Dalam tradisi mudik, infrastruktur transportasi yang memadai sangat ditunggu-tunggu, mengingat akan ada banyak pemudik yang bertransportasi, khususnya lewat jalur darat.
Oleh
DEBORA LAKSMI INDRASWARI
·4 menit baca
Pembangunan infrastruktur transportasi yang unggul antardaerah memudahkan mobilitas masyarakat dalam bepergian, terutama saat mudik Lebaran.
Dalam tradisi mudik, infrastruktur transportasi yang memadai sangat ditunggu-tunggu, mengingat akan ada banyak pemudik yang bertransportasi, khususnya lewat jalur darat. Pada awal arus mudik Lebaran 2019, perjalanan darat terpantau kondusif. Pembangunan infrastruktur, khususnya dioperasikannya jalan tol di Sumatera dan Jawa, turut menopang sarana mudik.
Meski tahun lalu Tol Trans-Sumatera sudah dapat digunakan untuk jalur pergerakan kendaraan saat Lebaran, tahun ini masyarakat dapat menikmati layanan tol lebih panjang.
Jalan tol milik PT Hutama Karya yang dibuka untuk mudik Lebaran 2019 lebih panjang. Dari 89,6 kilometer yang dibuka untuk mudik Lebaran 2018, kini telah meningkat lagi menjadi 361,06 kilometer.
Pada 2018, tol tersebut terdiri dari 31,4 km tol operasional dan 58,2 tol fungsional. Sementara panjang tol operasional tahun ini telah mencapai 175,06 kilometer dan panjang tol fungsional mencapai 186 kilometer.
Secara keseluruhan, pembangunan Tol Trans-Sumatera memang berjalan cepat dalam dua tahun terakhir. Pada mudik Lebaran 2019, Tol Bakauheni-Terbanggi Besar operasional yang digunakan telah mencapai 140 kilometer, jauh lebih panjang dibandingkan dengan tahun lalu yang hanya 13,9 kilometer.
Begitu pula dengan Tol Palembang-Indralaya dari 7,75 tol operasional pada Lebaran 2018, menjadi 21,9 kilometer pada Lebaran 2019. Di utara Sumatera, Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi berkembang dari 52,95 kilometer menjadi 62 kilometer.
Sementara di Jawa, Jalan Tol Trans-Jawa yang telah beroperasi untuk Lebaran 2019 sepanjang 933 kilometer; lebih panjang dari tahun sebelumnya. Sementara tahun lalu, Jasa Marga menyiapkan jalan tol yang terbentang sepanjang 735 km. Jalan tol tersebut terdiri dari 52,35 km tol yang siap operasi dan 207,85 km tol fungsional di bawah pengelolaan Jasa Marga.
Sebelum ada jalan Tol Trans-Jawa, pengendara kendaraan roda empat yang dari Merak ke Jawa Timur harus melewati 12 ruas jalan bukan tol yang tersambung ke 10 ruas jalan tol. Jarak tempuh melalui jalur jalan tol dan bukan tol tersebut mencapai 981,2 km.
Namun, semenjak dibangun Tol Trans-Jawa, pengendara tidak perlu melalui jalur bukan tol. Mereka cukup melalui 18 ruas jalan tol sepanjang Merak-Jawa Timur.
Manfaat
Dengan dibangunnya jalan tol yang menyambungkan daerah di ujung setiap Pulau Jawa dan Sumatera, jarak dan waktu tempuh pemudik semakin singkat. Berdasarkan Laporan PT Jasa Marga tahun 2018, jarak tempuh antara Jakarta sampai Surabaya berkurang sekitar 36,8 km. Waktu tempuh antarkedua kota besar tersebut juga lebih cepat 10 jam.
Waktu yang lebih cepat tersebut dicapai karena peningkatan kecepatan selama perjalanan. Dari kecepatan 66 km per jam pada tahun 2017, meningkat menjadi 72 km per jam pada 2018 saat arus mudik.
Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) juga lebih hemat. Sebelum adanya Jalan Tol Trans-Jawa, pengendara mobil harus mengisi bahan bakar 115 liter. Dengan adanya Jalan Tol Trans-Jawa, pengendara mobil dapat berhemat 21 liter karena hanya membutuhkan 94 liter untuk menempuh perjalanan dari Merak-Pasuruan. Biaya yang dikeluarkan untuk bahan bakar pun lebih hemat Rp 160.000.
Melalui Jalan Tol Trans-Jawa, pemudik juga dapat melepas penat sepanjang perjalanan di tempat istirahat (rest area). Sebanyak 55 tempat istirahat dan pelayanan (TIP) dan 7 tempat istirahat (TI) disediakan sepanjang ruas Tol Trans-Jawa. Di tempat istirahat tersebut tersedia parkir, toilet, mushala, tempat makan, dan SPBU.
Antusias
Kemudahan dan kelancaran mudik lewat jalan tol sangat menarik bagi masyarakat. Jalan tol menjadi pilihan utama sebagian besar masyarakat (46%) untuk mudik. Apalagi, pada mudik Lebaran 2019, pengguna transportasi darat meningkat sehingga dapat dipastikan jalur mudik akan lebih padat.
Kementerian Perhubungan memprediksi, pengguna mobil meningkat 17,59 persen dari 3,19 juta menjadi 3,76 juta. Sementara, pengguna motor meningkat dari 6,19 juta menjadi 6,85 juta dengan persentase kenaikan 10,78 persen. Di transportasi umum, bus menerima penumpang 4,68 juta orang, naik 3,88 persen dari tahun lalu yang sebanyak 4,51 juta orang.
Berdasarkan hasil Survei Potensi Mudik 2019 oleh Balitbang Kementerian Perhubungan, 40 persen dari responden pemudik dari yang menggunakan mobil dari Jabodetabek memilih jalur Tol Trans-Jawa dan 8,8 persen responden memilih Trans-Sumatera.
Sementara sisanya akan menggunakan jalur pantai utara (27,3%), jalur lintas selatan (8,5%), jalur pantai selatan (3,4%), dan jalur alternatif (12%). Jumlah pengguna jalur Tol Trans-Jawa diprediksi akan meningkat dua kali lipat dari hari biasa atau mencapai 150.000 kendaraan per hari.
Sementara itu di Sumatera, Jalan Tol Trans-Sumatera diprediksi akan dilintasi 88.335 kendaraan. Ini menunjukkan, tersedianya infrastruktur mudik yang memadai membuat pemudik antusias untuk memanfaatkan jalur tersebut.