BANDAR LAMPUNG, KOMPAS - Meningkatnya jumlah penumpang di Pelabuhan Bakauheni, Lampung membuat waktu antre mencapai empat jam. Sebanyak 13 penumpang pingsan karena kelelahan.
Amatan Kompas sepanjang Minggu (9/6/2019) penumpukan penumpang terjadi sejak pukul 09.00 hingga pukul 17.00. Kepadatan terjadi di pintu masuk ke ruang loket, pembelian loket, tempat pindai kode batang tiket, lorong menuju ruang tunggu, dan di lorong menuju kapal. Penumpang harus menghabiskan waktu sampai 4-5 jam untuk bisa masuk ke kapal.
Erli dan istrinya Yaya membawa bayi usia 5 bulan terlihat lesu di kursi ruang tunggu. Erli telah melewatkan tiga kapal di dermaga II tempat dia seharusnya naik ke kapal. Namun, karena melihat antrean tidak tertib dia tidak berani menerobos. Ia khawatir terjadi hal buruk pada bayinya.
Pasangan suami istri itu pasrah menunggu diberikan kesempatan masuk ke kapal. "Seharusnya diutamakan dulu yang bayi bayi. Kalau begini saya harus tunggu sampai landai. Saya khawatir kalau malam di Merak tidak ada lagi bis ke Cikarang, Bekasi," kata Erli.
Erli tiba di pelabuhan pada pukul 12.30. Setelah antre tiket dia baru bisa masuk ke ruang tunggu sejak pukul 14.00. Namun dia baru bisa masuk ke kapal pada pukul 17.00. Itupun setelah wartawan menyampaikan kepada petugas agar memprioritas penumpang membawa bayi.
Suasana arus balik di Pelabuhan Bakauheni sangat padat. Penumpang harus mengantre di lima lokasi yakni, pintu masuk ke ruang loket, pembelian loket, tempat pindai kode batang tiket, lorong menuju ruang tunggu, dan di lorong menuju kapal.
Para penumpang terlihat kelelahan. Bahkan sebanyak 13 penumpang pingsan karena kelelahan saat mengantre. Penumpang tersebut dirawat di posko kesehatan.
Penumpang mengeluh karena harus mengantre terlalu lama. Selain itu, suasana di ruangan pindai tiket panas. Dua kipas angin yang diletakkan di tengah ruang tidak memadai. Sesekali terdengar suara tangisan bayi karena kepanasan. Para penumpang meneriakkan kekecewaan terhadap pengelolaan yang dianggap buruk. Beberapa penumpang terlihat merokok di area antre pindai tiket.
Irwanto penumpang lainnya mengatakan pada tahun lalu antrean tidak sepadat kaki ini. Pada saat mudik dari Pelabuhan Merak juga tidak terjadi penumpukan. "Dari antre tiket sampai naik ke kapal saya menghabiskan waktu lima jam," kata Irwanto.
Direktur Utama PT Ferry Indonesia (Persero) Ira Puspadewi mengatakan kepadatan penumpang terjadi sejak Sabtu hingga Minggu. Arus balik yang lebih pendek daripada arus mudik membuat penumpang bergerak sekaligus sehingga kepadatan sulit diantisipasi.
Pada Sabtu sejak pukul 08.00 hingga Minggu pukul 08.00 jumlah penumpang yang menyeberang sebanyak 156.000. Jumlah ini meningkat tajam dibandingkan sehari sebelumnya 98.800 penumpang. Jumlah kendaraan yang menyeberang juga naik dari 17.745 unit menjadi 34.300 unit.
Ira menuturkan, hari Minggu terakhir puncak arus balik mengingat Senin, 10 Juni perkantoran mulai aktif. Namun, kata Ira belum semua pemudik balik. Dia memperkirakan arus balik dengan gelombang kecil terjadi hingga beberapa hari ke depan.