Konsumsi Masyarakat Tingkatkan Laju Industri Makanan dan Minuman
Perayaan Lebaran di Indonesia memiliki pengaruh kuat terhadap pertumbuhan ekonomi. Salah satu penyumbang terbesarnya, industri makanan dan minuman.
Perekonomian Indonesia terus meningkat lima tahun belakangan. Hal tersebut ditunjukkan oleh nilai produk domestik bruto (PDB). Pada 2018, nilainya mencapai Rp 10.425 triliun dengan pertumbuhan mencapai 5,17 persen. Capaian tersebut merupakan pertumbuhan ekonomi tertinggi selama lima tahun terakhir.
Pertumbuhan ekonomi yang berhasil dicapai pada 2018 merupakan dampak dari berbagai kegiatan besar di Indonesia. Penyelenggaraan pesta olahraga terbesar di Asia, yaitu Asian Games yang dilaksanakan Agustus-September 2018, menjadi salah satu pendukung kegiatan ekonomi Indonesia.
Belum lagi pertemuan Dana Moneter Internasional (IMF)-Bank Dunia di Bali pada pertengahan Oktober 2018. Pertemuan yang dihadiri lebih dari 30.000 peserta dari sejumlah negara itu berdampak positif terhadap kegiatan ekonomi.
Kegiatan-kegiatan besar skala dunia tersebut menggerakkan berbagai sektor ekonomi, seperti penyediaan akomodasi dan makan minum, serta transportasi. Belum lagi ajang kontestasi nasional, seperti pemilihan kepala daerah secara serentak dan persiapan Pemilihan Umum (Pemilu) 2019 yang mulai ramai sejak tahun lalu, turut menjadi stimulus pergerakan sektor-sektor ekonomi.
Kegiatan tahunan yang tak ketinggalan menjadi penyumbang besar pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah perayaan Lebaran. Tahun lalu, Lebaran jatuh pada 15-16 Juni 2018. Data Badan Pusat Statistik menunjukkan, pertumbuhan ekonomi 2018 paling tinggi terjadi pada triwulan II, yaitu 5,27 persen. Angka ini lebih tinggi 0,21 persen dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yakni 5,06 persen.
Pada masa Ramadhan-Lebaran, kecenderungan tingkat konsumsi masyarakat lebih tinggi. Hal itu tecermin dari sisi pengeluaran konsumsi rumah tangga yang sebesar 5,16 persen pada triwulan II-2018.
Angka tersebut paling tinggi di antara triwulan lainnya dan berada di atas rata-rata konsumsi rumah tangga pada 2018 yang lebih kurang 5,04 persen. Momentum Lebaran merupakan puncak konsumsi domestik yang akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2019 diperkirakan 5,26 persen hingga 5,3 persen.
Momentum Lebaran merupakan puncak konsumsi domestik yang akan mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II-2019 diperkirakan mencapai 5,26 persen hingga 5,3 persen.
Makanan dan minuman
Periode hari raya Lebaran yang panjang dimulai saat datangnya bulan puasa atau Ramadhan. Pada periode ini, konsumsi masyarakat yang paling menonjol peningkatannya adalah pengeluaran makanan dan minuman.
Seiring menjalankan ibadah puasa pada bulan penuh berkah, konsumsi makanan dan minuman masyarakat Indonesia lebih bervariasi. Bukan hanya itu, Lebaran sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga, mendorong masyarakat menyediakan banyak makanan dan minuman untuk menjamu sanak saudara dan tamu yang datang ke rumah.
Puasa yang berlangsung selama satu bulan penuh serta euforia masyarakat menyambut Lebaran berkontribusi terhadap pertumbuhan industri, khususnya makanan dan minuman. Hal tersebut tidak diragukan lagi.
Situasi itu senada dengan data yang dirilis Badan Pusat Statistik. Sejak 2014 hingga 2018, nilai industri pengolahan, khususnya industri makanan dan minuman, selalu meningkat dari tahun ke tahun. Dari 2014 hingga 2018, pertumbuhan sektor industri pengolahan secara umum meningkat 18,29 persen. Pada 2018, industri pengolahan menyumbang 20,96 persen PDB keseluruhan.
Baca juga: Berkah Lebaran dan Strategi Adaptasi Industri Perhotelan
Secara khusus, lebih dari sepertiga industri pengolahan disumbang industri makanan dan minuman. Rata-rata pertumbuhan industri makanan dan minuman dari 2014 hingga 2018 sebesar 8,25 persen. Rata-rata pertumbuhan industri ini meningkat 4,46 persen dari triwulan I-2018 dan sebesar 8,67 persen dari triwulan II-2017.
Pasar murah
Kebijakan pemerintah menjelang Lebaran turut andil menopang laju industri makanan dan minuman. Kebutuhan makanan dan minuman yang tinggi oleh masyarakat difasilitasi pemerintah melalui kegiatan Bazar Lebaran.
Bazar ini menyediakan berbagai kebutuhan pokok masyarakat dalam menyambut hari Lebaran. Menjelang Lebaran 2018, Kementerian Perindustrian RI menggelar Bazar Lebaran yang diikuti 100 perusahaan berskala besar ataupun industri kecil dan menengah (IKM).
Kegiatan yang sama juga dilakukan pada 2017. Saat itu, Kementerian Perindustrian menggelar bazar sejak dua bulan sebelum Lebaran tiba. Tahun ini, Kementerian Perindustrian kembali menyelenggarakan Bazar Lebaran pada 21-29 Mei 2019.
Bukan hanya Kementerian Perindustrian, kegiatan bazar masa Ramadhan-Lebaran juga diselenggarakan Kementerian Perdagangan tiap tahun. Total omzet Bazar Ramadhan pada 2018 sebesar 2,38 miliar rupiah. Tahun ini, pada 16-29 Mei 2019, Kementerian Perdagangan menggelar bazar di sejumlah lokasi, seperti di Bandung, Depok, dan Jakarta.
Baca juga: Melirik Mudik lewat Jalan Tol
Kegiatan bazar ini merupakan wujud dukungan pemerintah menyediakan bahan pokok dengan harga yang terjangkau bagi masyarakat menjelang Lebaran. Harga di bawah pasaran membuat masyarakat mampu membeli sesuai kebutuhan.
Pemerintah juga meyakini, kegiatan bazar ini membuat komoditas lebih tepat sasaran dan mendekatkan produsen dengan konsumen. Bazar ini juga menjadi kesempatan bagi produsen memperkenalkan produk kepada masyarakat demi kelangsungan usaha. Dengan begitu, kontribusi industri pengolahan, khususnya makanan dan minuman, dapat semakin bertumbuh. (AGUSTINA PURWANTI)