Arus balik mulai terlihat Jumat (7/6/2019). Sejumlah langkah disiapkan untuk mengantisipasi kepadatan arus balik yang diprediksi mencapai puncaknya pada Sabtu hari ini dan Minggu.
CIKAMPEK, KOMPAS Arus balik kendaraan menuju Jakarta mulai terlihat di Jalan Tol Trans-Jawa pada Jumat (7/6/2019) malam atau sehari seusai Lebaran (H+1). Arus balik ini diperkirakan akan mencapai puncaknya pada Sabtu hari ini dan Minggu. Sejumlah langkah telah disiapkan untuk mengantisipasi kepadatan kendaraan di Jalan Tol Trans-Jawa saat arus balik tersebut.
Semalam, kemacetan sempat terlihat, antara lain, menjelang Gerbang Tol (GT) Cikampek Utama. ”Saya sudah kena macet satu jam,” ujar Yedi Haryatna (47), pemudik asal Cirebon yang hendak ke Jakarta.
Berdasarkan data PT Jasa Marga, jumlah kendaraan yang melintasi GT Cikampek Utama menuju Jakarta pada Jumat pukul 06.00 hingga 14.00 mencapai 18.970 unit. Ini meningkat jika dibandingkan dengan Kamis yang sebanyak 6.492 kendaraan pada periode yang sama.
Jumlah kendaraan pada Jumat kemarin yang merupakan hari pertama arus balik ini (H+1) melampaui jumlah kendaraan yang melintasi GT Cikampek Utama dari Jakarta menuju arah timur pada hari pertama arus mudik (H-7) sebanyak 16.732 kendaraan.
Puncak arus balik
Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Inspektur Jenderal Refdi Andri, kemarin, di Cikopo, Jawa Barat, memprediksi puncak arus balik terjadi pada Sabtu dan Minggu (8-9/6). Saat arus mudik, ada sekitar 1,5 juta kendaraan yang meninggalkan Jakarta melalui jalur jalan tol dan non-tol serta terbagi dalam tujuh hari. Adapun saat arus balik diperkirakan hanya terbagi selama tiga hari.
Guna mengantisipasi kepadatan lalu lintas di Jalan Tol Trans-Jawa akibat arus balik ini, Korlantas Polri dan Kementerian Perhubungan telah menyiapkan sejumlah langkah, yaitu menerapkan sistem satu arah, mengatur penggunaan tempat istirahat (rest area), mengawasi kecepatan berkendara, hingga menonaktifkan GT Palimanan untuk transaksi.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan, perlu ada pengaturan lama penggunaan tempat istirahat. Pasalnya, selama ini tempat istirahat jadi salah satu pemicu kemacetan. ”Saya mengimbau agar pemudik tidak berhenti di tempat istirahat jika tidak mendesak,” ujar Budi Karya Sumadi, di GT Cikampek Utama, Jawa Barat. Sistem buka-tutup tempat istirahat akan diberlakukan untuk mengantisipasi kemacetan.
Selain pengaturan penggunaan tempat istirahat, Budi Karya memastikan akan menonaktifkan GT Palimanan jika kepadatan di lokasi tersebut mencapai tiga kilometer. Hal itu untuk mengantisipasi kemacetan panjang. Untuk itu, dia akan mengeluarkan surat edaran kepada instansi terkait, termasuk operator jalan tol.
Refdi Andri menuturkan, pengawasan kecepatan kendaraan yang melintasi Jalan Tol Trans-Jawa saat arus balik juga akan diperketat. Ia mengusulkan kecepatan kendaraan ke arah Jakarta adalah 80-120 kilometer per jam.
”Siapa pun yang berkendara di atas kecepatan 120 kilometer per jam akan kami beri tindakan tegas. Tindakan akan diberi pula bagi yang berkendara dengan kecepatan di bawah 80 kilometer per jam karena berpotensi memperlambat laju kendaraan lain,” kata Refdi.
Untuk rekayasa lalu lintas, Korlantas Polri tetap akan memberlakukan sistem satu arah mulai dari Kilometer 414 di GT Kalikangkung Semarang hingga Kilometer 70 GT Cikampek Utama, pada 7-10 Juni 2019 pukul 12.00 hingga 24.00. Sistem ini dapat diterapkan lebih awal atau lebih lama tergantung situasi di jalan tol.
Direktur Jenderal Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan, sistem satu arah masih menjadi rekayasa yang diandalkan. Namun, pihaknya akan mengalihkan kendaraan dari jalan tol ke arteri jika volume kendaraan membeludak.
Pengalihan ini akan diambil dengan melihat ruas Jalan Tol Palimanan sebagai indikator. Bila ruas jalan tol ini sangat padat, kendaraan akan dikeluarkan ke ruas arteri Plumbon atau Cirebon.
Sementara perusahaan otobus (PO) merasa keberatan dengan sistem satu arah dari Km 414 hingga Km 70 Cikampek. Ketua Umum PB Ikatan Pengusaha Muda Otobus Indonesia Kurnia Lesani Adnan menjelaskan, pada arus mudik minggu lalu, terjadi keterlambatan jadwal keberangkatan bus selama 3-5 jam dari arah Jakarta menuju arah Jawa Tengah dan Jawa Timur.
”Kami memprediksi, keterlambatan akan kembali terjadi jika sistem satu arah diberlakukan pada arus balik,” ujar Kurnia.
Kapal kandas
Kapal Mutiara Persada II yang mengangkut 308 penumpang dari Pelabuhan Merak, Cilegon, Banten, kandas saat hendak sandar di Pelabuhan Bakauheni, Lampung, Jumat pukul 04.45 dan hingga Jumat malam, kapal belum bisa ditarik ke dermaga. Penumpang menuntut agar proses evakuasi kendaraan dan barang dipercepat. Tidak ada korban jiwa dalam musibah itu.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai adanya potensi cuaca buruk selama masa arus balik Lebaran pada 7-10 Juni 2019. Sejumlah wilayah diprediksi berpotensi mengalami hujan lebat dan gelombang tinggi. Hal tersebut seperti disampaikan Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono R Prabowo, Jumat.