Usai Lebaran, waktu pertemuan rekonsiliasi dua calon presiden, yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto, masih juga belum bisa dipastikan.
JAKARTA, KOMPAS - Momentum yang tepat untuk mempertemukan dua rival politik saat pemilihan presiden pada Pemilu 2019, Joko Widodo dan Prabowo Subianto, masih diupayakan. Pertemuan itu disebut hanya bertujuan untuk rekonsiliasi kedua kandidat seusai kontestasi yang sengit. Pertemuan tidak akan membicarakan kesepakatan atau konsesi politik.
Wakil Ketua Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin, Johnny G Plate, saat dihubungi di Jakarta, Jumat (7/6/2019), menegaskan, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo tidak akan memengaruhi proses persidangan sengketa hasil pemilu di Mahkamah Konstitusi (MK) yang akan dimulai pada 14 Juni 2019. Pertemuan juga tidak akan mengubah peta politik yang saat ini sudah terbentuk.
Adapun pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengajukan gugatan sengketa hasil pemilu ke MK setelah raihan suaranya ditetapkan 11 persen lebih rendah dari Jokowi-Amin. Pada 28 Juni, MK akan membacakan putusan sengketa.
Johnny mengatakan, perjumpaan Jokowi-Prabowo hanya bertujuan untuk rekonsiliasi sehingga diharapkan bisa meredakan ketegangan politik pascapemilu yang terbawa hingga akar rumput.
”Belakangan ini ada salah tafsir. Yang perlu diingat, pertemuan ini hanya untuk silaturahmi, bukan untuk seolah-olah bicara konsesi politik,” ujar Johnny.
Waktu yang tepat untuk pertemuan masih dicari. Johnny mengatakan, keputusan itu ada di tangan Prabowo. TKN berharap pertemuan itu bisa dilakukan sebelum putusan MK.
Esensi sama
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra Andre Rosiade mengatakan, pertemuan antara Jokowi dan Prabowo akan dilangsungkan saat yang tepat, kemungkinan seusai putusan MK keluar. ”Tak ada yang terlambat, mau saat Lebaran atau tidak, sebelum atau sesudah putusan MK, esensinya sama saja. Yang penting setelah ini semua langsung bekerja, baik sebagai oposisi maupun pemerintah,” katanya.
Di tengah upaya mempertemukan Jokowi dan Prabowo, belakangan ini berbagai perjumpaan lintas elite beberapa kali terjadi. Setelah pertemuan sejumlah tokoh di pemakaman Ibu Ani Yudhoyono, istri Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono, elite juga saling bersilaturahmi saat Lebaran.
Guru Besar Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Azyumardi Azra mengatakan, rekonsiliasi dan persatuan bisa terwujud hanya jika kedua belah pihak menghendaki. Momen Lebaran seyogianya bisa mendatangkan kesadaran itu.