Kapasitas Kapal Terbatas, Puluhan Pemudik ke Mamuju Tidur di Pelabuhan
Memasuki H+1 Lebaran, arus mudik masih terlihat di Pelabuhan Kariangau Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (7/6/2019). Puluhan penumpang tujuan Mamuju, Sulawesi Barat terpaksa bermalam di pelabuhan karena belum mendapatkan tiket kapal. Hal itu terjadi akibat keterbatasan armada dan kapasitas kapal.
Oleh
SUCIPTO
·3 menit baca
BALIKPAPAN, KOMPAS - Memasuki H+1 Lebaran, arus mudik masih terlihat di Pelabuhan Kariangau Balikpapan, Kalimantan Timur, Jumat (7/6/2019). Puluhan penumpang tujuan Mamuju, Sulawesi Barat terpaksa bermalam di pelabuhan karena belum mendapatkan tiket kapal. Hal itu terjadi akibat keterbatasan armada dan kapasitas kapal.
Para calon penumpang tidur di kursi ruang tunggu pelabuhan. Beberapa di antaranya menggelar tikar dan berbaring dengan memanfaatkan barang bawaan sebagai alas kepala. Untuk mengusir suntuk, mereka berjalan-jalan di sekitar pelabuhan.
Andi (19), salah satu calon penumpang mengaku sudah bermalam di ruang tunggu Pelabuhan Penyeberangan Kariangau sejak Kamis (30/5). Ia tidak kebagian tiket meski sudah mengantre saat loket buka selama seminggu. "Belum dapat (tiket). Kemarin banyak yang mengantre dan menginap. Saya selalu tidak kebagian," kata Andi.
Penumpang lain, Amirudin (60), baru datang setelah H+1 Lebaran dan berniat untuk bermalam di pelabuhan. Tempat tinggalnya di Samarinda, berjarak sekitar 120 kilometer atau 3,5 jam naik bus dari Pelabuhan Penyeberangan Kariangau.
Koordinator Satuan Pelaksana Pelabuhan Kariangau Balikpapan, Hotmarulitua Manalu, mengatakan, kapal ferry tujuan Mamuju beroperasi setiap dua hari sekali. Pada H-1 Lebaran, kapal tujuan Mamuju sudah berangkat semua, sementara tidak ada penyeberangan ke Mamuju saat Lebaran hari pertama dan kedua.
"Satu kapal tujuan ke Mamuju baru ada besok, Sabtu (8/6/2019)," ujar Hotmarulitua.
Ia mengatakan, terdapat dua kapal ferry tujuan Mamuju dari Kariangau, yakni Persada Nusantara dan Laskar Pelangi. Kapal ferry tujuan Mamuju hanya bisa menampung antara 335 orang dan 400 orang. Hal itu yang mengakibatkan tidak semua calon penumpang terangkut saat puncak arus mudik sejak H-2 Lebaran di Kariangau.
Pada H-2 Lebaran, sebanyak 2.148 penumpang berangkat dari Pelabuhan Kariangau. Hal itu meningkat lebih dari tiga kali lipat dibanding hari biasa. Pada H-2, sebanyak 1.391 penumpang berangkat dari Kariangau. Puncak arus mudik terjadi saat Lebaran, saat 7.705 penumpang berangkat dari pelabuhan itu.
Di Pelabuhan Semayang Balikpapan, arus mudik sudah tidak terlihat. Lonjakan penumpang terjadi pada H-4 dan H-5 Lebaran. Terdapat 4.658 penumpang yang berangkat dari pelabuhan Semayang pada H-5 dan melonjak pada H-4, yakni 7.040 penumpang. Sejak H-15 Lebaran, terdapat 51.980 penumpang yang naik dan turun di Pelabuhan Semayang.
Sejak H-15 Lebaran, terdapat 51.980 penumpang yang naik dan turun di Pelabuhan Semayang.
Cuaca
Menurut catatan Stasiun Meteorologi Kelas I Sultan Aji Muhammad Sulaiman Sepinggan Balikpapan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat disertai petir berpeluang melanda Balikpapan, termasuk Kariangau. Meskipun masih aman untuk jalur laut, tetapi ketinggian gelombang di atas 1,25 meter dengan kecepatan angin di atas 15 knot tetap perlu diwaspadai.
Hal itu perlu diwaspadai terutama oleh nelayan yang pergi melaut. Pada Senin (3/6/2019), seorang nelayan diduga hanyut karena dilaporkan belum kembali melaut di perairan Handil, Kutai Kartanegara. Hingga saat ini, Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas A Balikpapan masih mencari nelayan tersebut.
Kepala Seksi Operasi dan Siaga Kantor SAR Kelas A Balikpapan, Octavianto, mengatakan, pencarian dilakukan mengikuti arah angin menyusuri laut ke arah utara dari lokasi yang biasa digunakan korban melaut.
"Kami beserta tim gabungan polisi dan masyarakat masih melakukan pencarian. Sesuai Undang-Undang Nomor 29 tahun 2014 tentang pencairan dan pertolongan, operasi pencarian akan berlangsung selama 7 hari sejak pencarian awal," kata Octavianto.