Silaturahmi Lebaran antara Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri merupakan sinyal kuat akan merapatnya Demokrat kepada kubu pemerintah atau partai berkuasa.
Oleh
I GUSTI AGUNG BAGUS ANGGA PUTRA
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Silaturahmi Lebaran antara Komandan Komando Satuan Tugas Bersama Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono dan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri merupakan sinyal kuat akan merapatnya Demokrat kepada kubu pemerintah atau partai berkuasa. Sambutan hangat para kader PDI-P terhadap AHY juga dapat membuka kemungkinan itu.
Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mendatangi kediaman Megawati pada hari raya Idul Fitri, Rabu (5/6/2019), untuk pertama kalinya sejak hubungan antarkeluarga Susilo Bambang Yudhoyono dan Megawati memburuk pada 2004. AHY sendiri sudah empat kali bertemu Jokowi dalam dua bulan terakhir.
Rentetan pertemuan AHY dan kubu Koalisi Indonesia Kerja yang mengusung Joko Widodo-KH Ma’aruf Amin pun memunculkan persepsi bahwa Demokrat akan merapat ke kubu pemerintah.
Pengajar politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Adi Prayitno, Kamis (6/6/2019), berpendapat, ada dua makna dari pertemuan AHY dan Megawati. Pertama dalam jangka pendek, pertemuan tersebut bisa meredakan tensi politik yang mengeras pascapemilu.
Kedua, bisa membuka lembar baru hubungan antara Megawati dan Susilo Bambang Yudhoyono yang membeku. Di samping, tetap saja ada kalkulasi politik yang berkaitan dengan jatah menteri di kabinet Jokowi.
Menurut Adi, PDI-P sudah mulai terbuka dengan kemungkinan bergabungnya Demokrat. Hal itu terlihat dari sambutan Sekretaris Jenderal PDI-P Hasto Kristiyanto dan Puan Maharani yang saat Idul Fitri menyempatkan berfoto bersama AHY.
”Itu sudah tidak ada penghalang. Tinggal dikonkretkan, misalnya, menjadi bagian dari koalisi Jokowi,” ujar Adi.
Dihubungi secara terpisah, Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) Erico Sotarduga menganggap wajar pertemuan antara AHY dan Megawati saat Idul Fitri.
Menurut Erico, tahapan pemilihan umum (pemilu) telah berlalu dan hanya tinggal menunggu hasil putusan sengketa hasil pemilu di Mahkamah Konstitusi. Karena itu, persoalan pemilu ini tidak lagi menjadi penghalang bagi para pihak untuk bersilaturahmi dan bertemu dalam suasana persaudaraan.
Mengenai kemungkinan Partai Demokrat merapat ke koalisi, Erico menilai dalam sistem demokrasi di Indonesia tidak mengenal istilah oposisi murni. Bagi Erico, selalu ada pilihan menjadi bagian di pemerintahan dan di luar pemerintahan. ”Itu hak internal Demokrat yang tidak mungkin kami campuri,” ujar Erico.
Kalaupun Partai Demokrat hendak bergabung ke Koalisi Indonesia Kerja, Erico mengatakan, partai-partai pengusung Joko Widodo-KH Ma’aruf Amin akan membicarakan bersama-sama segala keinginan dan kemungkinan yang ada ke depan.