Hujan deras yang turun hampir setiap malam sejak 5 Juni lalu mengakibatkan empat kecamatan di Samarinda, Kalimantan Timur, terendam banjir sehingga membuat ribuan warga terdampak.
Oleh
SUCIPTO
·2 menit baca
SAMARINDA, KOMPAS – Hujan deras yang turun hampir setiap malam sejak 5 Juni lalu mengakibatkan empat kecamatan di Samarinda, Kalimantan Timur, terendam banjir. Akibatnya, ribuan warga terdampak serta jalan utama lumpuh karena tidak bisa dilalui kendaraan. Penerbangan ke dan dari Samarinda juga terhambat.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Samarinda Sulaiman Sade, Minggu (9/6/2019), mengatakan, wilayah terdampak banjir yakni Kecamatan Samarinda Utara, Samarinda Ilir, Samarinda Ulu, dan Sungai Pinang. Genangan air tertinggi hingga sekitar 70 sentimeter.
“Kami masih mendata wilayah-wilayah terdampak. Kami dibantu TNI, Polri, dan Basarnas, untuk mengevakuasi korban yang rumahnya terendam. Saat ini, korban banjir masih diungsikan ke rumah keluarga yang tidak terdampak banjir,” kata Sulaiman.
Sulaiman mengatakan, jumlah warga yang terdampak banjir lebih dari 5.000 jiwa. Tim gabungan menyediakan perahu karet untuk membantu mengevakuasi warga. Beberapa warga ada yang bertahan di rumah untuk menjaga barang-barang berharga sambil menyelamatkan barang-barang ke tempat yang lebih tinggi.
Hujan mengguyur Samarinda hampir setiap malam menjelang pagi selama 4-5 jam. Hal itu mengakibatkan air Sungai Mahakam, sungai terbesar di Kaltim, meluap dan menggenangi jalan utama serta permukiman warga. Banjir juga terjadi di jalur poros Samarinda-Bontang, tetapi sejak pukul 12.00 Wita sudah berangsur surut dan bisa dilalui kendaraan.
Akses menuju Bandar Udara Aji Pangeran Tumenggung (APT) Pranoto Samarinda juga tak bisa dilintasi angkutan umum karena tinggi banjir mencapai 50 sentimeter. Bus bandara pun hanya bisa menunggu penumpang di Terminal Lempake Samarinda, berjarak sekitar 16 kilometer dari bandara. Calon penumpang dan petugas bandara pun harus dibawa menggunakan mobil Basarnas, TNI, dan Polri.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara APT Pranoto Dodi Dharma mengatakan, penerbangan pukul 07.00 Wita ke berbagai daerah tidak bisa diberangkatkan karena harus menunggu penumpang dan kondisi cuaca yang tidak memungkinkan.
“Penerbangan pagi hari sampai tertunda tiga jam dan baru diberangkatkan pukul 10.00 Wita. Beberapa kru pesawat juga ada yang tidak bisa keluar hotel karena genangan air sampai sepinggang,” kata Dodi.
Kondisi cuaca yang buruk juga mengganggu penerbangan ke Samarinda pada pagi hari. Pesawat yang seharusnya mendarat di APT Pranoto terpaksa harus mendarat di Bandara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, Sepinggan, Balikpapan.
Menurut prakiraan cuaca Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, hujan lebat disertai angin kencang dan petir masih berpotensi terjadi di Kalimantan Timur, termasuk Samarinda, hingga Selasa (11/6). BPBD Samarinda akan terus mengevakuasi warga ke daerah yang lebih tinggi sampai air benar-benar surut dan cuaca membaik.