Lebaran Momentum Mempererat Persatuan
Hari raya Idul Fitri dapat menjadi momentum bagi elite dan kalangan akar rumput untuk kembali bersilaturahmi merajut dan mempererat persatuan.
JAKARTA, KOMPAS— Polarisasi di tengah masyarakat akibat perbedaan pilihan politik saat Pemilihan Presiden 2019 perlu segera diakhiri. Hari raya Idul Fitri 1440 Hijriah dapat menjadi momentum bagi elite dan warga akar rumput untuk kembali merajut persatuan dan menguatkan persaudaraan.
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengatakan, untuk menjalin kembali persaudaraan dan mempererat persatuan, elite politik perlu memberikan teladan dengan bersilaturahmi.
”Pihak yang menang saudara kita sendiri, yang juara dua juga saudara kita. Maka, kembali kita menyatu, kembali bergandengan tangan bergotong royong membangun bangsa ini. Kalau berhasil ini keberhasilan bersama,” kata Said Aqil Siroj, di Kantor PBNU, Jakarta Senin (3/6/2019).
Halalbihalal
Said mengungkapkan, upaya rekonsiliasi ini bisa dimulai dengan cara halalbihalal antar-kedua tokoh. Dia mencontohkan, pada Ramadhan 1948, Presiden Soekarno mengundang KH Wahab Chasbullah untuk meminta saran, di tengah kondisi bangsa yang tidak kondusif. Lalu, Wahab Chasbullah mencetuskan istilah halalbihalal agar para elite politik bisa duduk bersama untuk membicarakan persatuan.
Menurut Said, istilah halalbihalal ini masih relevan untuk diterapkan hingga kini karena para elite dan masyarakat Indonesia semakin terdidik.
Berdasarkan hasil jajak pendapat Litbang Kompas terhadap 620 responden di 16 kota besar, sebanyak 90,3 persen responden berencana saat Lebaran melakukan silaturahmi dengan kerabat atau teman yang berbeda pilihan pada pilpres. Sebesar 78,5 persen responden juga meyakini momen Lebaran bisa mempersatukan kembali kelompok yang berbeda.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan, para elite politik sudah seharusnya menjadi teladan bagi masyarakat di akar rumput. Saat ini, jiwa kenegarawan para elite sedang diuji di tengah adanya polarisasi akibat Pemilu 2019.
”Perselisihan ini bukan untuk diawetkan, tetapi untuk diselesaikan demi rakyat dan masa depan Indonesia,” ujarnya.
Menurut Haedar, elite-elite politik memiliki sejumlah perhitungan yang membuat mereka sulit untuk melakukan rekonsiliasi. Untuk itu, momentum Idul Fitri ini, elite politik perlu mencairkan suasana agar bisa ditiru masyarakat.
Secara terpisah, Presiden Joko Widodo mengingatkan, Idul Fitri adalah saat yang tepat untuk mempererat kembali semangat persatuan dan persaudaraan baik dalam keluarga maupun masyarakat. Dengan persatuan, semua lapisan masyarakat bisa membangun Indonesia bersama.
Saat ditanya mengenai kemungkinan adanya rekonsiliasi, calon presiden Prabowo Subianto hanya menjawab singkat.
”Nanti kita lihat, ya, semua ada waktunya,” kata Prabowo, saat berkunjung ke rumah duka di kediaman Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Cikeas, Bogor, Senin.
Kepala Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Firman Noor menilai, rekonsiliasi bukanlah proses yang sekali jadi. Oleh karena itu, agar bisa berhasil, dibutuhkan tahapan-tahapan untuk berdialog dan mempertemukan kedua pihak. Semua pihak harus memanfaatkan setiap momentum yang ada, termasuk hari raya Idul Fitri, untuk mengusahakan persatuan kembali.
Media sosial
Pendiri PoliticaWave, Yose Rizal, mengatakan, kegaduhan politik di media sosial menurun pasca-kerusuhan 22 Mei 2019. Isu-isu politik yang sebelumnya menjadi trending topic mulai bergeser.
Penurunan itu dipengaruhi berbagai faktor. Beberapa di antaranya karena sejumlah warganet sudah menerima hasil pemilu dan dampak dari proses hukum terhadap elite politik yang ucapannya dinilai sering memancing kegaduhan.
Ketua Komunitas Kanot Bu di Aceh, komunitas sastrawan, budayawan, dan lintas profesi, Idrus Marham menuturkan, elite politik harus mengambil contoh pada warga akar rumput yang bisa bersatu seusai pemilihan presiden. ”Tidak ada yang bisa kita harapkan dari elite politik kita. Setiap musim politik terus berulang dengan sandiwara,” kata Idrus.
(INA/DVD/SPW/HRS/TAM/AIN/DIV/SKA/NCA/FAI/SHR)