Volume sampah di DKI pada hari pertama Lebaran berkurang drastis atau hanya 1.800 ton dibandingkan bulan Ramadhan yang mencapai 8.063 ton per hari. Sampah berkurang sebab banyak warga DKI pulang kampung merayakan Idul Fitri 1440 H.
Oleh
Stefanus Ato
·2 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Volume sampah di DKI Jakarta pada hari pertama Lebaran berkurang drastis atau hanya 1.800 ton dibandingkan dengan bulan Ramadhan yang mencapai 8.063 ton per hari. Sampah itu berkurang sebab banyak warga DKI Jakarta yang pulang kampung untuk merayakan Idul Fitri 1440 Hijriah.
Kepala Unit Pengelola Sampah Terpadu Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Asep Kuswanto mengatakan, sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Akhir Bantargebang, Kota Bekasi, Jawa Barat, pada Rabu lalu hanya 377 ritasi dengan total volume sampah sebesar 1.842 tonase. Adapun selama bulan Ramadhan, rata-rata volume sampah sebanyak 8.063 ton per hari.
”Sampah organik terutama sisa makanan masih mendominasi. Namun, yang jelas, tonasenya berkurang,” kata Asep, Kamis (6/6/2019), di Jakarta.
Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, sampah yang dihasilkan warga DKI Jakarta selama Ramadhan 2019 atau sejak 6 Mei sampai 4 Juni mencapai 241.911 ton. Dibandingkan dengan periode yang sama 2018, sampah yang dihasilkan saat Ramadhan 2019 meningkat sebanyak 12.530 ton. Pada 2018, sampah yang dihasilkan selama Ramadhan sebanyak 229.380 ton atau rata-rata 7.909 ton per hari.
Menurut Asep, sampah DKI Jakarta sebagian besar merupakan sampah sisa makanan. Hal itu karena selama bulan puasa, banyak makanan sisa berbuka puasa yang terbuang sia-sia.
Sampah DKI Jakarta sebagian besar merupakan sampah sisa makanan. Hal itu karena selama bulan puasa, banyak makanan sisa berbuka puasa yang terbuang sia-sia.
Pada April 2019, Rektor Institut Pertanian Bogor Arif Satria menyoroti pemborosan makanan yang menjadi salah faktor penyebab tingginya produksi sampah organik di Indonesia. Menurut dia, Indonesia merupakan negara nomor dua tertinggi di dunia yang memproduksi sampah makanan setelah Arab Saudi. Setiap tahun, satu orang Indonesia rata-rata membuang 300 kilogram makanan (Kompas, 2 April 2019).
Arif mengatakan, ketersediaan pangan menjadi salah satu unsur penting untuk menjaga ketahanan pangan. Namun, ketersediaan tidak cukup hanya dengan peningkatan produktivitas pangan, tetapi juga harus mengurangi potensi kehilangan makanan dan sampah makanan.
Kepala Seksi Pengendalian Pengoperasian Kebersihan dan Limbah B3 Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan Ali Yudho menambahkan, selama Ramadhan, Jakarta Selatan menyumbang sampah lebih dari 1.200 ton per hari. Namun, pada Rabu atau hari pertama Lebaran, produksi sampah Jakarta Selatan turun menjadi 350 ton.
”Hari kelima sebelum Ramadhan, ada tren kenaikan 30 persen sampai 40 persen hingga satu hari menjelang Lebaran,” kata Ali.
Adapun pada hari kedua Lebaran atau Kamis (6/6/2019), volume sampah di wilayah Jakarta Selatan mulai meningkat dari 350 ton menjadi 400 ton. Ali memperkirakan, volume sampah akan terus meningkat dan kembali normal setelah lima hari pasca-Lebaran.