Pemudik Antarpulau di Manado Setia dengan Kapal Laut
Pemudik kapal antarpulau di Sulawesi Utara pada masa Lebaran tahun ini meningkat sekitar 12,9 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, volume penumpang masih bisa diangkut dengan kapal-kapal reguler. Tiga kapal cadangan yang disediakan belum perlu dioperasikan.
Oleh
KRISTIAN OKA PRASETYADI
·3 menit baca
MANADO, KOMPAS - Pemudik kapal antarpulau di Sulawesi Utara pada masa Lebaran tahun ini meningkat sekitar 12,9 persen dibandingkan tahun lalu. Namun, volume penumpang masih bisa diangkut dengan kapal-kapal reguler. Tiga kapal cadangan yang disediakan belum dioperasikan.
Sejak H-15 hingga H-3 Lebaran atau Minggu (2/6/2019), sebanyak 16.671 penumpang telah meninggalkan Manado, melalui Pelabuhan Manado dengan menggunakan 67 kapal motor. Adapun pada periode yang sama tahun lalu, jumlah penumpang sekitar 14.758 orang.
"Jumlah penumpang setiap hari tidak selalu naik, cenderung fluktuatif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Selain itu, Lebaran di Manado kan tidak dirayakan sebesar Natal dan Tahun Baru," kata Majumi Maumaja, kepala seksi Status Hukum dan Sertifikasi Kapal Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Manado, Senin (3/6).
Jumlah penumpang setiap hari tidak selalu naik, cenderung fluktuatif dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Majumi mengatakan, puncak arus mudik telah berlalu, yaitu pada Jumat (31/5) dengan total 2.151 penumpang. Jumlah penumpang berangsur menurun menjadi 1.442 penumpang pada Sabtu dan 1.158 penumpang pada Minggu. "Bisa jadi karena bertepatan dengan dimulainya libur anak-anak sekolah sehingga orang segera berangkat mudik," ujarnya.
Meski begitu, tidak tertutup kemungkinan jumlah penumpang kapal kembali meningkat pada H-1 dan hari H Lebaran. Pada 2018, puncak arus mudik jatuh pada H-2 Lebaran dengan 2.063 penumpang.
Menurut Majumi, warga di wilayah Sulawesi Utara sudah terbiasa bepergian dengan kapal. "Sebelum masa angkutan Lebaran, kami dan KSOP di daerah-daerah yang dilalui kapal-kapal ini juga sudah melakukan pengujian untuk memastikan kapal laik beroperasi. Kami memeriksa permesinan, perlengkapan keselamatan, dan keadaan badan kapal. Semua yang kami periksa dinyatakan masih laik," kata dia.
Destinasi mudik yang paling banyak dituju masyarakat dari Manado, adalah Kabupaten Kepulauan Sangihe. Setiap hari, ada dua sampai tiga kapal yang berangkat menuju Tahuna di Kepulauan Sangihe seperti Kapal Motor (KM) Metro Teratai, KM Mercy Teratai, dan KM Barcelona 1. Beberapa kapal seperti KM Saint Mary juga berhenti di Siau, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro).
Kapal menuju Kabupaten Sitaro juga berlayar setiap hari. Tersedia tujuh kapal dari berbagai perusahaan pelayaran yang melayani jalur ini. Adapun dua kapal melayani perjalanan menuju Kabupaten Kepulauan Talaud setiap hari Senin, Rabu, dan Jumat.
Adapun transportasi laut menuju Ternate, Maluku Utara, via Sanana dan Jailolo dilayani lima kapal yang berlayar setiap hari kecuali Rabu dan Minggu. KM Karya Indah, misalnya, hanya berlayar ke Ternate sekali dalam seminggu, yaitu pada hari Kamis.
Sementara itu, total 12.069 penumpang dari sejumlah kabupaten kepulauan di Sulut dan Maluku Utara telah tiba di Manado sejak H-15 hingga H-3 Lebaran. Jumlah ini meningkat dibandingkan periode sama tahun lalu sebanyak 11.596 penumpang.
Lando (20) yang mengantarkan orang tuanya menuju Pulau Siau di Kabupaten Sitaro mengatakan, setiap tahun orang tuanya selalu naik kapal untuk mengunjunginya. Harga tiket yang hanya sekitar Rp 250.000 serta keamanan yang terjamin membuat ia dan keluarganya lebih memilih kapal ketimbang pesawat.
Sementara Siprin (24), mahasiswa Universitas Negeri Manado mengatakan, juga memilih angkutan kapal ketimbang pesawat untuk mengantarkan orang tuanya dari Manado ke Kabupaten Kepulauan Talaud. "Kalau naik kapal, bebas bawa bagasi berapa pun, beda dengan pesawat. Selain itu, naik kapal ke Talaud cuma Rp 550.000 untuk kedua orang tua saya, sedangkan naik pesawat bisa kena lebih dari Rp 2 juta," katanya.
Majumi mengatakan, kondisi cuaca di laut selama masa angkutan Lebaran pun cukup aman. Ombak tidak pernah mencapai 2,5 meter. Hujan yang turun sepanjang Senin siang pun tidak mengganggu perjalanan kapal.