Wilayah Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, masih diterjang banjir setinggi 10 cm-1 meter, Senin (10/6/2019) pagi, akibat meluapnya Sungai Landak. Banjir kini melanda kota Ngabang, ibu kota Landak, dan merendam ratusan permukiman.
Oleh
EMANUEL EDI SAPUTRA
·3 menit baca
PONTIANAK, KOMPAS — Wilayah Kabupaten Landak, Kalimantan Barat, masih diterjang banjir hingga setinggi 1 meter, Senin (10/6/2019) pagi, akibat meluapnya Sungai Landak. Banjir itu kini melanda kota Ngabang, ibu kota Landak, dan merendam ratusan permukiman.
Sebelumnya, Sabtu (8/6/2019), banjir bandang menerjang Kecamatan Mandor setinggi 1 meter. Banjir itu bahkan mengakibatkan korban jiwa seorang warga Mandor bernama Heru Gunawan (19), (Kompas.id, 8/6/2019).
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Landak, Banda Kolaga, Senin (10/6/2019), mengatakan, beberapa hari lalu banjir menerjang sejumlah kecamatan. Banjir terparah terjadi di Kecamatan Mandor.
”Namun, banjir di daerah-daerah itu sekarang berangsur surut. Kini banjir giliran melanda kota Ngabang. Banjir di Ngabang merendam ratusan permukiman warga, antara lain di daerah Mungguk banjir melanda 80 keluarga, di Riam Panjang 150 keluarga, dan di Desa Rasa sekitar 165 keluarga,” tutur Banda.
Banjir di Ngabang tidak mengakibatkan korban jiwa. Namun, ada tiga keluarga yang dievakuasi ke Kantor Koramil karena permukiman mereka terendam banjir. Kemudian untuk warga lainnya, ada yang bertahan di lantai dua rumah mereka.
”Tim juga masih bersiaga untuk mengantisipasi kemungkinan adanya hujan lebat beberapa hari ke depan. Tim medis juga telah disiapkan untuk mengantisipasi adanya warga yang sakit,” ujar Banda.
Joko (32), warga Ngabang, mengatakan, pusat perbelanjaan masih buka karena tidak terendam banjir. Demikian juga aktivitas sekolah tidak ada hambatan. Secara umum banjir di Ngabang tidak menghambat aktivitas warga. Jalur dari Ngabang menuju Kabupaten Sanggau juga bisa dilintasi.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Bandara Internasional Supadio Pontianak, Fitri Doyo, mengatakan, secara umum wilayah di Kalbar sejak hari ini hingga enam hari ke depan intensitas hujannya mulai ringan. Namun, ada beberapa daerah di Kalbar bagian timur yang perlu mewaspadai peningkatan intensitas hujan.
Wilayah itu antara lain Kabupaten Kapuas Hulu, Sintang, dan Melawi. Saat ini intensitas di wilayah itu masih ringan. Namun, pada 13-15 Juni intensitas hujan di daerah itu diprakirakan sedang hingga tinggi.
Kepala BPBD Provinsi Kalbar TTA Nyarong mengatakan, di Kalbar ada 109 desa yang rawan banjir dari 2.031 total desa di Kalbar. Upaya penanganannya tetap harus ada surat keputusan (SK) mengenai status bencara banjir dan puting beliung di kabupaten yang ditandatangani kepala daerah masing-masing.
Hingga sejauh ini sudah ada beberapa bupati yang sudah menetapkan status tanggap darurat banjir dan puting beliung. Daerah-daerah tersebut yaitu kabupaten Bengkayang, Melawi, Landak, dan Kapuas Hulu. Daerah-daerah itu setiap tahun rawan banjir. Untuk daerah lainnya, sedang dalam proses.
Daerah lainnya yang rawan banjir diharapkan secepatnya menetapkan status. Sebab, penetapan status bencana penting. Jika para bupati telah menetapkan SK tanggap darurat, akan cepat pula dana penanganan dikucurkan. Kabupaten juga bisa meminta bantuan dana dari provinsi atas dasar SK yang telah dikeluarkan tersebut.
Nyarong juga mengingatkan kepada masyarakat agar tetap mewaspadai potensi hujan lebat yang bisa mengakibatkan banjir dan tanah longsor. Sebab, dari pertemuan beberapa waktu lalu, intensitas hujan di beberapa wilayah diprakirakan masih ada yang tinggi.