebut pemilu senat Jepang menjadi pertimbangan soal perundingan dagang AS-Jepang. ”Dari sudut pandang Jepang, Abe mendapat semua yang diinginkan dari lawatan ini,” kata pengamat masalah Jepang di Universitas Stanford, Daniel Sneider, sebagaimana dikutip majalah Time.
Neraca dagang defisit
Daging sapi yang jadi menu makan siang selepas golf adalah salah satu penyebab perang dagang AS-Jepang. Trump ingin Tokyo membeli lebih banyak daging serta aneka produk pertanian dan peternakan AS. Alasannya sama dengan yang diajukan kepada negara-negara lain, neraca dagang AS defisit dan Trump ingin ada keseimbangan. Ia mengancam mengenakan tambahan tarif bea masuk impor produk otomotif Jepang, salah satu penyebab utama defisit neraca dagang AS-Jepang.
Tidak mudah menyelesaikan masalah itu karena Washington dan Tokyo sama-sama berkeras. Tokyo hanya mau berunding soal impor produk pertanian dan peternakan dalam koridor Kemitraan Trans Pasifik (TPP). Sementara AS di bawah Trump sudah meninggalkan TPP. Abe dan Trump juga sama-sama tidak mungkin secara terbuka menurunkan tuntutan soal produk pertanian. Alasannya, hal itu berdampak pada konstituen masing-masing. Abe dan Trump sama-sama bersiap ikut pemilu. Abe menghadapi pemilu senat pada Juli 2019, Trump pemilu presiden pada November 2020.
Partai Liberal Demokrat (LDP) pimpinan Abe ingin mempertahankan keunggulannya di senat dan Trump mengejar periode kedua. Tidak mudah mempertahankan itu jika gagal mendapat kesepakatan yang menguntungkan sebelum pemilu.
Keputusan Trump, kata Sneider, juga bisa menjaga marwah Abe yang akan menjadi tuan rumah Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G-20 di Osaka, 28-29 Juni 2019. Dengan keputusan itu, kemungkinan debat sengit para kepala negara soal perang dagang bisa ditekan atau setidaknya lebih terkendali. Jepang sangat ingin menjadi tuan rumah yang baik dan KTT yang lancar.
Bagi Trump dan AS, hasil lawatan ke Jepang setidaknya menjaga sekutu setianya tetap relatif sependapat. ”Persekutuan AS-Jepang semakin berkembang di bawah kemitraan yang saya dan Presiden Trump kembangkan,” ujar Abe.