Libur Lebaran, Kunjungan Wisata di Yogyakarta Meningkat
Oleh
NINO CITRA ANUGRAHANTO
·3 menit baca
YOGYAKARTA, KOMPAS—Kunjungan wisatawan di sejumlah tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami peningkatan, pada masa libur Lebaran. Bagi destinasi yang dikelola warga desa, kondisi ini mampu sekaligus meningkatkan perekonomian di desa tersebut.
Hal itu setidaknya terjadi di Kawasan Wisata Tebing Breksi, di Desa Sambirejo, Kabupaten Sleman, dan Kawasan Wisata Nglanggeran, di Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul.
Ketua Pengelola Kawasan Wisata Tebing Breksi Kholik Widianto mengungkapkan, sebelum hari raya Idul Fitri, jumlah kunjungan hanya sekitar 2.000 orang per hari. Namun, satu hari setelah hari raya, tepatnya pada tanggal 6 Juni 2019, jumlah kunjungan bisa mencapai 6.900 orang. Ini melebihi perkiraan pengelola yang hanya sampai 5.000 orang pengunjung.
“Selama liburan Lebaran ini, jumlah pengunjung akan terus meningkat setiap harinya. Saya prediksikan, peningkatan ini akan terus terjadi sampai dua pekan setelah hari raya Lebaran,” kata Kholik, saat dihubungi, Jumat (7/7/2019) sore.
Kholik mengungkapkan, ia memprediksi, selama libur Lebaran ini, kawasan wisata tersebut bisa memperoleh penghasilan sedikitnya Rp 200 juta. Ia tidak ingat penghasilan dari pengelolaan wisata tersebut pada tahun-tahun sebelumnya. Tetapi, ia menyatakan, terjadi peningkatan pendapatan. Sebab, mulai tahun ini, kawasan wisata tersebut juga sudah menerapkan sistem tiket dengan harga Rp 5.000 per orang.
“Ini sangat mendongkrak perekonomian desa. Khususnya membuka lapangan pekerjaan. Karena, yang bekerja di tempat ini (Tebing Breksi) tidak kurang dari 400 orang. Selain itu, ada warga sekitar yang ikut membuka warung, baik di destinasi ini maupun di jalan menuju destinasi ini,” kata Kholik.
Kholik menyampaikan, pendapatan dari pengelolaan kawasan wisata Tebing Breksi juga sudah bisa menyumbangkan Pendapatan Asli Desa (PADes), pada tahun 2018, sebesar 300 juta. Ada juga sebagian pendapatan yang digunakan untuk pengembangan dan pemeliharaan tempat wisata tersebut.
Tebing Breksi menawarkan pemandangan yang indah. Pengunjung kerap kali menyasar batuan tebing yang diukir menyerupai naga dan tokoh wayang untuk berswafoto. Dari puncak tebing, wisatawan juga bisa melihat Candi Prambanan yang berada di utara destinasi tersebut.
Pengelola wisata juga menyediakan fasilitas jip wisata. Jip tersebut bisa mengantarkan wisatwan berkeliling ke destinasi wisata lainnya yang berada di sekitar Tebing Breksi. Bahkan, ada paket wisata yang bisa mengantarkan wisatawan menuju destinasi lainnya, yakni Gunung Api Purba Nglanggeran, di Desa Nglanggeran, Kabupaten Gunung Kidul.
Pengelola Kawasan Ekowisata Gunung Api Purba Nglanggeran Sugeng Handoko mengatakan, peningkatan juga terjadi untuk destinasi wisata Gunung Api Purba Nglanggeran. Biasanya, hanya ada sekitar 200-300 orang pengunjung per harinya. Selama dua hari setelah perayaan lebaran, setidaknya kunjungan bisa mencapai 400 orang per harinya.
Sementara itu, Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Wisata Nglanggeran Mursidi menyampaikan, terdapat sekitar 80 homestay yang disewakan kepada wisatawan di kawasan wisata tersebut. Namun, memang masa Lebaran ini homestay tidak banyak terisi. Ada sedikitnya 2 orang wisatawan saja yang menggunakan jasa homestay tersebut.
“Sejauh ini belum ada pesanan yang masuk. Pesanan homestay itu justru ada pada akhir Juni-Juli. Kebanyakan mereka merupakan wisatawan yang ingin melakukan wisata edukasi,” kata Mursidi.
Adapun wisata edukasi yang dimaksud itu berupa live in. Wisatawan tinggal selama beberapa hari di desa tersebut dan merasakan tinggal serta beraktivitas bersama warga desa. Mulai dari bertani hingga berternak.
Sugeng menjelaskan, memang terjadi pergeseran wisatawan yang menginap di homestay. Wisatawan tidak hanya menginap di hari-hari besar. Mereka lebih punya perencanaan tersendiri dalam waktu-waktu tertentu. Pendapatan dari pengelolaan wisata itu dengan menjual paket wisata di desa tersebut.