Pemberlakuan sistem satu arah di Jalan Tol Trans-Jawa dari Pintu Tol Kalikangkung, Semarang, yang menuju ke Jakarta membuat arus lalu lintas menjadi lancar, Sabtu (8/6/2019) malam. Namun, para pemudik mengeluhkan kurangnya fasilitas toilet pada area istirahat sepanjang jalan tol.
Oleh
Soelastri Soekirno
·2 menit baca
BATANG, KOMPAS — Pemberlakuan sistem satu arah di Jalan Tol Trans-Jawa dari Pintu Tol Kalikangkung, Semarang, Jawa Tengah, yang menuju ke Jakarta membuat arus lalu lintas menjadi lancar, Sabtu (8/6/2019) malam. Namun, para pemudik mengeluhkan kurangnya fasilitas toilet pada area istirahat sepanjang jalan tol.
Sebelumnya, ruas jalan tol dari Bawen sampai Tembalang (Semarang) macet pada sore hari. Kemacetan itu disebabkan jalan tol yang mendaki dan banyak pengemudi mobil memilih berhenti di tepi jalan tol untuk beristirahat atau karena mobilnya mogok. Kondisi itu membuat lalu lintas tersendat yang akhirnya memicu kemacetan panjang di sepanjang jalur itu.
Kemacetan mulai terurai setelah pemudik mulai meninggalkan Tembalang dan menjelang masuk jalan tol menuju Jakarta karena jalan tol diberlakukan satu arah.
Namun, kelancaran arus lalu lintas terganggu oleh minimnya fasilitas ketersediaan toilet di Semarang hingga Batang. Pengelola area istirahat umumnya hanya menyediakan rata-rata lima toilet wanita dan pria sehingga mengakibatkan antrean panjang sampai lebih dari 15 meter di depan toilet perempuan.
Perlu waktu sekitar 20 menit untuk bisa masuk ke toilet perempuan. Hal itu terjadi di rest area Kilometer 379 B, arah contra flow ke Jakarta.
”Panjang banget antreannya. Sudah kebelet lagi. Tadi di rest area sebelum ini saya sudah berhenti, tetapi di sana antre panjang juga. Ya sudah, kami pindah ke rest area depannya, di sini. Eh, sama aja,” tutur Indah yang baru saja balik dari Tulungagung, Jawa Timur.
Indah menyesalkan pihak pengelola area istirahat yang tidak menambah fasilitas toilet sehingga tidak menyiksa pengunjung.
Karena terlalu lama menunggu antrean, sebagian perempuan yang akan pulang ke Jakarta memilih pergi ke toilet lain yang menurut sesama pengantre berjarak sekitar 500 meter dari area istirahat tersebut.
Seorang petugas menyarankan pengunjung memakai toilet lain, tetapi toilet perempuan yang masih baru itu ternyata masih dikunci.
Beberapa lansia yang tidak tahan ikut antre di depan toilet memilih kembali ke mobil. Sementara para lelaki memilih buang air kecil di luar toilet daripada antre lama.
Saat arus mudik, pengelola area istirahat di wilayah Bawen ke arah Solo menambah fasilitas toilet mobile di atas mobik milik pemda. Usaha itu cukup membantu para pemudik sehigga antrean di toilet tidak terlalu panjang.