Tiket Final Direbut Belanda, Inggris Menelan Pil Pahit
Inggris akhirnya menyerah dan harus memberikan tiket final UEFA Nations League kepada Belanda setelah kalah 1-3 melalui dua blunder konyol pada menit-menit terakhir di Stadion D Afonso Henriques, Guimaraes, Portugal, Kamis (6/6/2019) waktu setempat.
Oleh
aguido adri
·3 menit baca
GUIMARAES, JUMAT — Inggris akhirnya menyerah dan harus memberikan tiket final UEFA Nations League kepada Belanda setelah kalah 1-3 melalui dua blunder konyol pada menit-menit terakhir di Stadion D Afonso Henriques, Guimaraes, Portugal, Kamis (6/6/2019) waktu setempat.
Atas kemenangan tersebut, Belanda akan bertemu Portugal pada final di Stadion Do Gragao, Minggu (9/6/2019) waktu setempat. Masih di tempat yang sama, Inggris akan memperebutkan posisi ketiga melawan Swiss.
Kekalahan menyakitkan dari Belanda melalui dua blunder konyol menguburkan mimpi Inggris mengangkat trofi yang terakhir mereka raih tahun 1966. Padahal mereka mampu memberikan perlawanan sengit.
Terbukti mereka mampu unggul terlebih melalui gol penalti Marcus Rashford pada menit ke-32. Penalti tersebut didapat setelah De Ligt melanggar Rashford di kotak terlarang.
Namun, De Ligt menebus dosanya dengan mencetak gol tanduk dari sepak pojok yang dikirim Memphis Depay pada menit ke-73. Pluit wasit berbunyi tanda babak kedua selesai, tidak ada gol tercipta dari ke dua tim.
Pertandingan pun dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Di waktu inilah sebuah drama muncul. Jhon Stone bermain-main di daerah pertahanannya pada menit ke-97 dengan memberi umpan balik ke kiper Pickford. Kyle Walker berusaha menghalau bola muntah tersebut, justru masuk ke gawang timnya sendiri. Skor 2-1 untuk keunggulan Belanda.
Drama kedua, penyelesaian sederhana Quincy Promes pada menit ke-115 memastikan keunggulan Belanda 3-1 atas Inggris. Gol ini berawal ketika Memphis memanfaatkan blunder Harry Maguire dan Ross Barkley. Bola yang berhasil direbut Memphis kemudian dikirim ke Promes.
”Kesalahannya tidak seperti biasanya, itu hanya eksekusi dan kelelahan yang buruk. Saya tidak harus bereaksi berlebihan terhadap hal-hal itu dan mendukungnya di saat yang sulit bagi semua orang,” Kata Manajer Inggris Gareth Southgate membela anak asuhnya.
Setelah kekalahan ini, Southgate berjanji akan belajar dari kesalahan pertahanan yang diciptakan anak asuhnya. Penampilan mereka menunjukkan banyak pekerjaan yang masih harus dilakukan jika Inggris ingin mengakhiri kekeringan trofi pada musim panas mendatang di Euro 2020. Inggris akan menjadi tuan rumah pada laga semifinal dan final di Stadion Wembley.
”Saya pikir ini adalah pertandingan yang sangat penting bagi kami untuk direnungkan. Beberapa hari ke depan akan terasa menyakitkan setelah sampai pada tahap ini, tetapi kita akan lebih kuat untuk pengalaman itu,” kata Southgate.
Meski mampu membawa tim Inggris merasakan semifinal lagi seperti Piala Dunia 28 tahun yang lalu, Southgate dikritik karena meninggalkan tujuh finalis Liga Champions dalam skuadnya. Seperti meninggalkan kapten Tottenham Hotspur, Harry Kane, dan kapten Liverpool, Jordan Henderson, di bangku cadangan.
Sang bos membela keputusannya, ”Jika kami tidak bermain seperti itu, kami tidak akan pernah maju menjadi tim top. Itulah cara saya percaya mereka bisa bermain dan harus bermain,” ujarnya.
Sinar talenta muda
Sebelum memastikan kaki di Final, Belanda bahkan gagal lolos ke dua turnamen besar terakhir, Piala Dunia 2018 dan Piala Eropa 2016. Namun, talenta muda yang dimiliki telah memberikan perubahan dramatis dalam skuad Belanda. Salah satu pemain yang bersinar adalah Frenkie de Jong. Perannya begitu menonjol di lini tengah pasukan asuhan Ronald Koeman.
”Sebagian besar orang selalu melihat apa yang dia lakukan dengan bola, betapa tenangnya dia. Namun, jika Anda melihat dengan bijak berapa banyak bola yang ia menangi di lini tengah. Itu terlihat sangat mudah, tetapi ternyata tidak,” Ujar Koeman.
Selain De Jong, De Ligt menunjukan karakter dan mental kuat di usia mudanya. Tidak heran pemain 19 tahun ini diincar klub top Eropa, Barcelona salah satunya. (AFP)