Sistem Satu Arah dan Penambahan Gardu di Cipali Efektif
Puncak arus balik di Jalan Tol Cikopo-Palimanan, Jawa Barat, yang berlangsung sejak Sabtu, diprediksi berakhir Senin (10/6/2019) pagi.
Oleh
ABDULLAH FIKRI ASHRI
·4 menit baca
CIREBON, KOMPAS — Puncak arus balik di Jalan Tol Cikopo-Palimanan, Jawa Barat, yang berlangsung sejak Sabtu, diprediksi berakhir Senin (10/6/2019) pagi. Setelah itu, volume kendaraan bakal menurun. Penerapan sistem satu arah dan penambahan gardu dinilai efektif mengantisipasi kepadatan saat arus balik.
Berdasarkan data PT Lintas Marga Sedaya (LMS), pengelola Tol Cipali, pada Minggu pukul 06.00-14.00, sebanyak 43.643 kendaraan melintasi Gerbang Tol (GT) Palimanan ke arah Jakarta. Jumlah ini meningkat 32,94 persen dibandingkan dengan periode yang sama hari sebelumnya sebanyak 29.266 kendaraan.
Peningkatan terjadi antara lain karena sistem satu arah sudah diberlakukan sejak dini hari sehingga seluruh kendaraan mengarah ke Jakarta. Dalam keadaan normal, jumlah kendaraan yang masuk di GT Palimanan ke arah Jakarta pada periode yang sama mencapai 23.500 kendaraan.
Pada Minggu siang, antrean menjelang GT Palimanan mencapai sekitar 1 kilometer. Namun, arus kendaraan masih mengalir. GT Palimanan, Kabupaten Cirebon, Jawa Barat, merupakan gerbang tol transaksi sehingga pengendara membutuhkan waktu untuk membayar tol.
Wakil Presiden Direktur PT LMS Firdaus Azis mengatakan, peningkatan volume kendaraan pada Minggu pagi menunjukkan puncak arus balik yang terjadi sejak Sabtu masih berlangsung hingga Senin pagi. Data PT LMS menunjukkan, pada Sabtu pukul 06.00 hingga Minggu pukul 06.00, sebanyak 108.017 kendaraan melintas GT Palimanan.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan puncak arus balik tahun lalu, sekitar 94.000 kendaraan. Ini rekor volume kendaraan tertinggi saat puncak arus balik sejak tol sepanjang 116,7 kilometer itu beroperasi pada 2015.
”Volume kendaraan hari ini pukul 06.00 hingga Senin pukul 06.00 tidak jauh beda dengan periode yang sama kemarin. Sebab, besok sebagian orang sudah masuk kerja. Setelah itu, arus kendaraan menurun. Puncaknya sudah terlewati,” lanjutnya.
Menurut Firdaus, jumlah pemudik yang telah kembali melalui Tol Cipali hingga siang tadi tercatat sekitar 373.000 kendaraan. ”Masih ada 200.000 kendaraan yang belum kembali. Arus akan terpecah hingga H+10 Lebaran atau Sabtu (15/6). Sebab, masih ada libur sekolah,” ucapnya.
Secara kumulatif, total volume kendaraan yang melintas di Cipali sejak arus mudik hingga kini mencapai 1.052.468 unit. Jumlah ini naik 5,34 persen dari tahun sebelumnya, yakni 999.111 kendaraan. Meski demikian, jumlah tersebut masih di bawah target PT LMS, yakni 12 persen.
Menurut dia, penerapan sistem satu arah atau one way dan penambahan gardu transaksi di GT Palimanan efektif mengantisipasi kepadatan saat arus balik. ”Memang ada antrean 1 kilometer, tapi 10 menit sudah terurai,” ujarnya.
Sebelumnya, Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri menerapkan sistem satu arah sejak Sabtu pukul 12.00 dan menurut rencana hingga Minggu pukul 24.00. ”Ini yang terlama, lebih dari 24 jam,” katanya.
Awalnya, Korlantas Polri memberlakukan sistem satu arah dari Km 414 GT Kalikangkung hingga Km 70 Cikampek dari pukul 12.00 sampai 24.00. Namun, Sabtu, rute sistem satu arah diperpanjang dari Km 439 hingga Km 29 di Cikarang Utama.
Peningkatan kapasitas gardu untuk transaksi di GT Palimanan juga dapat mengurai kepadatan. Saat arus mudik, jumlah gardu untuk transaksi sebanyak 26 unit. Pada arus balik, 38 gardu dioperasikan, termasuk 13 mobile reader atau pelayanan transaksi berjalan.
Petugas layanan tol juga ditambah dari 90 orang menjadi 120 orang per hari. Pengatur lalu lintas juga demikian, dari 18 orang menjadi 24 orang per hari.
”Dengan langkah antisipasi ini, rencana Kementerian Perhubungan untuk menonaktifkan GT Palimanan saat antrean mencapai 3 km tidak perlu dilakukan,” ujarnya.
Jalur pantura
Sementara itu, di jalur pantura, kepadatan juga terpantau di Kalijaga, Harjamukti, Weru, dan Palimanan, Cirebon, Jabar. Pada Minggu pukul 11.00 hingga sekitar pukul 16.00, kendaraan dari arah Jawa Tengah menuju Jakarta dialihkan melalui jalur alternatif Karangampel, Indramayu.
Kendaraan diarahkan melalui Jalan Samadikun-Gunung Jati-Kepetakan-Karangampel-Jatibarang-Losarang, Indramayu, lalu mengarah ke Jakarta. Dibandingkan melalui jalur pantura Cirebon, jarak jalur alternatif tersebut lebih jauh, lebih dari 3 kilometer.
”Pengalihan arus ini buka-tutup sistemnya. Waktunya tentatif dan situasional. Kalau pantura Cirebon sudah lancar, pengalihan arus ditutup,” ucap Kepala Bagian Operasi Satlantas Polres Cirebon Kota Inspektur Dua Jony.