Pecahnya kerusuhan pada saat 22 Mei lalu masih membekas di benak bangsa Indonesia hingga. Polarisasi yang terbentuk di masyarakat akibat Pemilu 2019 seakan tak kunjung usai.
Hingga kini, belum ada langkah konkret yang dilakukan oleh elit politik untuk melakukan konsolidasi. Bahkan, sejumlah elit tampak masih melontarkan komentar maupun cuitan provokatif di media sosial yang berpotensi menggesek konflik di akar rumput.
Guru Besar Riset Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris mengatakan, setelah melalui Ramadhan dan lebaran ini, sudah sepatutnya para elit politik menjadi teladan dan contoh yang baik bagi masyarakat. "Momentum yang sarat nilai keagamaan dan kedamaian ini seharusnya bisa dimanfaatkan untuk melakukan konsolidasi di tingkat elit politik," katanya saat dihubungi dari Jakarta, Jumat (24/05/2019).
Menurut Syamsuddin, politik itu soal bagaimana caranya membangun kepercayaan di mata masyarakat. Apa yang dilakukan oleh para elit politik tentunya akan dicontoh oleh masyarakat di akar rumput.
"Sedah saatnya saatnya kita saling memaafkan dan kembali ke fitrah," katanya.