Masyarakat antusias menghadiri acara halalbihalal dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta. Tak hanya warga Ibu Kota, hadir pula warga dari luar Jakarta. Dan tak hanya umat Muslim, mereka yang beragama lain juga turut hadir. "Open house" saat Lebaran sudah menjadi tradisi dari presiden ke presiden.
Oleh
Sharon Patricia
·4 menit baca
Masyarakat antusias menghadiri acara halalbihalal dengan Presiden Joko Widodo di Istana Negara, Jakarta. Sejak pukul 08.00 WIB, mereka sudah terlihat antre di kawasan Monumen Nasional, yang berada di seberang Istana. Tak hanya warga Ibu Kota, hadir pula warga dari luar Jakarta. Dan tak hanya umat Muslim, mereka yang beragama lain juga turut memanfaatkan momen bertemu Presiden itu.
Matahari cukup terik, Rabu (5/6/2019) pagi. Namun hal itu tak menyurutkan niat Rensiana bersama enam suster lain dan pastur yang bertugas di Paroki Maria Bunda Karmel, Tomang, Jakarta Barat, untuk halalbihalal dengan Presiden.
Niat pun tak surut sekalipun saat mereka tiba di kawasan Monumen Nasional (Monas), sudah banyak orang yang antre untuk bisa bersalaman dengan Jokowi.
Untuk diketahui, agar bisa bersalaman dengan Presiden di Istana, masyarakat harus melalui dua tahapan. Tahapan pertama, masyarakat harus antre untuk proses pemeriksaan keamanan. Tahap kedua, masyarakat harus kembali antre untuk masuk ke bus yang akan mengantarkan dari Monas ke Istana. Total ada 15 bus yang masing-masing berkapasitas 30 orang.
Dua jam berlalu sejak Rensiana bersama teman-temannya antre, mereka belum juga bisa masuk ke dalam bus. Namun sekali lagi, hal itu tidak menyurutkan niat untuk bisa mengucapkan Selamat Idul Fitri kepada Presiden.
"Ini momen yang berharga, kami bisa bertemu Pak Jokowi dan mengucapkan selamat Idul Fitri ke Presiden. Kami juga bahagia bisa turut memeriahkan hari raya saudara-saudara kita yang merayakan Idul Fitri," ujar Rensiana menyampaikan alasannya ingin halalbihalal dengan Presiden.
Selain warga Jakarta, di antara masyarakat yang antre juga hadir masyarakat dari luar Jakarta. Ini seperti Sadiana Habeahan (42), warga Sumatera Utara.
Tidak hanya ingin bersilaturahmi dan mengucap selamat Idul Fitri kepada Presiden, Sadiana rela antre berjam-jam untuk mengucapkan terima kasih kepada Presiden. "Saya mau ucapkan terima kasih ke Pak Jokowi karena pembangunan Tol Trans Sumatera sangat membantu kami," tuturnya.
Dampak dari tol itu mempercepat perjalanan di Sumatera. Dari Bakauheni, Lampung ke Palembang yang sebelumnya bisa makan waktu 15 jam misalnya, saat ini dengan adanya tol, bisa dipercepat menjadi tinggal enam jam.
"Saya ke sini (Jakarta) bawa mobil sendiri, jadi merasakan langsung manfaat dari Tol Trans Sumatera," katanya.
Selain Sadiana, ada 29 warga Sumatera Utara lainnya yang datang untuk sekadar berjabat tangan dan bertatap muka dengan Jokowi.
Jokowi ke Monas
Mendekati pukul 11.00 WIB, masyarakat yang hadir di Monas semakin banyak. Sebagian diantaranya mulai tak sabar. Mereka berteriak meminta proses untuk masuk ke Istana dipercepat. Apalagi mereka mendapat kabar Presiden akan mudik ke Solo.
Tak hanya itu, di antara mereka yang hadir, ada yang terlihat kelelahan hingga pingsan. Petugas yang siaga di Monas pun sigap menolong mereka.
Di tengah kegelisahan itu, petugas memberitahu Presiden akan hadir di Monas. Tak berapa lama, masyarakat melihat rombongan mobil datang dari arah Istana. Kegelisahan mereka seketika terganti dengan suka cita saat mengetahui Presiden ada di dalamnya. Masyarakat langsung "menyerbu" Presiden, berebut bersalaman dan berswafoto dengannya. Presiden pun tetap melayani mereka sekalipun dengan susah payah.
Setelah itu, Presiden naik ke panggung yang sudah disiapkan di Monas.
"Pertama-tama saya ingin mengucapkan selamat Idul Fitri 1440 H. Mohon maaf lahir dan batin, minal aidin wal faizin. Saya mohon maaf ada yang di Istana, ada yang di sini, dan jauh lebih banyak (jumlahnya), sehingga saya lebih baik datang sendiri ke sini," kata Presiden yang disambut riuh oleh massa di Monas.
"Saya juga minta izin, saya harus pulang kampung. Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada bapak, ibu, dan saudara sekalian. Mohon maaf, tidak bisa foto satu-satu," tambahnya.
Presiden kemudian kembali melayani keinginan masyarakat yang bersalaman dan berswafoto dengannya. Namun hanya sekitar lima menit, Presiden sudah harus meninggalkan Monas untuk kembali ke kampung halamannya di Solo.
Merakyat, rendah hati, dan tidak sombong. Inilah kesan dari seorang kuli bangunan asal Jawa Barat, Reza Sri Mulyadi (45), yang turut hadir di antara kerumunan massa di Monas.
"Saya sebenarnya sudah pernah ketemu Pak Jokowi secara langsung pas 2013. Waktu itu beliau masih Gubernur DKI Jakarta. Saya senang walau Pak Jokowi sudah jadi presiden tapi tetap merakyat dan kerjanya nyata," kata Reza yang telah mengantre sejak pukul 07.00 WIB.
Untuk diketahui, ini bukan kali pertama Presiden Jokowi menggelar "open house" di Istana saat Lebaran. Presiden-presiden sebelumnya pun kerap menyelenggarakan hal yang sama di Istana setiap kali Lebaran. Dan setiap kali itu terjadi, banyak orang rela antre berjam-jam untuk bertemu Presiden.
Jadilah "open house" saat Lebaran menjadi tradisi dari Presiden ke Presiden. Inilah momentum pemimpin menemui rakyatnya secara langsung. Momentum pula bagi rakyat untuk bisa bertemu pemimpinnya. Bagi sebagian orang, momentum perjumpaan tak hanya untuk bertemu, bersalaman, berswafoto atau sekadar mengucapkan selamat Idul Fitri tetapi sekaligus untuk mengucapkan terima kasih langsung kepada Presiden atas hasil kerjanya.