Banjir tahunan kembali melanda melanda wilayah Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah sejak tiga hari lalu. Ratusan rumah terendam air dan lima titik jalan negara tidak bisa dilalui kendaraan.
Oleh
DIONISIUS REYNALDO TRIWIBOWO
·3 menit baca
PALANGKARAYA, KOMPAS – Banjir tahunan kembali melanda melanda wilayah Tumbang Samba, Kecamatan Katingan Tengah, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah sejak tiga hari lalu. Ratusan rumah terendam air dan lima titik jalan negara tidak bisa dilalui kendaraan.
Hal itu disampaikan Pelaksana Tugas Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan Robama di Palangkaraya, Kamis (6/6/2019). Robama mengatakan banjir bermula sejak Selasa (4/6/2019) malam karena tingginya intensitas hujan dalam jangka waktu yang cukup lama. Hal itu sebabkan Sungai Katingan meluap.
Banjirnya dari hulu ke hilir sekarang masih ada di tengah-tengah. Banjir ini setiap tahun, tapi yang ini agak besar siklus banjir seperti ini lima tahunan
Pada Selasa malam hingga Rabu pagi, banjir melanda tiga kecamatan di Kabupaten Katingan,yakni Katingan Hulu, Marikit, dan Kecamatan Petak Malai. Namun, saat ini banjir karena luapan Sungai Katingan itu berpindah ke Kecamatan Kahayan Tengah.
“Banjirnya dari hulu ke hilir sekarang masih ada di tengah-tengah. Banjir ini setiap tahun, tapi yang ini agak besar siklus banjir seperti ini lima tahunan,” ungkap Robama.
Robama menambahkan, banjir akan terus berpindah hingga ke hilir dan mengancam dua kecamatan di hilir Sungai Katingan, yakni Kecamatan Tasik Payawan dan Kamipang.
“Kami sudah mengingatkan warga dan terus melakukan pemantauan, saat ini meski banjir merendam tumah warga gak mau ngungsi karena memang sudah kebiasaan,” ungkap Robama.
Pihak BPBD Kabupaten Katingan memprediksi banjir di wilayah hilir akan berlangsung lama. “Kalau dari yang dulu bisa sampai setengah bulan lebih banjirnya, hanya pasang-surut,” kata Robama.
Terus memantau
Camat Katingan Tengah Hariawan mengungkapkan, pihaknya terus memantau tinggi muka air di wilayah terendam banjir. Saat ini pihaknya masih menghitung jumlah rumah yang terendam banjir. Selain itu lima titik jalan yang tidak bisa dilalui karena ketinggian air mencapai satu meter lebih.
Kalau dari yang dulu bisa sampai setengah bulan lebih banjirnya, hanya pasang-surut
“Baik kendaraan roda dua maupun roda empat tidak bisa lewat airnya terlalu tinggi, akibatnya memang aktivitas sangat terganggu,” kata Hariawan saat dihubungi dari Palangkaraya, Kalteng.
Hariawan mengungkapkan, warganya menggunakan perahu kelotok atau perahu kayu bermesin sebagai sarana transpirtasi. “Tak ada yang mengungsi, warga sudah tahu akan banjir mereka buat panggung di dalam rumah itu sudah kebiasaannya,” ungkapnya.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Palangkaraya Renianata mengungkapkan, untuk saat ini wilayah Kalteng sedang berada di ujung musim hujan dan memasuki musim kemarau. Namun peralihan cuaca membuat kondisi atau intensitas hujan semakin tinggi dan lama.
“Kejadian hujan sedang hingga sangat lebat beberapa hari kemarin dipicu pula oleh kondisi adanya sirkulasi angin tertutup,” kata Renianata.
Renianata mengungkapkan, sirkulasi angin tertutup membentuk adanya konvergensi atau berkumpulnya massa udara dan mendukung terbentuknya awan konvektif. Apalagi saat ini di Kalteng kondisinya ditambah kelembaban udara yang cukup basah. “Kondisi ini akan bertahan dalam waktu beberapa hari ke depan,” ujarnya.