Greysia Polii/Apriyani berhasil menghilangkan beban melawan pemain Jepang. Mereka lolos ke semifinal Australia Terbuka setelah menundukkan pasangan nomor satu dunia, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara.
SYDNEY, JUMAT – Pebulu tangkis Jepang menjadi hantu yang menakutkan bagi pasangan ganda putri Indonesia, Greysia Polii/Apriyani Rahayu, pada 2018. Tahun ini, pasangan peringkat kelima dunia tersebut mencoba memupus kenangan buruk tersebut dengan pola pikir baru.
Ketika dikalahkan ganda putri nomor satu dunia, Mayu Matsumoto/Wakana Nagahara, pada semifinal kejuaraan dunia beregu campuran Piala Sudirman di Nanning, China, Mei, Greysia ditenangkan oleh pelatih ganda putri pelatnas, Eng Hian.
”Tenang, sedikit lagi. Kita sudah tahu caranya,” kata Eng Hian, seperti disampaikan Greysia setelah dikalahkan Matsumoto/Nagahara, 15-21, 17-21.
Rasa kecewa karena tak dapat mengantarkan Indonesia ke final—Indonesia dikalahkan Jepang 1-3—ketika itu akhirnya dibayar oleh kemenangan yang didapat pada perempat final Turnamen Australia Terbuka. Di Sydney Oympic Park, Jumat (7/6/2019), Greysia/Apriyani mengalahkan Matsumoto/Nagahara, 21-19, 21-18.
Ini menjadi kemenangan pertama Greysia/Apriyani atas juara dunia itu dari empat pertemuan.
”Intinya tidak boleh takut dengan pukulan-pukulan pemain Jepang yang memang penuh tenaga, harus lebih tenang dalam pengembalian bola. Saya meyakinkan kalau fisik mereka tidak lebih lemah dan kekuatan otot harus dilawan dengan kecerdikan di lapangan,” tutur Eng Hian, yang mendampingi Greysia/Apriyani di Sydney.
Tak hanya Matsumoto/Nagahara yang menyulitkan Greysia/Apriyani. Ayaka Takahashi/Misaki Matsutomo, Yuki Fukushima/Sayaka Hirota, dan Shiho Tanaka/Koharu Yonemoto menjadi bagian dari lapisan tembok tebal ganda putri Jepang. Dari 17 pertemuan dengan ganda putri Jepang pada 2018, 13 pertandingan berakhir dengan kekalahan bagi Greysia/Apriyani.
Pada awal 2019, empat pasangan Jepang yang berperingkat 10 besar dunia itu tetap menjadi lawan tangguh bagi ganda putri Indonesia yang diproyeksikan lolos ke Olimpiade Tokyo 2020 itu. Tetapi, kali ini, Greysia/Apriyani mampu memberi perlawanan lebih ketat.
Pada Malaysia Masters, Januari, Greysia/Apriyani kalah dari Fukushima/Hirota di final setelah melewati Takahashi/Matsutomo pada semifinal, masing-masing dalam tiga gim. Kekalahan tiga gim juga dialami dari Takahashi/Matsutomo pada semifinal Indonesia Masters.
Pola pikir yang diingatkan Eng Hian akhirnya membuahkan kemenangan di Sydney, yang akan mempertemukan Greysia/Apriyani dengan lawan kuat lainnya, Chen Qingchen/Jia Yifan (China), pada semifinal.
”Pada dasarnya, pekerjaan rumah saya saat ini sama seperti ketika baru bergabung dengan PBSI. Dulu, pemain China yang ditakuti, sekarang Jepang. Saya pikir, hanya pola pikir yang harus diubah untuk lebih kuat dan yakin. Mengenai hasil, pemain yang lebih kuat mental di lapangan, itu yang menang karena kemampuan pemain umumnya merata,” lanjut Eng Hian, yang dipercaya melatih ganda putri sejak Maret 2014.
Indonesia-Taiwan
Semifinal tunggal putra akan menjadi persaingan antara pebulu tangkis Indonesia dan Taiwan. Usai mengalahkan Lin Dan (China), 21-9, 24-22, pada perempat final, Jonatan ”Jojo” Christie akan berhadapan dengan Chou Tien Chen. Adapun pada semifinal lain, Anthony Sinisuka Ginting berhadapan dengan Wang Tzu Wei.
Kedua tunggal putra Indonesia itu memiliki modal untuk memenangi semifinal. Mereka unggul dalam rekor pertemuan dengan lawan masing-masing. Anthony unggul 3-2 atas Wang, sedangkan Jojo menang lima kali dari enam pertemuan dengan Chou. Namun, Jojo kalah pada pertemuan terakhir keduanya di Piala Sudirman.
Indonesia juga diwakili ganda campuran, Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti pada semifinal, Sabtu ini. Adapun Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja kalah dari Tang Chun Man/Tse Ying Suet (Hongkong), 20-22, 14-21. (iya)