Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Jumat (7/6/2019) karena investor menunggu tanda-tanda kemajuan nyata dalam kebuntuan perdagangan Amerika Serikat-Meksiko.
Oleh
Benny Dwi Koestanto
·3 menit baca
TOKYO, JUMAT — Pasar saham Asia melemah pada perdagangan Jumat (7/6/2019) karena investor menunggu tanda-tanda kemajuan nyata dalam kebuntuan perdagangan Amerika Serikat-Meksiko. Pada saat yang sama, data laporan ketenagakerjaan AS yang dapat memengaruhi arah suku bunga di sana juga ditunggu-tunggu.
Indeks MSCI dari saham Asia-Pasifik di luar Jepang naik tipis 0,04 persen dan tampak siap untuk sesi hati-hati. Indeks MSCI hanya naik 0,6 persen pada pekan ini. Indeks Nikkei Jepang menguat 0,3 persen, tetapi indeks saham Korea Selatan tergelincir 0,5 persen. Indeks E-Mini futures untuk S&P 500 sebagian besar mendatar.
Pejabat Meksiko dan AS telah mengadakan pembicaraan hari kedua tentang perdagangan dan migrasi pada hari Kamis di tengah laporan Presiden Donald Trump mungkin menunda pengenaan tarif yang akan jatuh tempo pada hari Senin pekan depan. Hal itu telah turut membantu Indeks Dow Jones mengakhiri Kamis dengan kenaikan 0,71 persen, sedangkan Indeks S&P 500 naik 0,61 persen dan Nasdaq 0,53 persen.
Namun, Gedung Putih kemudian mengatakan tarif akan berjalan sesuai jadwal dan ada laporan Trump mungkin menyatakan darurat nasional untuk menghindari keberatan Senat. Ketidakpastian itu membuat investor tidak terlalu optimistis, terutama dengan laporan gaji AS yang menjanjikan kuantitas yang tidak diketahui.
Prakiraan pasar menunjukkan jumlah pekerjaan akan naik 185.000 pada Mei dan pengangguran tetap rendah 3,6 persen. Namun, banyak pula yang ragu atas hal itu setelah data suram tentang perekrutan swasta yang dirilis awal pekan ini.
”Kami belum menyesuaikan proyeksi 185.000 untuk keseluruhan gaji nonpertanian pada bulan Mei,” kata Kevin Cummins, ekonom senior AS di RBS.
”Namun, kejutan besar apa pun dalam daftar gaji Mei tampaknya condong ke sisi rendah perkiraan kami, yang tidak akan terlalu mengejutkan mengingat meningkatnya ketidakpastian dalam prospek di AS dan kenaikan tren di atas yang terdaftar pada April.”
Ekspektasi The Fed
Anehnya, angka yang lemah mungkin benar-benar terbukti positif untuk ekuitas karena akan memperkuat kemungkinan penurunan suku bunga awal The Federal Reserve. Suku bunga sepenuhnya terpotong pada September lalu dan dua kemungkinan lagi selanjutnya pada pertengahan 2020. Imbal hasil US Treasury dua tahun mendekati level terendah sejak Desember 2017 di level 1,88 persen, setelah jatuh 28 basis poin hanya dalam dua pekan.
Pergeseran seismik dalam ekspektasi Fed telah menghambat dollar AS. Nilai tukar dollar AS turun 0,7 persen sepanjang pekan ini atas mata-mata uang utama global. Dollar AS setidaknya stabil terhadap yen di level 108,44 dan turun dari level terendah lima bulan terakhir di level 107,80. Mata uang tunggal euro melambung tajam semalam setelah Bank Sentral Eropa mendorong kembali waktu kenaikan suku bunga.
Di pasar komoditas, semua obrolan penurunan suku bunga secara global menjaga emas di level dekat tertinggi selama 15 pekan, yakni di level 1.333 per troy ons. Harga minyak naik sedikit setelah mengalami pekan yang sulit, tetapi masih rentan terhadap kekhawatiran tentang permintaan global dan kelebihan pasokan. Minyak mentah berjangka Brent melambung 59 sen menjadi 62,26 dollar AS per barel, tetapi masih turun 3,5 persen untuk pekan ini sejauh ini. Sementara itu, minyak mentah AS menguat 58 sen pada level 53,17 dollar AS per barel. (REUTERS)