JAKARTA, KOMPAS — Hari raya Idul Fitri merupakan hari kemenangan bagi umat Islam yang berhasil melawan segala hawa nafsu keburukan selama bulan puasa. Namun, kemenangan sebenarnya adalah manakala setiap individu mampu mengubah diri dari berperilaku buruk menjadi baik. Tanpa perubahan, perayaan hari kemenangan kurang bermakna.
Pesan tersebut disampaikan khatib Nurhasyim Lubis saat shalat Idul Fitri 1440 Hijriah di Pelabuhan Sunda Kelapa, Jakarta Utara, Rabu (5/6/2019). Ribuan umat Muslim melaksanakan shalat Id dengan khusyuk.
Nurhasyim dalam ceramahnya mengatakan, kemenangan bagi umat Muslim adalah menjadi hamba yang bertakwa, yaitu menjalankan semua perintah Tuhan dan rasul-Nya. ”Kemenangan diraih saat mendapatkan petunjuk pada jalan kebenaran,” kata Nurhasyim.
Nurhasyim menambahkan, selama sebulan umat Muslim melatih diri dan membenahi diri menjadi individu yang lebih baik. Ia mengingatkan saatnya mengubah diri, seperti meninggalkan sifat malas menjadi rajin, curang menjadi jujur, pemarah menjadi pemaaf, dan dari temperamen menjadi tawadhu.
”Kemenangan tidak akan terwujud tanpa perubahan. Harus ada niat yang kuat dalam hati untuk memperbaiki diri,” ujarnya.
Selalu ramai
Shalat Idul Fitri di Pelabuhan Sunda Kelapa dihadiri sekitar 2.000 umat. Lokasi shalat di jalan utama pelabuhan dengan pemandangan kapal-kapal kayu menjadi daya tarik tersendiri. Puluhan kapal kayu berukuran besar berjajar di dermaga.
Mustajab (64), salah seorang panitia, mengatakan, setiap tahun, baik Idul Fitri maupun Idul Adha, jemaah selalu ramai. Jemaah umumnya dari desa-desa sekitar, seperti Kampung Bandan, Muara Baru, dan Muara Angke. Sebagian warga datang ke dermaga dengan perahu kayu. Sementara anak buah kapal menapaki tangga kayu menuju tempat shalat. Terlihat juga beberapa turis dan wisatawan lokal datang untuk mengabadikan momen tersebut.
”Di sini sebagian besar warga berprofesi sebagai nelayan. Saat shalat dengan pemandangan kapal, mereka akan merasa lebih dekat dengan kehidupan,” kata Mustajab.
Eko, warga Muara Angke yang keseharian berjualan ikan, pukul 16.30 telah tiba di pelabuhan. Dia mengenakan baju kemeja berwarna putih, sarung putih, dan peci putih. Ini kesekian kali dia shalat pada hari raya di Pelabuhan Sunda Kelapa. Selain merasa nyaman dengan suasana alam terbuka, dia juga akan bertemu banyak sahabat untuk saling berjabat tangan.