Panitia Coret Pelari yang Mendaftar Lebih dari Satu Kategori
Pendaftaran peserta untuk Borobudur Marathon 2019 telah dibuka selama satu bulan mulai 1-31 Mei 2019. Dari data yang masuk, sejumlah pelari mendaftar pada lebih dari satu kategori. Hal ini melanggar aturan proses pendaftaran.
Oleh
REGINA RUKMORINI
·3 menit baca
MAGELANG, KOMPAS — Pendaftaran peserta untuk Borobudur Marathon 2019 telah dibuka selama satu bulan mulai 1-31 Mei 2019. Dari data yang masuk, sejumlah pelari mendaftar pada lebih dari satu kategori. Hal ini melanggar aturan proses pendaftaran.
Catharina Rini Handayani dari tim event harian Kompas mengatakan, pendaftaran pada lebih dari satu kategori atas nama satu orang ini melanggar aturan dalam proses pendaftaran.
”Sesuai aturan pula, mereka yang mendaftar pada lebih dari satu kategori justru akan langsung dicoret dan kehilangan kesempatan menjadi pelari Borobudur Marathon 2019,” ujarnya saat dihubungi dari Magelang, Senin (3/6/2019).
Perilaku mendaftar pada lebih dari satu kategori ini, menurut Catharina, diakui menjadi kebiasaan sebagian pelari di Indonesia. Mendekati hari-H, dengan mempertimbangkan kemampuan serta melihat lawan atau pelari lain di setiap kategori, pelari yang bersangkutan baru akan memutuskan kategori lari yang diikuti.
Sesuai aturan pula, mereka yang mendaftar pada lebih dari satu kategori justru akan langsung dicoret dan kehilangan kesempatan menjadi pelari Borobudur Marathon 2019.
Upaya ini sengaja dilakukan agar peluang pelari tersebut menang lebih besar. Namun, dalam Borobudur Marathon 2019, hal semacam ini dilarang karena dinilai merugikan dan mengurangi peluang pelari lain berpartisipasi.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, pendaftaran pelari Borobudur Marathon 2019 dibuka dengan sistem ballot atau undian. Sistem ballot adalah prosedur pengundian pendaftaran yang umum digunakan dalam banyak ajang maraton, termasuk major marathon, seperti Boston Marathon, Berlin Marathon, dan Tokyo Marathon. Sistem undian ini juga sudah diterapkan di sejumlah ajang maraton di Asia, seperti Hong Kong Marathon dan Kuala Lumpur Marathon.
Dalam sistem ballot ajang Borobudur Marathon 2019 ini, para pendaftar akan diundi secara acak. Dari proses pengundian ini, nantinya akan dipilih 8.000 pelari. Hasil pengundian akan diumumkan pada 19 Juni mendatang.
Total pelari Borobudur Marathon 2019 nantinya akan mencapai 11.000 orang, meningkat dari jumlah pada ajang yang sama tahun 2018 sebanyak 10.000 orang. Selain mendaftar dari sistem ballot, Catharina mengatakan, pihaknya juga akan menerima pelari yang mendaftar melalui biro travel serta pelari dari Bank Jateng selaku sponsor utama.
Sama seperti tahun sebelumnya, ajang Borobudur Marathon 2019 dibagi dalam tiga kategori, yaitu 10 kilometer, half marathon (21,0975 km), dan full marathon (42,195 km).
Catharina mengatakan, saat ini pihaknya terus menggelar roadshow ke sejumlah kota, seperti Surabaya, Malang, Jakarta, dan Medan. Dengan melibatkan sejumlah pihak terkait, tim dari harian Kompas berbagi pengetahuan materi terkait dengan olahraga lari, seperti asupan nutrisi yang tepat, teknis mengatur latihan, dan bagaimana mencegah atau mengobati cedera saat berlari.
Hal ini, menurut dia, sengaja dilakukan agar setiap orang yang ingin berkompetisi dalam ajang lari bisa mempersiapkan diri dengan baik.
”Lari maraton termasuk olahraga berat. Kami berharap semua pelari nantinya bisa mempersiapkan diri dengan baik untuk mengikuti ajang Borobudur Marathon 2019,” ujarnya.
Alex, salah seorang pelari asal Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang, mengatakan, pendaftaran pada lebih dari satu kategori lomba juga dilakukan untuk meningkatkan peluang memenangi undian. Jika berdasarkan pengundian, dirinya belum tentu bisa mendapatkan slot dalam Borobudur Marathon 2019.
Kendati demikian, Alex yang berencana mengikuti kategori half marathon tetap rutin berlatih lari 5-10 kilometer per hari. Dia pun rutin mengikuti panduan lari dari situs web komunitas lari tempat dirinya tergabung, Long Run Rangers.