logo Kompas.id
UtamaDari Daerah Mana Asal...
Iklan

Dari Daerah Mana Asal Pendatang di DKI Jakarta?

Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
· 4 menit baca
https://cdn-assetd.kompas.id/9L4zSKjmg_6UHgGDN0ljM8rvT2g=/1024x768/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2F6dbc806d-5584-48a3-b77b-4be0b66e049a_jpg.jpg
ZULKARNAINI

Suasana antrean kendaraan untuk mudik di Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, Sabtu (1/6/2019).

Hari raya Idul Fitri dirayakan oleh sebagian besar perantau di Jabodetabek  untuk pulang ke kampung halaman. Mencermati data pergerakan mudik, gambaran daerah tujuan pemudik dapat terlihat jelas. Dari situ dapat dipetakan asal para pendatang atau pergerakan penduduk antarprovinsi.

Sejak 29 Mei sampai 2 Juni 2019 atau H-7 hingga H-3 Lebaran, jumlah kendaraan yang meninggalkan Jakarta melalui jalan tol, berdasarkan catatan PT Jasa Marga (Persero), sebanyak 926.852 unit. Tujuannya mengarah ke wilayah timur, barat, dan selatan.

Setiap tahun, menjelang Lebaran, survei Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memang selalu memperlihatkan pergerakan jumlah pemudik dari Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) yang terbanyak dibandingkan daerah lain.

Pada survei potensi pemudik 2016, Jabodetabek menjadi daerah yang memiliki jumlah pemudik terbanyak, yaitu sebesar 13 juta orang. Tahun ini, dalam survei yang sama, jumlah pemudik dari Jabodetabek meningkat menjadi 14,9 juta orang atau sama dengan 44,1 persen dari jumlah penduduk Jabodetabek.

Sementara hasil survei potensi mudik 2019 yang dilakukan oleh Balitbang Kemenhub, yang di dalamnya mencakup 7.762 responden di Jabodetabek, daerah tujuan mudik warga Jabodetabek yang paling banyak dituju adalah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Hasil ini tidak jauh berbeda dengan temuan pada tahun sebelumnya. Ketiga provinsi tersebut juga termasuk daerah tujuan utama pemudik Jabodetabek saat Lebaran 2018.

https://cdn-assetd.kompas.id/7LYtdq7UGFH7mWtkcW0EoNm50Iw=/1024x1148/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F05%2F20190528-h1-lhr-mudik-lebaran-jawa-mumed-web_1559061403.png

Survei tersebut memprediksi sebanyak 5,62 juta warga Jabodetabek menuju Jawa Tengah saat arus mudik Lebaran 2019. Sementara 3,71 juta warga Jabodetabek lainnya menuju Jawa Barat, dan yang menuju Jawa Timur sebanyak 1,67 juta warga Jabodetabek.

Kota pemudik

Daerah tujuan mudik ketiga provinsi tersebut terdiri dari kota-kota besar sekaligus pusat pertumbuhan ekonomi provinsi. Di Jawa Tengah, Kota Surakarta menjadi tujuan utama diikuti Kota Semarang dan Kota Tegal.

Adapun untuk Jawa Barat, Kota Bandung menempati peringkat pertama kota di Jawa Barat yang dituju. Sementara di urutan kedua dan ketiga adalah Kota Cirebon dan Kota Bogor.

Iklan

Di Jawa Timur, Kota Surabaya menjadi kota dengan jumlah pemudik dari Jabodetabek terbanyak, diikuti Kota Malang dan Kota Madiun.

Mudik cenderung berelasi dengan pulang kampung yang mana terbayang daerah perdesaan atau kota-kota kecil.

Faktanya tidak selalu demikian. Dari survei tersebut, banyak pemudik justru kembali ke kampung halamannya di kota-kota besar di provinsi lain.

https://cdn-assetd.kompas.id/5IWnEXsybsiMSsJDKhltsDDXn1I=/1024x1014/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2F20190604-HKT-Tujuan-Mudik-mumed_1559650927.png

Daerah asal

Prediksi tersebut seirama dengan fenomena migrasi di DKI Jakarta. Berdasarkan data statistik migrasi DKI Jakarta 2015, ada lima daerah penyumbang penduduk pendatang, yaitu Jawa Tengah, Jawa Barat, Jawa Timur, Banten, dan Sumatera Utara.

Penduduk pendatang di DKI Jakarta paling banyak berasal dari Jawa Tengah, yaitu sebanyak 1,22 juta orang atau 12,03 persen penduduk DKI Jakarta pada 2015  yang berjumlah 10,18 juta orang.

Sementara dari wilayah Jawa Barat sebanyak 799,51 ribu orang atau 7,86 persen jumlah penduduk DKI Jakarta. Dari Jawa Timur sebanyak 350,20 ribu orang atau 3,44 persen. Sementara dari luar Pulau Jawa, yaitu Sumatera Utara, menjadi penyumbang penduduk pendatang di DKI Jakarta, yaitu sebanyak 177,99 ribu orang atau 1,75 persen.

Jika mencermati lebih dalam arus migrasi kelima daerah tersebut, penduduk dari Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara lebih banyak yang keluar daerah dibandingkan Jawa Barat dan Banten.

Hal tersebut dapat dilihat dari migrasi risen neto kelima daerah tersebut. Migrasi neto merupakan selisih antara peristiwa migrasi masuk dan migrasi keluar. Wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatera Utara memiliki nilai migrasi neto negatif yang artinya jumlah penduduk yang keluar lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk masuk.

Sementara dua provinsi, yaitu Jawa Barat dan Banten, memiliki nilai migrasi neto positif yang artinya jumlah penduduk masuk lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk keluar. Jawa Barat dan Banten termasuk daerah yang menerima banyak pendatang baru karena berada di area sekitar Jabodetabek serta memiliki banyak kegiatan ekonomi yang tumbuh di wilayah ini.

https://cdn-assetd.kompas.id/YMvCGTC7RZMiOeVFe_ic7y5Y44U=/1024x2276/https%3A%2F%2Fkompas.id%2Fwp-content%2Fuploads%2F2019%2F06%2F20180620_DKI4_web_ARJ.png

Dengan melihat data tujuan pemudik Jabodetabek dan data migrasi DKI Jakarta dapat disimpulkan bahwa mayoritas pendatang di wilayah ini berasal dari Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur.

Artinya, untuk mengelola kelancaran arus mudik, pemerintah dapat fokus mengembangkan infrastruktur mudik dan menyiapkan sarana yang memadai setidaknya di tiga daerah tersebut untuk menjamin pemudik sampai tujuan dengan selamat dan nyaman. (LITBANG KOMPAS)

Editor:
Antonius Ponco Anggoro
Bagikan
Logo Kompas
Logo iosLogo android
Kantor Redaksi
Menara Kompas Lantai 5, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 5347 710
+6221 5347 720
+6221 5347 730
+6221 530 2200
Kantor Iklan
Menara Kompas Lantai 2, Jalan Palmerah Selatan 21, Jakarta Pusat, DKI Jakarta, Indonesia, 10270.
+6221 8062 6699
Layanan Pelanggan
Kompas Kring
+6221 2567 6000