London, jumat Inggris memulai tahapan mencari perdana menteri baru setelah Theresa May resmi mundur sebagai Ketua Partai Konservatif, Jumat (7/6/2019). Ia menyusul David Cameron yang juga mundur gara-gara isu Inggris keluar dari Uni Eropa atau Brexit.
Pada akhir Mei 2019, May sudah mengumumkan rencana pengunduran diri sebagai Perdana Menteri Inggris. Setelah pengumuman itu, May menindaklanjutinya dengan resmi mengundurkan diri sebagai Ketua Partai Konservatif sejak kemarin.
May menjadi PM setelah menjabat Ketua Partai Konservatif pada 2016. Ia menggantikan Cameron yang mundur dari kedua jabatan itu sehari setelah referendum Brexit pada 23 Juni 2016. Dulu, Cameron mundur karena gagal mencegah Inggris memutuskan keluar dari UE lewat referendum.
Kini, giliran May mundur karena gagal mendapatkan persetujuan parlemen Inggris atas proposal Brexit. May bolak-balik berunding dengan Brussels dan parlemen Inggris agar mendapatkan proposal yang bisa diterima. Proposal itu sudah disepakati dengan Uni Eropa (UE) dan butuh persetujuan parlemen Inggris agar bisa diterapkan. Setelah berbulan-bulan, parlemen tetap menolak mekanisme Brexit yang tercantum dalam proposal itu.
Dengan pengunduran diri sebagai ketua partai, May kehilangan hak untuk terus menjadi PM Inggris. Seperti di banyak negara penerap sistem parlementarian, kepala pemerintahan di Inggris adalah politisi yang memimpin partai atau koalisi partai pemilik kursi terbanyak di parlemen.
Proses pemilihan
Sampai ketua baru Partai Konservatif terpilih, May akan menjadi pelaksana tugas PM. Proses pemilihan ketua dimulai dengan pendaftaran para calon paling lambat Senin depan. Para calon terdaftar akan dieliminasi lewat pemungutan suara oleh 313 anggota parlemen dari Partai Konservatif, termasuk May, pada 13 Juni 2019.
Ada beberapa tahapan eliminasi hingga akhirnya tersisa dua nama pada 20 Juni nanti. Nama kedua kandidat itu kemudian akan diajukan dalam pemilihan suara yang diikuti setidaknya 100.000 anggota Partai Konservatif yang terdaftar.
Setidaknya 11 nama disebut akan bersaing. Mereka antara lain mantan Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson, Menteri Luar Negeri Jeremy Hunt, Menteri Lingkungan Hidup Michael Gove, dan Menteri Dalam Negeri Sajid Javid.
Calon terpilih punya waktu sampai 31 Oktober 2019, tenggat baru Brexit, untuk mendapatkan persetujuan parlemen Inggris atas proposal Brexit. Masing-masing calon berpendapat berbeda soal Brexit. (AFP/REUTERS/RAZ)